BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu cara untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran adalah melalui
kegiatan tes. Melalui tes atau yang lebih dikenal dengan istilah lainnya yakni
ulangan seorang guru dapat mengukur, menganalisa dan mengetahui berhasil
tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah dikenal istilah kegiatan ulangan baik dilangsungkan
setiap akhir pembelajaran (pos tes), ulangan harian (formatif), Ulangan Tengah
Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
maupun Ujian (US/UN).
Mengingat
bahwa fungsi tes sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran, maka betapa
pentingnya makna sebuah tes bagi guru, siswa, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian
tes merupakan kegiatan penting sebagai alat evaluasi.
Dalam
kegiatan tes diperlukan perangkat tes yang disebut instrumen yakni dalam bentuk
butir soal. Butir soal inilah yang dianggap layak dijadikan alat ukur keberhasilan
pembelajaran. Oleh karena itu butir-butir soal harus disusun sebaik-baiknya
oleh guru dengan memedomani standar kriteria/kaidah penyusunan soal yang baik
dan benar.
Kenyataan
yang ada di lapangan, banyak dijumpai jenis soal yang kurang baik dan tidak disusun
berdasarkan kriteria penyusunan soal yang baik dan benar sehingga tidak bisa
dijamin kevalidannya sebagai alat pengukur keberhasilan pembelajaran dan
kemajuan siswa.
Fenomena
di lapangan banyak soal yang disusun seadanya tanpa mengacu kepada standar
penyusunan soal yang benar. Penyusunan butur soal tidak dilakukan dengan
berpedoman pada kaidah yang telah ditetapkan. Bahkan rumusan butir soal banyak
yang tidak berpedoman kepada kisi-kisi soal dan hanya menyunting dari soal yang
sudah ada sebelumnya baik itu yang bersal dari buku kumpulan soal maupun LKS yang biasa beredar di pasaran.
Dari
sejumlah 35 item soal Bahasa Indonesia Kelas VI Ulangan Umum Semester (UAS) I
Tahun pelajaran 2015-2016 yang disusun
oleh guru SD Negeri Sunyalangu yang berbentuk pilihan ganda ditemukan
sejumlah 27 atau 77,1% soal yang kurang memperhatikan
ejaan dalam penulisannya. Baik itu dalam
penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, penggunaan tanda baca yang tidak
tepat, dan permasalahan kaidah bahasa lainnya. Sementara ditemukan juga
sebanyak 7 atau 20% soal yang kurang baik dalam hal kontruksinya.
Sebanyak 13 soal atau 37,1% ditengarai
memiliki option yang tidak homogen.
Dalam hal kejelasan soal terdapat 5 soal atau 14% soal tidak jelas
maksudnya sehingga sulit untuk dipahami. Dan 6 soal atau 17,1% bermasalah dalam hal kebahasaan utamanya
penggunaan kata tidak baku, serta 3 soal atau 8,6% kurang baik dalam hal fungsi
pengecoh.
Oleh
karena itu, dipandang perlu untuk mengkaji fenomena tersebut melalui kajian
kritis terhadap soal UAS I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dimaksudkan untuk
merefleksi diri terhadap kelemahan-kelemahan dalam penyusunan butir soal demi
lebih baiknya lagi hasil kegiatan di masa mendatang.
B.
Rumusan masalah
Hal-hal
apa sajakah yang akan dikaji dalam tulisan ini dapat dirumuskan dengan rumusan
masalah sebagai berikut : Fenomena apa sajakah yang dijumpai di lapangan dalam hal
penyusunanan butir soal dan bagaimanakah
naskah soal yang baik berdasarkan
kriteria atau kaidah yang ada?
C.
Pembatasan masalah
Sesungguhnya
banyak masalah yang dijumpai dalam penyusunan butir soal tersebut. Masalah-masalah tersebut dapat
dikaji berdasarkan tiga kajian, yakni berdasarkan kesesuaian materi dengan
indikator, berdasarkan strukturnya, dan berdasar kebahasaannya. Demikian pula
dalam hal jenis mata pelajaran dan tingkatan kelasnya. Namun karena
keterbatasan penulis maka dalam kajian ini hanya akan dibahas tentang kesalahan-kesalahan
penyusunan butir soal tes ditinjau dari
unsur struktur soal dan
kebahasaannya saja. Dan dalam kajian ini pun hanya akan dianalisis satu
mata pelajaran pada satu tingkatan kelas saja yakni Pelajaran Bahasa Indonesia
kelas 6.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian tes
Tes
atau disebut juga ulangan merupakan salah satu kegiatan mengukur terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
di satuan pendidikan yaitu sekolah.
Lebih sempit lagi, tes dapat
didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh
informasi akurat tentang hasil belajar (Nurwardani :2010). Untuk melaksanakan
tes atau ulangan diperlukan perangkat tes atau instrumen tes yang disebut
dengan istilah butir soal.
B.
Fungsi soal tes
Fungsi
soal tes adalah sebagai alat ukur terhadap kemampuan siswa dalam menyerap
materi yang dilakukan melalui
pembelajaran di sekolah. Seberapa jauh kemampuan mereka dalam menyerap materi
pelajaran baik yang terkait dengan ranah kognetif, afektif, maupun psikomotor,
maka diukurlah melalui tes. Meskipun soal tes bukanlah satu-satunya alat untuk
mengukur hasil pembelajaran siswa, namun demikian soal tes memang lebih lazim
digunakan karena dianggap paling efektif dan dapat mewakili secara keseluruhan.
C.
Pengertian Analisis dan Analisis Butir
soal
Dalam
kamus Bahasa Indonesia istilah analisis atau menganalisis memiliki kesamaan
makna dengan menganalisa, yakni penyelidikan suatu peristiwa (karangan,
pembuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk
perkaranya, dsb.(Poerwadarminta, 1984:39).
Adapun
pengertian butir soal adalah seperangkat pertanyaan yang berfungsi untuk
menggali informasi tentang keberhasilan sebuah proses, dalam hal ini adalah
pembelajaran. Dengan demikian pengertian analisis butir soal dapat ditarik dari
pengertian kedua makna kata tersebut yakni penyelidikan terhadap seperangkat
pertanyaan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pertanyaan atau butir soal tersebut disusun.
Pengertian
serupa juga dikemukakan Nurwardani (2010) dimana analisis butir soal dimaknai
sebagai proses untuk mengkaji kualitas butir-butir soal tes obyektif.
D.
Fungsi atau kegunaan analisis soal
Adapun
fungsi atau keguanaan analisis butir soal menurut Nurwardani(2010) selain
mengukur kualitas butir soal tersebut juga dapat memberikan informasi baik
tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu analisis perlu
sekali untuk dilakukan demi menjaga mutu butir soal agar selalu dapat dipercaya
fungsinya untuk mengukur keberhasilan pembelajaran secara benar dan akurat.
E.
Kriteria penyusunan soal yang baik
Kriteria
penyusunan butir soal disebut juga sebagi kaidah, yakni aturan-aturan yang
harus dipedomani oleh guru atau para penyusun butir soal agar dapat menghasilkan
butir soal yang baik dan benar sesuai
dengan fungsi soal tersebut.
Mengingat
bahwa butir soal tes dianggap mampu mengukur kemajuan dan keberhasilan siswa
dalam pembelajaran, maka diperlukan kualitas butir soal tes yang tinggi.
Idealnya butir soal tes disusun dengan mengacu pada kriteria penyusunan atau
kaidah yang baik dan benar. Butir soal
yang disusun oleh penyusun semestinya baru dapat digunakan setelah melalui
tahap analisis butir soal.
Ada
tiga jenis analisis butir soal yakni ; pertama,
analisis berdasarkan substansi/ materinya , yakni berkaitan dengan kesesuaian butir soal , materi,
dan indikator. Analisis ke dua berdasarkan konstruksi soal, yakni terkait
dengan grafika, penempatan, dan kelengkapan soal. Sedangkan analisis ke tiga
berdasarkan kebahasanaannya, yakni
terkait dengan ketatabahasaan, struktur kalimat, ejaan, dan lain-lain(Karwapi :
2012).
Hal
itu juga diungkapkan oleh Nurwardani (2010) yang menjelaskan bahwa menganalisis
butir soal dimulai dengan menganalisis konstruksi soal yang kemudian
dilanjutkan analisis isi soal, dan mencermati indikator soal.
Lebih
lanjut Nurwardani menjelaskan tentang analisis spesifikasi soal yang meliputi
aspek keterukuran dan validasi soal. Analisis keterukuran merupakan analisis
sejauh mana komponen perilaku dalam indikator benar-benar dapat diukur. Sedangkan validitas soal meliputi validitas muka, validitas isi, dan
validitas konstruk.
Jika
butir soal sudah dianalisis berdasarkan tiga kriteria tersebut dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai kaidah yang ada maka barulah butir
soal dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Butir
soal yang baik berdasarkan kaidah kesesuaian dengan indikator dimaknai bahwa
soal yang disusun memiliki kualitas yang baik jika mampu mengukur apa yang
sebenarnya harus diukur sesuai dengan materi yang diujikan. Jika suatu pembelajaran bertujuan agar siswa
mengetahui jenis-jenis karangan, maka soal yang dibuat tentu tentang
jenis-jenis karangan.
Konstruksi
soal merupakan kaidah penyusunan soal yang dipandang dari sudut penulisan
(grafika), penempatan soal dan kelengkapan soal. Soal yang memenuhi kaidah
tersebut antara lain tidak terlalu bertele-tele dan secara visual bagus
dipandang. Memiliki jawaban pilihan yang
relatif sama panjang, dan lain-lain.
Sedangkan
kaidah soal yang baik secara kebahasaan diantaranya memiliki struktur bahasa
dan kalimat yang benar dan baik, ditulis dengan ejaan yang benar, dan mudah
dipahami.
Butir
soal pilihan ganda terdiri atas tiga bagian, yakni bagian stimulus/ dasar
pertanyaan ( bila ada), pokok soal ( stem), dan pilihan jawaban (option) yang
terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh jawaban.
Beberapa kriteria penyusunan butir soal tes
yang baik dan benar yang digunakan
sebagai acuan secara praktis antara lain :
1. Butir
soal harus sesuai dengan indikator yang diukur.
2. Panjang
pilihan jawaban relatif harus sama.
3. Pilihan
jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
4. Pengecoh
harus berfungsi.
5. Setiap
soal hanya ada satu jawaban yang benar atau paling benar.
6. Pokok
soal harus dirumuskan dengan jelas dan tegas.
7. Rumusan
pokok soal dan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
8. Pokok
soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
9. Pokok
soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
10. Pilihan
jawaban tidak mengandung pernyataan semua jawaban benar atau semuan jawaban
salah.
11. Jawaban
berbentuk angka harus diurutkan berdasarkan besar kecilnya nilai angka atau
urutan kronologisnya.
F.
Tata kalimat soal tes
Disamping
kriteria di atas, penyusunan soal juga perlu memperhatikan kaidah bahasa.
Dengan demikian dalam hal penyusunan soal tidak dapat terlepas dari masalah
ketatabahasaan dan kaidah bahasa Indonesia yang baku.
Tata
bahasa adalah aturan berbahasa yang telah ditetapkan sesuai setandar kebahasaan
yang baku, dan benar sesuai bahasa setempat yang berlaku yakni bahasa
Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
Fenomena yang ada pada soal tes
Dari hasil analisis sederhana yang dilakukan oleh
penulis setelah mengamati secara cermat terhadap soal Ulangan Akhir Semester I
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6 tahun pelajaran 2105/2016 didapatkan
sejumlah masalah yang perlu dikaji secara mendalam guna perbaikan pada kegiatan
sejenis di kemudian hari.
Beberapa masalah yang ditemukan antara lain masalah
penyusunan soal yang tidak memenuhi kriteria soal yang baik dan tidak pula
memenuhi kriteria kebahasaan yang baik. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan
dikaji, dipaparkan tentang masalah tersebut dengan dasar teori kriteria atau
kaidah penyusunan soal dan ketatabahasaan Indonesia.
Sebenarnya dalam penelaahan terhadap butir soal
dapat dilakukan berdasarkan 3 ketentuan yakni ; 1) berdasar kesesuaian soal
dengan konten kurikulum, b) berdasarkan struktur penyusunannya, dan c) berdasar
kebahasaannya.
Namun demikian mengingat keterbatasan penulis maka
dalam kajian ini hanya akan dikaji satu mata pelajaran saja dan satu kelas saja
yakni mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas enam sekolah dasar.
Perlu diperhatikan pula bahwa dalam pembahasana ini
penulis tidak mengkaji soal tes berdasarkan kesesuaian dengan isi kurikulum dan
indikator, persebaran, maupun hal lain selain dua masalah yang disebut di atas.
Dari sejumlah soal tes yang disusun oleh seorang
guru X yakni sebanyak 50 item soal dan terkelompok menjadi tiga jenis soal
yakni 35 item dalam bentuk pilihan ganda (PG), 10 item dalam bentuk isian
singkat, dan 5 item soal berbentuk uraian, ditemukan berbagai persoalan yang
perlu diluruskan dan disempurnakan. Tidak semua item soal dibahas dalam kajian
ini, melainkan hanya sejumlah 35 soal pilihan ganda saja.
Adapun dalam bab ini akan disajikan seluruh soal
pilihan ganda, diidentifikasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan dan dibahas
seluruh soal tersebut dari sisi kekurangannya dan selanjutnya diberikan solusi
sekali gus dengan alternatif perbaikan.
Alternatif perbaikan tersebut merupakan bentuk
gagasan dan solusi yang disajikan penulis guna mengatasi permasalahan yang ada
agar tidak terjadi pada kegiatan yang sama di masa mendatang.
B.
Hasil Kajian, identifikasi kesalahan dan
pembahasan, serta alternatif perbaikan.
Adapun hasil kajian naskah soal Bahasa Indonesia
kelas 6 semester I tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut;
Soal dimulai dengan sebuah naskah bacaan atau wacana
singkat sebagimana lazimnya naskah Bahasa Indonesia lainnya yang merupakan
stimulus atau dasar soal sebagaimana
dikutip sebagai berikut :
Analisis soal nomor 1.
Kak Budi Hidayat
Teman
Singa Afrika dan Harimau Sumatera
Setiap kandang
di kebun binatang Ragunan, Jakarta memilki penjaga yang disebut keeper. Apa
saja tugas seorang keeper?
Keeper bertanggung jawab merawat binatang yang
dijaganya. Tugasnya sehari-hari antara lain menyiapkan makanan, memeriksa
apakah hewan itu baik-baik saja atau sedang sakit, dan membersihkan kandang.
Itu juga yang
dilakukan oleh Kak Budi Hidayat. Kak Budi adalah keeper harimau Sumatera dan
singa Afrika. Kak Budi adalah lulusan D3 Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor.
1.
Kebun
binatang Ragunan terletak di ....
A.
Jakarta
B.
Banten
C.
Bandung
D.
Bogor
Naskah di atas ditulis apa adanya, sesuai dengan
aslinya tanpa perubahan apapun.
Meskipun tidak akan dibahas tentang konten wacana
tersebut namun demikian teks tersebut tetap disajikan untuk lebih dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap kajian soal berikutnya.
Teks bacaan di atas disajikan di awal naskah soal
tanpa mencantumkan keterangan dari mana teks tersebut disunting dan siapa pula
penulisnya, sebagimana lazimnya soal lain. Pencantuman nama penulis dan sumber
penyuntingannya tentu harus dilakukan
guna menghargai penulis dan penerbit sebagaiman etika penulisan lainnya.
Meskipun sebenarnya tidaklah masuk dalam pembahasan
inti yang terkait dengan kriteria penyusunan soal, namun analisis terhadap teks
ini tetap dianggap penting mengingat pembahasan ini merupakan pembahasan mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Kalimat pertama alinia pertama tertulis;
Setiap kandang
di kebun binatang Ragunan, Jakarta memiliki penjaga yang disebut keeper.
Pada kalimat di atas dijumpai persoalan
ketatabahasaan yang kurang baik yakni masalah pemberian tanda koma yang kurang
tepat. Tanda koma diletakkan di antara kata Ragunan dan Jakarta dan kemudian
dilanjutkan dengan kata lainnya tanpa koma lagi. Hal ini dapat membuat maknanya
menjadi berubah. Mestinya setelah kata Jakarta akan lebih baik jika diberi
tanda koma agar tidak mengecohkan keterbacaan kalimat tersebut dan tidak
menimbulkan makna ambigu. Dengan kalimat di atas memungkinkan seseorang salah
memaknai dengan mengasumsikan bahwa Jakarta memiliki penjaga yang disebut
keeper. Padahal yang dimaksudkan penulis tentu kebun binatang Ragunanlah yang
memiliki keeper.
Maka kalimat tersebut semestinya diperbaiki menjadi
; Setiap kandang di kebun binatang
Ragunan Jakarta, memiliki penjaga yang disebut keeper.
Selain masalah itu terdapat penulisan yang kurang
tepat, yakni pada penulisan D3. Penulisan gelar D3 semestinya menurut kaidah
kebahasaan yang benar ditulis D-3. Ini dikarenakan D-3 menunjukkan urutan.
Sebagaimana pada penulisan ke-1, ke -2, dan seterusnya.
Adapun selebihnya tidak ditemukan kekeliruan
kebahasaan lainnya. Secara umum ketatabahasaan teks tersebut sudah cukup baik.
Analisis soal nomor 2 (pilihan ganda).
2.
Kalimat utama paragraf kedua adalah ....
A.
Tugas seorang keeper
B.
Kak Budi Hidayat seorang keeper
C.
Keeper bertanggung jawab merawat binatang yang dijaganya
D.
Kak Budi lulusan D3 Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Soal di atas berdasar kaidah penyusunannya termasuk
kurang baik. Hal itu dikarenakan adanya ketidakjelasan stem. Apa yang
dimaksudkan oleh penyusun tampak sekali ambigu. Apakah penyusun bermaksud untuk
mempertanyakan kalimat utama paragraf
atau isi paragraf ke dua? Ini tidak jelas. Kalau yang dimaksudkan
penyusun adalah kalimat utama, maka seharusnya semua option berbentuk kalimat
yang diambil dari kaliamt yang ada di paragraf ke dua tersebut. Padahal jika
dicermati, paragraf ke dua hanya terdiri dari dua kalimat saja sehingga tidak
cukup untuk dibuat menjadi empat option. Akibatnya penyusun mendapatkan
kesulitan dalam membuat option.
Sebaliknya, penyusun akan mendapatkan kemudahan jika
yang dipertanyakan adalah isi paragraf karena penyusun dapat membuat kalimat
atau frase sendiri yang merangkum isi paragaraf tersebut. Itulah yang dimaksud
ketidak jelasan soal nomor 2 di atas.
Di sisi lain terdapat beberapa kesalahan yakni ejaan pada
penulisan kata kedua pada bagian
pernyataan/ stem. Kata kedua semestinya
ditulis terpisah karena awalan ke pada kata tersebut berfungsi menunjukkan
urutan, bukan merupakan kumpulan. Maka kata kedua
sebagaimana ditulis di kalimat tersebut mestinya ditulis dengan benar yakni ke dua (terpisah).
Masalah lain, pada bagian option, yang perlu diperhatikan
adalah masalah keseragaman panjang jawaban. Jika diperhatikan antara option A,B,C,
dan D terjadi perbedaan yang menyolok dilihat dari panjangnya kalimat. Terutama
jika dibandingkan antara option A dan D. Dengan begitu, secara konstruksi pun tampak
kurang serasi.
Dalam teori dan ketentuan, option yang baik adalah
option yang memiliki kehomogenisan yang
tinggi, baik kehomogenisan materi, sifat, panjang jawaban, maupun
lainnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah tentang
tanda baca titik yang tidak dibubuhkan sama sekali pada keempat option tersebut. Jika diperhatikan
lebih cermat bahwa ketiga opsion(B,C,dan D) merupakan option berbentuk kalimat.
Sedangkan option A bukan berbentuk kalimat, melainkan hanyalah kelompok kata.
Alasan mengapa option A bukan merupakan kalimat karena kelompok kata tersebut
tidak memiliki unsur subyek maupun
predikat sebagai unsur pembentuk kalimat. Dengan demikian sudah terjadi
perbedaan keempatnya dimana satu option berbentuk kelompok kata (A), sedangkan
ketiga option lainnya berupa kalimat (B,C,dan D).
Namun demikian pada ketiga option yang dianggap berbentuk
kalimat (B,C, dan D) pun tidak menggunakan tanda titik satu pun. Ini pun
sebenarnya tidak dapat disebut sebagai kalimat. Kaidah bahasa menyebutkan bahwa
kumpulan kata yang tidak diawali dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan
tanda baca, maka itu tidak dapat disebut kalimat.
Terlepas dari analisis kesalahan yang terdapat pada
soal di atas, maka dapat disajikan alternatif perbaikan soal nomor 2 sebagi berikut ;
2.
Isi paragraf ke dua adalah tentang ....
A.
Tugas seorang keeper.
B.
Kak Budi Hidayat seorang keeper.
C.
Keeper merawat binatang yang dijaganya.
D.
Kepeer membersihkan kandang.
Analis soal
nomor 3
Pada soal nomor tiga ditemukan penulisan option
dengan huruf kapital di setiap awal option. Hal ini tidak benar mengingat semua
option pada soal tersebut berupa frase kata, bukan kalimat.
Perhatikan soal tersebut ;
3.Kak
Budi adalah seorang keeper ....
A.Harimau
Sumatera dan singa Afrika
B.Harimau
Jawa dan singa Afrika
C.Harimau
Sumatera dan singa Afrika
D.Harimau
Sumatera dan singa Sumatera
Pada option A ( Harimau Sumatera dan singa Afrika)
hanyalah merupakan kelompok kata, bukan
kalimat. Jadi tidak perlu menggunakan huruf kapital di awal. Kasus serupa
ditemukan di hampir setiap soal, diantaranya pada soal nomor ; 4,5,6,7,8,10,12,13,14,15,17,18,19,20,21,22,23,25,26,30,31,33,dan
35. Semua soal tersebut menggunakan huruf kapital di awal option. Padahal semua
option berupa kata atau kumpulan kata, bukanlah kalimat.
Analisis soal nomor 4
Soal nomor 4 diawali dengan sebuah teks bacaan
tertulis dalam satu paragraf. Meskipun sebenarnya jika dicermati teks tersebut
semestinya harus tertulis lebih dari satu paragraf, namun kenyataannya ditulis
dalam satu paragraf. Mungkin karena alasan dan
pertimbangan efisensi tempat sehingga teks dipaksakan ditulis dalam satu
paragaraf, atau mungkin memang suntingan aslinya demikian.
Teks tertulis
sebagi berikut ;
Icot bekicot ditantang oleh Lala semut
untuk mengitari sawah. Icot pendiam sekali. Tetapi, otaknya penuh dengan
ide-ide yang cemerlang. Hmm, apakah Icot akan menerima tantangan Lala? “Oke!”
Icot menjawab dengan pasti. Lala semut semakin tersenyum penuh kemenangan.
Dalam hatinya dia berkata,”bagaimana mungkin si lambat ini akan mengalahkanku?”
Mencermati teks di atas dapat ditemukan beberapa hal
yang perlu dibahas. Pertama, terdapat penulisan yang kurang sesuai dengan ejaan
yang benar. Perhatikanlah pada penulisan nama tokoh ceriteranya, ( Icot bekicot
dan Lala semut)! Icot bekicot merupakan nama suatu tokoh. Dalam kaidah Bahasa
Indonesia nama seseorang yang terdiri atas lebih dari satu kata mestinya harus
ditulis dengan huruf kapital di setiap awal katanya. Dengan kata lain, nama
Icot bekicot dan Lala semut mestinya ditulis dengan benar, yakni Icot Bekicot
dan Lala Semut sebagamana ketika kita menuliskan nama Budi Haryanto atau Yuli
Sukanti. Demikian juga pada penulisan kata sandang si lambat pada kalimat
terakhir. Pada kalimat tersebut terdapat kata sandang. Indikasinya di sana
tertulis kata si yang diikuti kata lambat. Ini mengandung makna bahwa Icot
Bekicot oleh penulis diberikan pula julukan si lambat karena dikaitkan dengan
sifatnya yang lambat. Maka kata lambat yang awalnya merupakan kata sifat
kemudian berubah menjadi kata benda akibat penggunaannya sebagi julukan. Maknanya
kata lambat menjadi nama atau sebutan lain bagi Icot Bekicot.
Lebih jelas
lagi, kata lambat merupakan nama suatu tokoh. Berdasarkan analisis di atas maka
awal kata lambat seharusnya ditulis dengan huruf kapital mengikuti kata sandang
si (si Lambat). Namun kenyataannya kata lambat bukan diawali dengan huruf kapital.
Pada sisi lain dalam teks tersebut ditemukan pula
kalimat langsung dalam bentuk tuturan tokoh . (“Oke!”Icot menjawab dengan pasti). Menurut kaidah Bahasa
Indonesia, penulisan kalimat tersebut mestinya dimulai dengan paragraf baru.
Meskipun kalimat langsung itu hanya terdiri dari satu kata saja, namun tetap
harus ditulis dengan paragraf baru. Hal ini tidak terjadi pada teks di atas.
Barangkali alasan efisen halaman menjadi pertimbangan sendiri.
Penulisan huruf kapital yang salah juga ditemukan
pada kalimat akhir. Pada petikan kalimat; “bagaimana
mungkin .....?” tidak diawali dengan huruf kapital. Padahal kaidah bahasa
menyebutkan penulisan kalimat harus diawali dengan huruf kapital.
Butir soal nomor 4 perlu sedikit
koreksi.
4.
Latar cerita di atas adalah ....
A.
Kebun
B.
Tepi
sungai
C.
Ladang
D. Sawah
Hal yang perlu
disempurnakan adalah masalah keseragaman option. Menurut keseragaman kata,
semua sudah menunjukkan homogenis yang tinggi. Keempat option tersebut semua menunjukkan
tempat. Namun homogenis jumlah kata masih kurang. Option A,C, dan D terdiri
atas satu kata, sedangkan option B terdiri atas dua kata. Padahal masih dapat
diupayakan dengan satu kata juga, yakni kata sungai tanpa menggunakan kata tepi.
Ini akan menambah sola lebih baik lagi. Dan sebagaimana disinggung di atas
semua option ditulis dengan huraf awal kapital. Padahal option tersebut
hanyalah berupa kata, bukan berbentuk kalimat. Jadi semestinya tertulis ;
4. Latar cerita di atas adalah ....
A.
kebun
B.
sungai
C.
ladang
D.
sawah
Analisis soal nomor 5
5.
Sifat Icot adalah ....
A.
Lambat,
sombong
B.
Pendiam,
cerdik
C.
Tinggi
hati, lemah
D. Pintar, sombong
Dari sisi kontruksi, soal di atas sudah cukup baik.
Meski pada pilihan jawaban C kata tinggi
hati memiliki konstruksi berbeda dengan lainnya yakni terdiri dari dua
kata, namun hal itu tidak terlalu menyolok.
Hanya saja ada sedikit hal yang perlu diperbaiki
yakni tentang penulisan pilihan jawaban. Penulisan jawaban di atas tidak perlu
menggunakan huruf kapital karena bukan sebagai kalimat. Disamping itu pilihan
jawaban terdiri lebih dari satu kata yang berupa dua sifat yang sejenis dimana
keduanya ditulis dengan diberi tanda baca koma.
Andai saja pernyataan itu kemudian dirangkai dengan
jawaban yang benar maka akan terbentuk kalimat ; Sifat Icot adalah pendiam, cerdik.
Jika dicermati kalimat di atas memiliki makna Icot
memiliki dua sifat yakni pendiam, cerdik. Karena hanya terdiri dari dua sifat
yang memiliki kesetaraan makna maka penulisannya tidak menggunakan tanda baca
koma melainkan digunakan kata sambung dan.
Dengan demikian kalimat yang benar adalah ; Sifat
Icot adalah pendiam dan cerdik.
Analisis soal nomor 6
6. Penggalan
cerita di atas termasuk jenis cerita ....
A.
Fabel
B.
Legenda
C.
Mitos
D.
Epos
Andai saja option B (legenda) diposisikan di huruf D
tentu akan lebih bagus lagi secara konstruksi. Konstruksi soal akan terlihat
lebih indah. Namun demikian soal tersebut sudah baik. Hanya saja dalam
ketentuan penulisan option /pilihan jawaban tidak perlu menggunakan huruf
kapital karena jawaban hanya terdiri atas satu kata dan bukan menunjukkan kata
tempat, nama, maupun kata lain yang harus ditulis dengan huruf kapital.
Maka ketika dilakukan perbaikan akan tersusun soal
yang lebih baik seperti berikut ini :
6. Penggalan
cerita di atas termasuk jenis cerita ....
A.
epos
B.
mitos
C.
fabel
D.
legenda
Analisis
soal nomor 7
( Gambar sebuah sepatu) Pakailah
sepatu merek “JEMPOL”
Harga
murah, kualitas terjamin.
Enak
dipakai, nyaman di kaki.
7. Penawaran di atas termasuk jenis
....
A.
Buletin
B.
Persuasi
C.
Iklan
D.
Selebaran
Stem soal di atas tidak jelas apa yang dimaksudkan.
Meskipun orang dapat menafsirkan yang dikehendaki, namun demikian sebenarnya
pernyataan tersebut kuranglah tepat. Penggunaan kata penawaran tidaklah tepat karena apa yang dimaksudkan tentu bukan
penawaran tetapi kalimat atau wacana yang berisi penawaran. Di samping itu juga
tidak terdapat jenis penawaran buletin, persuasi, iklan , maupun selebaran
sehingga tidak tepat jika ditanyakan tentang jenis penawaran.
Kecuali masalah tersebut, dalam pilihan jawaban
terdapat option yang kurang homogen. Option A(Buletin), B(Poster), C( Iklan),
D(Selebaran) sepintas memang setara namun jika diperhatikan option A (Buletin)
tidak homogen dengan pilihan B,C,dan D
dimana ketiganya berupa jenis
publikasi, sedangkan Buletin
merupakan jenis media. Maka terdapat perbedaan yang menyolok dan dengan
demikian option di atas tidak berfungsi sebagai pengecoh yang baik.
Dilihat dari cara penulisannya, pilihan jawaban masih
ditulis dengan huruf kapital. Padahal pilihan jawaban hanyalah berbentuk kata.
Sebagai alternatif penyusunan soal nomor 7 yang
lebih baik adalah sebagai berikut ;
7. Wacana yang berisi tawaran di
atas termasuk jenis ....
A.
pamflet
B.
poster
C.
iklan
D.
selebaran
Analaisis
soal nomor 8
Iklan termasuk jenis karangan ....
A.
Narasi
B.
Persuasi
C.
Deskripsi
D. Argumentasi
Secara sturktur penyusunan soal tersebut sudah
tampak baik sekali. Disamping enak dipandang, juga mengandung maksud yang
sangat jelas. Yang harus diperbaiki hanyalah masalah penulisan option saja
dimana semua option diawali dengan huruf kapital. Dan ini tidak perlu karena
seluruh jawaban berbentuk kata bukan kalimat.
Jadi pembetulannya sebagai berikut ;
8. Iklan
termasuk jenis karangan ....
A.
narasi
B.
persuasi
C.
deskripsi
D.
argumentasi
Analaisis
soal nomor 9
9. Kalimat di bawah ini yang
termasuk kalimat kritikan adalah ....
A.
Hebat,
kamu memang pandai setiap ulangan dapat nilai 3!
B.
Wow,
indah benar pemandangan di Baturraden!
C.
Semoga
ulanganku dapat nilai baik.
D.
Nilai
hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun nilainya bagus.
Stem pada soal nomor 9 perlu sedikit perbaikan. Agar
maksud lebih jelas dan kalimat menjadi efektif
perlu menghilangkan kata kalimat
kritikan. Alasan pertama, dalam Bahasa Indonesia tidak dikenal kalimat
kritikan, melainkan yang dimaksudkan barangkali kalimat yang mengandung
kritikan. Ke dua, terdapat dua kata kalimat
dalam stem tersebut sehingga terkesan kurang efektif dalam penggunaan kata.
Alternatif perbaikannya menjadi ; Kalimat di bawah ini yang mengandung
kritikan adalah ....
Sementara itu pada pilihan jawaban A, kalimat kurang
memenuhi struktur yang benar. (Hebat, kamu memang pandai setiap ulangan dapat
nilai 3!). jika dicermati kalimat tersebut mestinya terdiri dari dua kalimat
yakni ;1. Hebat, kamu memang pandai!
Dan 2.Setiap ulangan dapat nilai 3. Jika kedua kalimat
tersebut akan disatukan yang tepat mestinya berbunyi ; Hebat, kamu memang pandai sehingga setiap ulangan dapat nilai 3!
Di sisi lain penggunaan kata dapat juga harus baku dan
diubah menjadi mendapat yang maknanya
memperoleh. Berbeda dengan kata dapat
di atas mengandung makna bisa, bukan
memperoleh.
Kasus penulisan kata yang kurang baku ditemui juga
di option C (Semoga ulanganku dapat nilai
baik). Penggunaan kata dapat pun
menjadi kurang baku karena kata dapat
dalam hal ini bermakna bisa. Adapun
yang benar seharusnya mendapat.
Pada option C juga terdapat kekurangan tanda seru
karena kalimat tersebut berupa kalimat harapan yang termasuk dalam kalimat
perintah. Sedangkan kalimat perintah memiliki ciri khusus yakni diakhiri tanda
seru.
Pada option D juga perlu adanya perbaikan dalam
pemilihan kata nilainya karena kata
tersebut digunakan secara berulang sehingga terkesan kurang efektif dan memiliki
makna yang kurang jelas. Alternatif perbaikannya menjadi ; Nilai hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun bagus.
Perlu diperhatikan pula bahwa keempat pilihan
jawaban di atas berbentuk kalimat yang
memilki panjang tidak sama. Dalam hal
ini penyusun kurang memperhatikan struktur soal sehingga pilihan jawaban tidak
tersusun dengan baik berdasarkan panjang pendeknya. Kalimat tersebut akan lebih
baik jika sturkturnya diperhatikan sehingga akan menghasilkan soal yang baik
dan bagus dilihat. Dengan demikian alternatif perbaikan soal di atas adalah sebagai berikut ;
9. Kalimat di
bawah ini yang berisi kritikan adalah ....
A.
Semoga
ulanganku mendapat nilai baik!
B.
Wow,
indah benar pemandangan di Baturraden!
C.
Nilai
hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun bagus.
D.
Hebat,
kamu memang pandai sehingga setiap ulangan mendapat nilai 3!
Analisis
soal nomor 10
10. Di bawah ini kata-kata yang
digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali ....
A.
Bagus
B.
Sebal
C.
Hebat
D.
Bangga
Perhatikan jika jawaban yang dimaksud penyusun
adalah kata sebal, maka akan
terbentuk kalimat utuh sebagai berikut: Di
bawah ini kata-kata yang digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali Sebal.
Kehadiran kalimat di atas cukup membingungkan
maknanya dikarenakan kalimat tersebut memiliki struktur yang kurang benar.
Kalimat tersebut tidak memiliki pola kalimat yang jelas. Mana subjek dan
predikatnya tidak tampak karena adanya penggunaan kata yang tidak tepat
sehingga membuat kalimat tidak jelas kedudukan subjek dan predikatnya.
Andai saja kalimat tersebut disusun menjadi ; Kata-kata di bawah ini dapat digunakan untuk
membuat kalimat pujian, kecuali kata sebal, maka jelaslah maksud kalimat
tersebut. Alternatif lain juga dapat digunakan ; Di bawah ini adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat
kalimat pujian, kecuali kata sebal.
Dengan demikian stem yang berupa kalimat di atas
kurang jelas maknanya akibat penyusunan struktur kalimat yang kurang tepat.
Selain itu di bagian option masih ditulis dengan
huruf kapital, sedangkan jawaban berupa kata. Dengan demikian alternatif
perbaikan soal nomor 10 menjadi ;
10. Di bawah ini adalah kata-kata
yang dapat digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali ....
A.
bagus
B.
sebal
C.
hebat
D.
bangga
Analiais
soal nomor 11
Laporan
Hasil Pengamatan
Objek
: Alun-alun Purwokerto
Hari,
tanggal : Minggu, 6 November 2015
Pengamat : Bagus Pribadi
Hasil : Setiap Minggu pagi , alun-alun Purwokwerto
dibanjiri oleh warga. Banyak
aktifitas yang dilakukan warga. Misalnya, ada yang jogging, senam, bersepeda bahkan
banyak juga pedagang yang berjualan.
11.Pengamatan dilaksanakan pada
waktu ....
A.
Minggu
pagi
B.
Minggu
siang
C.
Minggu
sore
D.
Minggu
malam
Sepintas memang tidak ada masalah dalam soal
tersebut. Memang tidak ada banyak persoalan di bagian dasar soal atau stimulus
yang berbentuk wacana singkat berupa
hasil laporan. Namun kalau mencermati bagian stem , terdapat penggunaan kata
waktu yang membuat sedikit rancu maksudnya.
Jika memang yang dikehendaki penyusun adalah waktu
pengamatan maka pilihan jawaban semestinya akan berbunyi ; pagi, siang, sore, atau malam, tanpa menggunakan nama hari.
Untuk lebih memperjelas kekeliruan, perhatikanlah dua kalimat berikut ini!
1).Pengamatan
dilaksanakan pada waktu Minggu pagi.
2).
Pengamatan dilaksanakan pada waktu pagi.
Bandingkanlah kalimat a dan b di atas! Manakah
kalimat yang benar maknanya? Bandingkan juga dengan kedua kalimat di bawah ini
!
3).
Pengamatan dilaksanakan pada hari Minggu pagi
4).
Pengamatan dilaksanakan pada hari pagi.
Tentu kita akan sepakat mengatakan kalimat 2 dan 3
yang lebih tepat bukan? Pembandingan kalimat di atas untuk membuktikan adanya
kekeliruan dalam pemilihan kata dalam stem soal. Kata waktu mestinya lebih tepat
diganti dengan kata hari. Dengan
demikian alternatif perbaikan soal nomor 11 adalah sebagai berikut;
11.Pengamatan
dilaksanakan pada hari ....
A.
Minggu
pagi
B.
Minggu
siang
C.
Minggu
sore
D.
Minggu
malam
Analisis soal nomor 12
12. Di bawah ini yang bukan termasuk
bagian dari laporan hasil pengamatan adalah ....
A.
Objek
B.
Waktu
C.
Hasil
D.
Hobi
pengamat
Tidak banyak ditemukan masalah dalam penyusunan soal
di atas. Meskipun soal di atas memiliki stem atau pernyataan negatif namun apa
yang dimaksudkan masih cukup jelas.
Hanya saja pada bagian option terdapat pilihan jawaban
yang kurang homogen. Pada pilihan D selain tidak homogen dalam hal jumlah kata,
juga kurang homogen dalam pengecoh. Pengecoh D kurang berfungsi karena terdapat
perbedaan yang cukup menyolok. Sehingga jika orang berspekulasi dalam
memilihpun akan banyak memilih D
ketimbang yang lain. Oleh karena itu perlu adanya pengganti option D yang lebih tepat.
Kecuali itu dalam penulisannya pun masih menggunakan
huruf kapital sehingga dapat dikatakan tidak tepat. Sebagai alternatif
perbaikan soal nomor 12 adalah ;
12.Di bawah ini
yang bukan termasuk bagian dari laporan hasil pengamatan adalah ....
A.
objek
B.
waktu
C.
hasil
D.
tujuan
Analisi soal nomor 13
13. Kolom “Reportasia” dalam majalah
anak berisi tentang ....
A.
Cerita
lucu
B.
Pengetahuan
C.
Cerita
pendek
D.
Puisi
Terdapat beberapa masalah dalam soal nomor 13 ini.
Pertama, soal disusun tanpa menggunakan dasar
atau stimulus apapun. Kita tentu dapat membayangkan apa yang akan
dipilih oleh siswa ketika menjumpai soal di atas. Apalagi bagi anak yang tidak
pernah membaca majalah anak.
Pada bagian stem soal di atas tidak jelas apa yang
dimaksud dengan kolom “Reportasia” dan majalah apa pula yang dimaksudkan.
Butir soal seperti itu tentu hanya dapat dijawab
oleh siswa tertentu saja yang kebetulan pernah membaca majalah anak yang
dimaksud oleh penyusun soal. Lalu bagaimana dengan siswa lain yang tidak pernah
membaca majalah yang dimaksud? Ini merupakan soal yang terlalu spesifik bagi
anak tertentu, jadi tidak bersifat umum.
Barangkali ada pula jenis majalah anak yang lain
yang mungkin memiliki kolom atau rubrik reportasia sama seperti majalah yang
dimaksud oleh penyusun namun isinya pun belum tentu sama. Jadi soal ini jelas
tidak tepat untuk digunakan.
Selain itu di bagian option juga terdapat struktur
pilihan kata yang kurang homogen dalam hal jumlah kata. Ada yang terdiri dari
satu kata, ada juga yang terdiri dari dua kata. Hal ini membuat struktur soal kurang
bagus secara visual. Masalah penggunaan huruf kapital pada awal pilihan jawaban juga kurang tepat.
Sebagai alternatif perbaikannya, terlepas dari tepat
dan tidaknya soal tersebut digunakan adalah
sebagi berikut;
13.Kolom
“Reportasia” dalam majalah anak berisi tentang ....
A.
pengetahuan
B.
cerita
lucu
C.
cerita
pendek
D.
laporan
berita
Analisis soal nomor 14
14. Manfaat wesel pos adalah ....
A.
Mengirim
uang
B.
Mengirim
surat
C.
Mengirim
pulsa
D.
Mengirim
kado
Soal nomor 14 secara struktur penyusunan soal tampak
sangat bagus. Soal tampak rapi dan bagian pilihan jawabannya pun tampak homogen
dengan pengecoh yang cukp baik pula.
Hanya yang perlu dikritisi adalah di bagian stem,
sebaiknya menambah kata untuk agar nantinya akan terbentuk kalimat yang
baik ketika sudah dilengkapi dengan pilihan yang benar. Contoh kalimat yang
dimaksudkan adalah ; Manfaat wesel pos
adalah untuk mengirim uang.
Disamping itu penulisan optian yang terdiri atas dua kata tidak perlu
menggunakan huruf kapital. Untuk lebih sempurnanya alternatif perbaikan soal di
atas menjadi ;
14.Wesel pos dapat
dimanfaatkan untuk ....
A.
mengirim
uang
B.
mengirim
surat
C.
mengirim
pulsa
D.
mengirim
barang
Analisis soal nomor 15
15. Seseorang yang ingin menjadi
anggota dari sebuah organisasi terlebih
dahulu harus mengisi ....
A.
Daftar
riwayat hidup
B.
Daftar
kelas
C.
Formulir
pembayaran
D.
Formulir
pendaftaran
Pada soal nomor 15 ditemukan masalah pada bagian
stem. Pada kalimat pernyataan terdapat penggunaan kata dari yang tidak tepat. Kata dari
berfungsi untuk merangkai kata yang menunjukkan asal tujuan. Sedangkan dalam
soal di atas , setelah kata dari
tidak menunjukkan kata asal tujuan
sehingga kata dari tidak
berfungsi apapun dalam kalimat tersebut. Bahkan akan membuat kesan berlebihan
dan mengacaukan makna dan struktur kalimat tersebut. Dengan demikian kata dari dalam kalimat tersebut lebih tepat
dihilangkan saja.
Sementara di bagian option terdapat ketidakhomogenan
pilihan jawaban, baik dalam panjang
jawaban maupun kehomogenan dalam fungsi pengecoh. Option B (daftar kelas) memiliki panjang yang
berbeda sehingga kurang bagus dilihat dan menjadi pilihan yang paling berbeda
dibandingkan dengan pilihan yang lain. Sifat pengecoh menjadi rendah akibat
kata daftar kelas tersebut.
Perlu diingat bahwa daftar kelas adalah perangkat yang digunakan di suatu kelas /
sekolah. padahal dalam stem temanya adalah organisasi sehingga hal itu sangat menyimpang.
Di samping itu penggunaan huruf kapital di awal option yang berbentuk kata
tidaklah tepat. Oleh karena itu soal nomor 15 dapat diperbaiki dengan
alternatif perbaikan sebagai berikut ;
15.Seseorang
yang ingin menjadi anggota sebuah organisasi terlebih dahulu harus mengisi ....
A.
surat
pernyataan
B.
formulir
pembayaran
C.
formulir
pendaftaran
D.
daftar
riwayat hidup
Analisis soal nomor 16
Banyumas, 27 Juli 2003
Yuliana
Jl.Mawar no. 17 Purwokerto
Perempuan
Daftar Riwayat
Hidup
Nama : 1
Jenis kelamin : 2
Tempat, tanggal lahir : 3
Alamat : 4
16. Data yang tepat untuk mengisi no. 1
adalah ....
A.
Yuliana
B.
Banyumas,
27 Juli 2003
C.
Perempuan
D.
Jl.
Mawar no. 17 Purwokerto
Tidak banyak ditemukan persoalan dalam soal nomor 16
ini kecuali struktur soal yang kurang
baik terutama di bagian option.
Penyususnan option kurang memperhatikan keindahan struktur.
Pilihan jawaban yang terdiri atas satu kata dan ada yang beberapa kata di atas
memang tidak dapat dihindarai. Namun demikian penyusun mestinya dapat sedikit
menyiasati dengan menempatkan pilihan jawaban dengan struktur yang lebih baik.
Misal, jawaban yang hanya terdiri dari satu kata ditempatkan di option A,
kemudian berturut- turut jawaban yang terdiri atas dua kata, tiga kata dan
seterusnya di posisi B,C,dan D atau sebaliknya sehingga struktur soal akan
lebih bagus dilihat. Sebagi alternatif perbaikannya adalah sebagai berikut ;
16.Data yang
tepat untuk mengisi no. 1 adalah ....
A.
Yuliana
B.
Perempuan
C.
Banyumas,
27 Juli 2003
D.
Jl.
Mawar no. 17 Purwokerto
Analisis soal nomor 17
17. Formulir yang harus diisi untuk mengambil tabungan di bank adalah ....
A.
Slip
pinjaman
B.
Slip
setoran
C.
Slip
penarikan
D.
Slip
pengembalian
Penyusunan sudah cukup bagus. Baik stem maupun
pilihan jawabannya. Hanya masalah penulisan huruf kapital yang kurang tepat
saja yang terlihat di option. Untuk alternatif perbaikannya adalah ;
17.Formulir
yang harus diisi untuk mengambil
tabungan di bank adalah ....
A.
slip
pinjaman
B.
slip
setoran
C.
slip
penarikan
D.
slip
pengembalian
Analisis soal nomor 18
18. Jalan cerita/urutan kejadian
peristiwa yang membentuk sebuah cerita
disebut ....
A.
Tema
B.
Latar
C.
Alur
D.
Tokoh
Soal nomor 18
sudah tersusun cukup baik. Stem sangat simpel, jelas dan mudah dipahami
maksudnya. Bagian option juga tampak sekali homogen baik dilihat dari isi
maupun panjang pendeknya pilihan jawaban. Pengecoh berfungsi cukup baik. Hanya
perlu perbaikan dalam hal menuliskan kata. Awal kata tidak perlu menggunakan
huruf kapital karena jawaban hanya berbentuk kata yang bukan semestinya menggunakan huruf awal kapital. Dengan
demikian soal tersebut dapat diperbaiki dengan alternatif sebagai berikut :
18.Jalan
cerita/urutan kejadian peristiwa yang
membentuk sebuah cerita disebut ....
A.
tema
B.
latar
C.
alur
D.
tokoh
Analisis soal nomor 19
19. Cerita yang isinya kelucuan para
tokohnya disebut ....
A.
Tragedi
B.
Komedi
C.
Horor
D. Tragedi komedi
Soal di atas perlu penyempurnaan di bagian pilihan
jawaban /option. Option D (Tragedi komedi) tidak terdapat dalam jenis cerita.
Mungkin karena penyusun merasa kehabisan pengecoh sehingga kurang memperhatikan
fungsi pengecoh sebenarnya. Option D terkesan menjadi pelengkap saja karena tingkat
kehomogenannya sangat rendah. Disamping itu panjang katanya pun paling berbeda
sehingga kurang bagus secara sturktural.
Di sisi lain penulisan option semua diawali dengan
huruf kapital yang bukan semestinya. Sebagai alternatif perbaikan soal tersebut
adalah ;
19.Cerita
yang isinya mengisahkan kelucuan para tokohnya disebut ....
A.
tragedi
B.
komedi
C.
horor
D.
kolosal
Analisis soal nomor 20
20. Dalam cerita Malin Kundang, tokoh
Malin Kundang memiliki watak ....
A.
Penyayang
B.
Durhaka
C.
Penurut
D.
Baik
Soal nomor 20 sudah disusun dengan sederhana, namun
terdapat beberapa kekurangan. Pertama soal tidak diawali dengan dasar soal atau
stimulus. Dalam soal menanyakan tentang watak suatu tokoh cerita yakni Malin Kundang. Namun penyusun
tidak memberikan wacana tentang cerita Malin Kundang. Barangkali penyusun
menganggap siapa pun sudah tahu tentang cerita tersebut. Beruntung memang karena
cerita tersebut sudah sangat terkenal, namun jika ada anak yang lupa tentang
cerita Malin Kundang , apa jadinya?
Karena yang ditanyakan tentang watak tokoh cerita,
mestinya soal harus diawali dengan stimulus wacana cerita tentang Malin
Kundang. Selain itu pada bagian option D (Baik)
terkesan kurang spesifik menunjuk watak tokoh. Kata baik atau jelek, memiliki arti terlalu umum yang kurang dapat
menunjukkan perwatakan suatu tokoh secara spesifik. Maka hendaknya option perlu
diganti dengan alternatif lainnya.
Dalam penulisan bagian pilihan jawaban, semua kata menggunakan
huruf kapital. Padahal itu tidak perlu karena jawaban hanya terdiri dari satu
kata saja. Dengan demikian soal nomor 20 dapat diperbaiki lagi sebagai berikut
;
20.Dalam cerita Malin Kundang, tokoh Malin
Kundang memiliki watak ....
A.
penyayang
B.
durhaka
C.
penurut
D.
pengkhianat
Analisis soal nomor 21
Abunawas
merupakan tokoh cerita yang memiliki watak pandai.
21. Sinonim pandai adalah ....
A.
Pintar
B.
Licik
C.
Dungu
D. Bodoh
Soal nomor 21 sudah disusun cukup baik. Di bagian
stem berupa kalimat pernyataan sekali gus berfungsi sebagai stimulus. Hanya di
bagian option terdapat sedikit kekurangan, yakni pilihan jawaban sebenarnya kurang
homogen, namun itu masih dapat dimaklumi karena hal yang ditanyakan adalah
sinonim kata pandai. Pilihan C dan D
sebenarnya tidak homogen dengan A karena keduanya justru merupakan antonimnya.
Hanya di sini anak harus memahami apa yang dimaksud dengan sinonim. Artinya,
anak harus berpikir dua tahap. Pertama, mereka harus tahu apa yang dimaksud
dengan sinonim. Ke dua, anak harus dapat menentukan sinonim kata pandai.
Dalam penulisan pilihan jawaban juga tidak perlu
menggunakan huruf kapital. Dengan demikian alternatif perbaikan soal nomor 21
adalah ;
Abunawas merupakan
tokoh cerita yang memiliki watak pandai.
21.Sinonim
pandai adalah ....
A.
pintar
B.
licik
C.
cerdik
D. terampil
Analisis soal nomor 22
Mentari terbit
di ufuk timur setiap pagi hari.
22. Antonim timur adalah ....
A.
Utara
B.
Selatan
C.
Barat
D.
Barat
daya
Seperti halnya soal nomor 21, soal ini pun memaksa
anak untuk berpikir dua langkah, yakni memikirkan arti kata antonim dan menentukan antonim kata
tersebut. Namun ini masih juga bisa diterima karena tingkat pemikirannya tidak
terlalu rumit.
Hanya di bagian option perlu sedikit perbaikan. Disamping
penulisannya yang tidak tepat menggunakan huruf kapital, pilihan D (barat daya)
mestinya dapat diganti dengan pilihan lain yang lebih homogen dilihat dari sisi
penjang pendeknya jawaban. Hal itu diperlukan agar struktur soal tampak lebih
baik lagi. Maka sebagai alternatif perbaikannya adalah ;
Mentari terbit
di ufuk timur setiap pagi hari.
22.Antonim
timur adalah ....
A.utara
B.barat
C.selatan
D.tenggara
Analisis soal nomor 23
Bodong
anak bandel, peringatan dari orang tua tidak pernah digubris.
23. Kata yang digaris bawah memiliki
makna ....
A.
Dihiraukan
B.
Dibiarkan
C.
Dilupakan
D.
Dimanfaatkan
Soal nomor 23 secara visual sudah tampak cukup
bagus. Di samping bagian stem cukup simpel dan jelas, mudah dipahami, di bagian
option pun tampak lebih rapi. Semua option berdasar panjang pendek dan
fungsinya sudah cukup homogen
Hanya sedikit terdapat kekeliruan dalam penggunaan
huruf kapital di awal kata bagian option dan pemberian tanda koma pada kalimat
pernyataan. Tentu akan lebih tepat jika
digunakan tanda titik. Dengan demikian soal tersebut dapat diperbaiki dengan
alternatif perbaikan sebagai berikut ;
23.Bodong
anak bandel. Peringatan dari orang tua tidak pernah digubris.
Kata
yang digaris bawah memiliki makna ....
A.
dihiraukan
B.
dibiarkan
C.
dilupakan
D.
diabaikan
` Analisis
soal nomor 24
Adik
menangis karena terpeleset di teras.
24. Arti awalan ter- pada kata
terpeleset adalah ....
A.
dapat
di
B.
terpeleset
C.
paling
D.
tidak
sengaja
Soal nomor 24 sudah tersusun dengan simpel, jelas,
dan cukup efektif. Namun ditemukan
pilihan jawaban (option ) yang kurang homogen pada pilihan B (terpeleset).
Tidak ada arti awalan ter yang
bermakna terpeleset. Arti awalan ter
hanya ada beberapa macam yakni ; dapat di
(terbaca= dapat dibaca), paling (terpandai =paling pandai), tidak sengaja (tertinggal=tidak sengaja
ditinggal), dalam keadaan ( terbuka=
dalam keadaan membuka).
Dengan demikian option B tidak tepat dijadikan
option karena tidak homogen dan kurang berfungsi sebagi pengecoh. Maka option
B(terpeleset) lebih tepat diganti dengan pilihan dalam keadaan. Sebagai alternatif perbaikan soal nomor 24 adalah;
Adik
menangis karena terpeleset di teras.
24.Arti
awalan ter- pada kata terpeleset adalah ....
A.
paling
B.
dapat
di
C.
tidak
sengaja
D.
dalam
keadaan
Analisis soal nomor 25
Barang-barang(
rajin) dari Banyumas dikagumi para wisatawan.
25. Imbuhan yang tepat untuk kata di
dalam kurung adalah ....
A.
Ke-an
B.
Pe-an
C.
Per-an
D.
Di-an
Tidak banyak masalah pada soal nomor 25. Soal
disusun dengan cukup jelas dan mudah dipahami maksudnya. Hanya di bagian option
saja yang salah dalam penggunaan huruf kapital. Pilihan jawaban yang berbentuk
kata selain kata yang memang harus menggunakan huruf kapital dan kelompok kata
tidak perlu menggunakan huruf kapital.
Disamping itu penyusunan urutan option akan lebih
baik lagi jika disusun berdasarkan panjangnya. Oleh karena itu alternatif
perbaikannya sebagai berikut ;
Barang-barang(
rajin) dari Banyumas dikagumi para wisatawan.
25.Imbuhan
yang tepat untuk kata di dalam kurung adalah ....
A.
di-an
B.
ke-an
C.
pe-an
D.
per-an
Analisis soal nomor 26
26. Di bawah ini yang termasuk ejaan
baku adalah ....
A.
Praktik,
antre, apotek
B.
Praktek,
apotek, antre
C.
Praktik,
apotik, antri
D.
Praktik,
antri, apotik
Soal di atas tersusun baik. Jawaban dan pengecoh
sangat berfungsi dengan baik dengan daya pengecoh tinggi. Yang perlu diperbaiki
hanya penulisan awal kata di bagian option saja. Dengan demikian soal nomor 26
diperbaiki sebagai berkut ;
26.Di
bawah ini yang termasuk ejaan baku adalah ....
A.
praktik,
antre, apotek
B.
praktek,
apotek, antre
C.
praktik,
apotik, antri
D.
praktik,antri, apotik
Analisis soal nomor 27
Sesuai dengan namanya, Ribut memang
anak yang senang ribut. Jika sedang diterangkan guru, ia selalu berbicara
sendiri, akibatnya pertanyaan dari guru tidak bisa dijawabnya.
27. Peribahasa yang tepat untuk
pernyataan di atas adalah ....
A.
Sedia
payung sebelum hujan
B.
Habis
manis sepah dibuang
C.
Air
tenang menghanyutkan
D.
Tong
kosong nyaring bunyinya
Soal di atas diawali dengan ilustrasi atau stimulus
berbentuk cerita. Melihat teks wacana di
atas, sedikit perlu perbaikan pada kalimat ke dua. Kalimat tersebut sebaiknya
dijadikan menjadi dua kalimat saja karena penempatan tanda koma untuk
memisahkan anak kalimat ke dua dan ke tiga tidak tepat. Bukan tanda koma yang
seharusnya diletakkan di situ, melainkan tanda titik sehingga anak kalimat ke
tiga menjadi kalimat tunggal yang lebih jelas.
Untuk option yang berbentuk peribahasa sudah cukup
baik dalam memilihnya . Panjang peribahasa yang dipilih cukup imbang dan
homogen. Dengan demikian yang perlu berbaikan hanyalah di bagian stimulus (
wacana) saja.
Sesuai dengan
namanya, Ribut memang anak yang senang ribut. Jika sedang diterangkan guru, ia
selalu berbicara sendiri. Akibatnya pertanyaan dari guru tidak bisa dijawabnya.
Analisis soal nomor 28
Bondan bermain
layang-layang di lapangan.
28. Jabatan yang tepat untuk kalimat di
atas ....
A.
K-S-P-O
B.
P-O-S-K
C.
S-P-O-K
D.
P-O-K-S
Ada sedikit masalah terdapat pada bagian stem. Meskipun
sepintas orang tahu apa yang dimaksudkan oleh penyusun, namun bila dicermati
lebih teliti, pertanyaan yang ditulis kurang
jelas maknanya. Pertanyaan bermaksud menanyakan jabatan kata dalam
kalimat tentunya. Namun di situ tidak ditanyakan secara eksplisit dengan kalimat yang baik sehingga
sebenarnya kalimat pertanyaan yang ada menjadi tidak tepat maknanya.
Jabatan yang tepat untuk kalimat di atas, mengandung
maksud bahwa sebuah kaliamat dapat menduduki jabatan. Padahal yang dapat
diterima adalah jabatan kata dalam sebuah kalimat ditinjau dari polanya yang
meliputi subjek(S), predikat(P), objek(O), dan keterangan (K). Maka akan tepat
jika soal di atas diubah dengan alternatif perubahan sebagai berikut ;
Bondan bermain
layang-layang di lapangan.
28.Jabatan kata
yang tepat untuk pola kalimat di
atas adalah ....
A.
K-S-P-OB
B.
P-O-S-K
C.
S-P-O-K
D.
P-O-K-S
Analisis soal nomor 29
1.
Bilas
dengan air bersih.
2.
Kuceklah
baju terutama pada bagian yang kotor.
3.
Jemur
di tempat yang panas agar baju cepat kering.
4.
Rendam
baju dengan sabun secukupnya.
29. Urutan yang benar agar menjadi
paragraf yang padu adalah ....
A.
1-2-3-4
B.
2-4-1-3
C.
4-2-1-3
D.
1-4-2-3
Soal nomor 29 tersusun cukup baik. Diawali dengan
stimulus berupa wacan dalam bentuk petunjuk / tips. Stem sangat jelas dan
sangat efektif. Sementara option juga bagus dengan homogenitas dan daya
pengecoh yang sangat tinggi.
Hanya di bagian stimulus, jika dicermati semua
kalimat berupa kalimat perintah karena isinya juga merupakan petunjuk.
Sementara kalimat perintah umumnya diakhiri dengan tanda seru (!). Namun
kalimat dalam wacana di atas tidak mengunakan tanda seru (!) satu pun sehingga
perlu diperbaiki.
Di bagian
option juga akan lebih baik urutan nomor dimulai dari yang bernilai kecil atau
besar. Dengan demikian alternatif perbaikannya adalah sebagai berikut ;
1.
Bilas
dengan air bersih!
2.
Kuceklah
baju terutama pada bagian yang kotor!
3.
Jemur
di tempat yang panas agar baju cept kering!
4.
Rendam
baju dengan sabun secukupnya!
29.Urutan kalimat yang benar agar
menjadi paragraf yang padu adalah ....
A.
1-2-3-4
B.
1-4-2-3
C.
2-4-1-3
D.
4-2-1-3
Analisis soal nomor 30
30. Supaya cepat sembuh sebaiknya minum
obat secara teratur.
Kalimat
di atas merupakan ....
A.
Kalimat
ajakan
B.
Kalimat
anjuran
C.
Kalimat
langsung
D.
Kalimat
tak langsung
Ditemukan hal yang perlu diperbaiki pada soal nomor
30 di atas , terutama di bagian option. Ke empat optian yang disajikan
jelas-jelas tidak homogen. Pilihan A dan B memang homogen,. C dan D juga
homogen. Namun jika diperbandingkan Adan B dengan C dan D, maka tidak ada
keterkaitannya sama sekali. Kalimat anjuran, ajakan, harapan, dan larangan
merupakan kelompok kalimat perintah. Sedangkan kalimat langsung dan tidak
langsung merupakan jenis kalimat ditinjau dari sudut penuturannya sehingga dua
kelompok itu jelas tidak tepat untuk perbandingan dan pengecoh.
Oleh karena kehomogenan dari option di atas sangat
kurang, maka akan mempengaruhi tingkat daya kecohnya yang merendah.
Dalam hal penulisan option , huruf awal option juga
tidak perlu menggunakan huruf kapital. Oleh karena itu soal nomor 30 dapat
diperbaiki dengan alternatif sebagi berikut ;
Supaya
cepat sembuh sebaiknya minum obat secara teratur.
30.Kalimat
di atas merupakan ....
A.
kalimat
ajakan
B.
kalimat
anjuran
C.
kalimat
harapan
D.
kalimat
perintah
Analisis soal nomor 31
Percakapan dalam
istilah drama disebut ....
A.
Monolog
B.
Dialog
C.
Prolog
D.
Epilog
Soal tersusun
sangat simpel dan efektif, namun demikian tidak jelas apa yang dikehendaki
penyusun. Percakapan seperti apa yang sebenarnya hendak ditanyakan tampak tidak
tersampaikan dalam stem soal. Apakah percakapan yang dilakukan oleh satu orang
(monolog), percakapan oleh dua orang atau lebih(dialaog), percakapan di awal
pementasan(prolog), atau percakapan di akhir pementasan(epilog)?
Tampaknya penyusun terjebak oleh kata percakapan
yang seolah mengandung makna dialog. Padahal monolog, prolog, maupun epilog
juga termasuk percakapan.
Bagian option sudah disajikan cukup homogen dan
memiliki daya pengecoh tinggi .Namun perlu sedikit penyempurnaan maksud kalimat
di bagian stem dan penulisan huruf kapital di awal option. Alternatif
penyempurnaannya sebagai berikut ;
31.Percakapan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam
drama disebut ....
A. monolog
B. dialog
C. prolog
D.epilog
Analisis soal nomor 32
Hakim ( ) “Mengapa kamu kelihatan sangat gelisah,
Bim?”
Bimbim ( ) “Iya, Ibuku sedang
sakit. Padahal sudah minum obat tapi belum sembuh juga.”
Hakim ( )
“ Tenang dan berdoalah, pasti Ibumu sembuh!”
Bimbim ( ) “
... nasehatmu, kau memang sahabatku yang baik.”
32.
Kata yang tepat untuk melengkapi percakapan di atas adalah ....
A.
Untunglah
B.
Sialan
C.
Terimakasih
D.
Maaf
Soal nomor 32
diawali dengan stimulus berupa wacana berbentuk percakapan. Dengan teks
percakapan rumpang dan tanda baca yang tidak lengkap sengaja disajikan untuk menjadi
dasar pertanyaan soal nomor 32 bahkan sekali gus soal nomor 33. Sayang sekali
sebelum teks disajikan tidak terdapat petunjuk bahwa wacana tersebut akan
menjadi dasar pertanyaan nomor 32 dan 33. Semestinya ada petunjuk untuk hal
itu.
Kecuali itu perlu sedikit perbaikan pada teks yang
terkait dengan ejaan. Dalam teks tertulis ; “Iya,
Ibuku sedang sakit....(baris ke dua) dan “Tenang dan berdoalah, pasti Ibumu sembuh!”
(baris ke tiga).
Pada penulisan
kata ‘Ibumu’ semestinya tidak perlu menggunakan huruf
kapital karena kata ibu dalam kalimat
tersebut bukanlah bentuk sapaan langsung.
Pada bagian stem (pernyataan soal) perlu juga
diperbaiki kalimatnya agar maksud yang sesungguhnya menjadi jelas dan tidak
ambigu. Stem berbunyi ; Kata yang tepat
untuk melengkapi percakapan di atas adalah ...., mestinya berbunyi; Kata yang tepat untuk melengkapai kalimat
percakapan di atas adalah .....
Alasannya, karena bagian yang belum
lengkap adalah kalimat percakapannya, bukan percakapannya.
Di bagian option sudah disajikan pilihan yang cukup baik. Hanya saja susunannya
saja yang perlu diperbaiki agar tampak lebih bagus. Selain itu penulisan huruf
kapital di awal option juga tidak tepat. Dengan demikian soal dia atas dapat
diperbaiki dengan alternatif sebagai
berikut :
Wacana untuk
soal nomor 32 dan 33.
Hakim ( )
“Mengapa kamu kelihatan sangat gelisah, Bim?”
Bimbim ( ) “Iya,
ibuku sedang sakit. Padahal sudah minum obat tapi belum sembuh juga.”
Hakim ( )
“ Tenang dan berdoalah, pasti ibumu sembuh!”
Bimbim ( ) “
... nasehatmu, kau memang sahabatku yang baik.”
Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat percakapan
di atas adalah ....
A.
maaf
B.
sialan
C.
untunglah
D.
terimakasih
Analisis soal nomor 33
33. Tanda baca yang tepat setelah
pelaku dalam percakapan di atas adalah
....
A.
Titik
dua ( : )
B.
Titik
koma ( ; )
C.
Koma
( , )
D.
Titik
( . )
Soal nomor 33 tergantung dari teks soal nomor 32.
Perlu perbaikan di bagian stem agar maksud menjadi jelas dan struktur kalimat
menjadi lebih bagus. Tentu akan lebih bagus jika ditulis ; Tanda baca yang
tepat untuk mengisi tanda kurung dalam
kalimat percakapan di atas adalah ....
Selain itu pada bagian option juga perlu perbaikan
penyusunan urutan option supaya terlihat lebih baik dan penulisan huruf kapital
di awal kata. Untuk itu ada alternatif
perbaikan sebagai berikut ;
33.Tanda baca yang tepat untuk
mengisi tanda kurung dalam kalimat percakapan di atas adalah ....
A.
titik
koma ( ; )
B.
titik
dua ( : )
C.
koma
( , )
D.
titik
( . )
Abalisis soal nomor 34
Matahari
Engkau
terlalu lam marah
Tanah
garapan petani menganga
Sang
Kodok tak lagi bercanda ria
Ternak
penduduk tinggal kulit pembalut tulang
Tuhan,
pendamlah kemarhan sang Mentari
Tanpa
kasihMu, semua kan merana
Parafrase
dari puisi di atas adalah ....
A.
Matahari
yang marah karena hujan tiba. Sehingga sang Kodok pun bercanda ria. Terimakasih
Tuhan, tanpaMu semua kan merana.
B.
Petani
marah karena tanah garapannya merana. Sang Kodok bercanda ria karena ternak
yang tinggal kulit pembalut tulang. Terimakasih Tuhan untuk semua yang telah
Kau berikan.
C.
Kemarahan
dan canda ria adalah dua peristiwa yang sering dialami oleh petani. Tuhan
pendamlah kemarahan sang mentari karena tanpa kasihMu semua kan merana.
D.
Musim
kemarau telah lama terjadi. Tanah garapan petani menjadi kering. Suara Kodok
sudah tak terdengar lagi. Banyak ternak penduduk menjadi kurus. Tuhan
turunkanlah hujan karena tanpa kasihMu semua kan merana.
Yang perlu diperbaiki pada saoal nomor 54 hanya
masalah ejaan saja terutama di bagian option. Ejaan di bagian stimulus tidak
ada yang perlu di kaji karena teks di atas berbentuk puisi yang tentu saja
tidak begitu menganut sistem penulisan dan ejaan yang baku.
Bagian option A, meskipun berbentuk parafrase atau
terjemahan bebas, namun kaidah penyusunan kalimat dan ejaan tetap harus
diperhatikan karena parafrase sebenarnya adalah mengubah puisi menjadi prosa.
Artinya ketika berbentuk prosa, kalimat semestinya berbentuk tuturan atau
kalimat berita yang berbentuk paragaraf. Di atas tertulis kalimat ; Matahari yang marah karena hujan tiba.
Sehingga sang Kodok pun bercanda ria. Terimakasih Tuhan, tanpaMu semua kan
merana.
Perhatikan kalimat ; Matahari yang marah karena hujan tiba. !
Kalimat itu sesungguhnya tidak dapat dikategorikan
sebagai kalimat. Tuturan tersebut hanya terdiri dari subjek tanpa predikat.
Tuturan di atas baru akan menjadi kalimat jika kata ‘yang’ dihilangkan sehingga
terbentuk kalimat ;Matahari marah karena
hujan tiba. Sang Kodok pun bercanda ria. Manusia berterima kasih kepada Tuhan
karena tanpa kasihNya semua orang akan merana.
Option B dapat diperbaiki dengan kalimat sebagai
berikut ; Petani marah karena tanah
garapannya merana. Sang Kodok bercanda ria karena ternak yang tinggal kulit
pembalut tulang. Terimakasih kepada Tuhan untuk semua yang telah Dia berikan.
Option C dapat diperbaiki sebagai berikut; Kemarahan dan canda ria adalah dua peristiwa
yang sering dialami oleh petani. Tuhan diharapkan dapat memendam kemarahan sang
Mentari karena tanpa kasihNya semua kan merana.
Option D
dapat diperbaiki sebagai berikut
; Musim kemarau telah lama terjadi. Tanah
garapan petani menjadi kering. Suara kodok sudah tak terdengar lagi. Banyak
ternak penduduk menjadi kurus. Diharapkan Tuhan menurunkan hujan karena tanpa
kasihNya semua kan merana.
Analisis soal nomor 35
35.
Ternak penduduk tinggal kulit pembalut tulang.
Makna
kata kulit pembalut tulang adalah ....
A.
Kulit
dibalut tulang
B.
Tulang
dibalut kulit
C.
Gemuk
sekali
D.
Kurus
sekali
Pada soal tersebut ditemukan penyusunan option yang
kurang teratur sehingga kurang kelihatan bagus. Disamping itu dalam penulisan
huruf awal dengan menggunakan huruf kapital juga kurang tepat. Dengan demikian
alternatif perbaikannya adalah ;
Ternak penduduk tinggal kulit pembalut tulang.
Makna kata kulit
pembalut tulang adalah ....
A.
kulit
dibalut tulang
B.
tulang
dibalut kulit
C.
gemuk
sekali
D.
kurus
sekali
Demikian kajian ilmiah dalam bentuk kajian kritis
terhadap butir soal pilihan ganda soal Ulangan Akhir Smester (UAS) I ini
disajikan dengan rinci guna menguak segala persoalan yang ada berdasarkan fakta
yang ditemukan dan dibahas berdasarkan teori ilmiah. Meskipun fokus kaajian
tersebut lebih ditinjau dari sudut struktur soal dan kebahasaan saja, namun
demikian diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun
soal demi lebih baiknya lagi di masa mendatang.
Masih banyak hal yang perlu dikaji melalui sudut
pandang yang berbeda tentunya. Oleh
karena itu kajian ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi para pengkaji lain
untuk melakukan kegiatan yang serupa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian hasil kajian di atas dapat
disimpulkan hal- hal sebagai berikut ; bahwa soal tes berperan sangat penting
dalam mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui
kegiatan tes dapat diukur keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu. Oleh karena itu penyusunan butir soal yang sesuai dengan kaidah atau
kriteria menjadi sangat urgen dilakukan.
Namun
kenyataannya, banyak ditemukan butir soal yang disusun dengan seadanya tanpa
berpedoman terhadap kaidah penyusunan soal terutama dari sudut pandang struktur
soal dan kaidah kebahasaan Indonesia yang baik dan benar. Demikian juga dalam
Ulangan Akhir Semester I (UAS I) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6,
terdapat banyak permasalahan di setiap item soal pilihan ganda khususnya.
Oleh karena itu perlu sekali para penyusun soal
untuk memperhatikan segala kaidah yang ada dalam melaksanakan tugasnya menyusun
soal. Dengan berlatih dan melakukan pengembangan diri diharapkan mereka
akhirnya mampu menyusun soal dengan benar dan bagus sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
B. Saran
Dengan melihat fakta yang ada maka perlu bagi pihak
terkait untuk melakukan upaya pembinaan dan pelatihan terhadap para guru
penyusun soal agar kemampuan mereka dapat meningkat.
Para guru penyusun soal hendaknya mau berusaha untuk
malakukan peningkatan diri dalam menyusun soal melalui berbagai cara dan
kegiatan agar mereka memiliki keterampilan yang semakin baik.
Daftar Pustaka
Karwapi,
Kaidah Penulisan Butir Soal Bentuk
Pilihan Ganda yang Valid dan Sah,//https
_ _ Kaidah Penyusunan Soal Pilihan Ganda,
https://prezi.com/l4covty0g1ql/
Nurwardani
, Paristiyanti, 2010, Analisis Butir Soal
dan Bank Soal,Jakarta : Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Depdiknas
Poerwadarminta,WJS,
1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Yayan Setiawan, Kaidah Penulisan Soal,
https:/www.academia.edu/890288/