Minggu, 27 November 2016

KAJIAN KRITIS TERHADAP SOAL UAS I MAPEL BAHASA INDONESIA KELAS 6 TAHUN 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran adalah melalui kegiatan tes. Melalui tes atau yang lebih dikenal dengan istilah lainnya yakni ulangan seorang guru dapat mengukur, menganalisa dan mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dikenal istilah kegiatan ulangan baik dilangsungkan setiap akhir pembelajaran (pos tes), ulangan harian (formatif), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) maupun Ujian (US/UN).
Mengingat bahwa fungsi tes sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran, maka betapa pentingnya makna sebuah tes bagi guru, siswa, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian tes merupakan kegiatan penting sebagai alat evaluasi.
Dalam kegiatan tes diperlukan perangkat tes yang disebut instrumen yakni dalam bentuk butir soal. Butir soal inilah yang dianggap layak dijadikan alat ukur keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu butir-butir soal harus disusun sebaik-baiknya oleh guru dengan memedomani standar kriteria/kaidah penyusunan soal yang baik dan benar.
Kenyataan yang ada di lapangan, banyak dijumpai jenis soal yang kurang baik dan tidak disusun berdasarkan kriteria penyusunan soal yang baik dan benar sehingga tidak bisa dijamin kevalidannya sebagai alat pengukur keberhasilan pembelajaran dan kemajuan siswa.
Fenomena di lapangan banyak soal yang disusun seadanya tanpa mengacu kepada standar penyusunan soal yang benar. Penyusunan butur soal tidak dilakukan dengan berpedoman pada kaidah yang telah ditetapkan. Bahkan rumusan butir soal banyak yang tidak berpedoman kepada kisi-kisi soal dan hanya menyunting dari soal yang sudah ada sebelumnya baik itu yang bersal dari buku kumpulan soal maupun  LKS yang biasa beredar di pasaran.
Dari sejumlah 35 item soal Bahasa Indonesia Kelas VI Ulangan Umum Semester (UAS) I Tahun pelajaran 2015-2016 yang disusun  oleh guru SD Negeri Sunyalangu yang berbentuk pilihan ganda ditemukan sejumlah  27  atau 77,1% soal yang kurang memperhatikan ejaan dalam penulisannya.  Baik itu dalam penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, penggunaan tanda baca yang tidak tepat, dan permasalahan kaidah bahasa lainnya. Sementara ditemukan juga sebanyak 7 atau 20% soal yang kurang baik dalam hal kontruksinya.
 Sebanyak 13 soal atau 37,1% ditengarai memiliki option yang tidak homogen.  Dalam hal kejelasan soal terdapat 5 soal atau 14% soal tidak jelas maksudnya sehingga sulit untuk dipahami. Dan 6 soal atau 17,1%  bermasalah dalam hal kebahasaan utamanya penggunaan kata tidak baku, serta 3 soal atau 8,6% kurang baik dalam hal fungsi pengecoh.  
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengkaji fenomena tersebut melalui kajian kritis terhadap soal UAS I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dimaksudkan untuk merefleksi diri terhadap kelemahan-kelemahan dalam penyusunan butir soal demi lebih baiknya lagi hasil kegiatan di masa mendatang.
B.     Rumusan masalah
Hal-hal apa sajakah yang akan dikaji dalam tulisan ini dapat dirumuskan dengan rumusan masalah sebagai berikut : Fenomena apa sajakah yang dijumpai di lapangan dalam hal penyusunanan butir soal dan bagaimanakah  naskah soal  yang baik berdasarkan kriteria atau kaidah yang ada? 
C.     Pembatasan masalah
Sesungguhnya banyak masalah yang dijumpai dalam penyusunan butir  soal tersebut. Masalah-masalah tersebut dapat dikaji berdasarkan tiga kajian, yakni berdasarkan kesesuaian materi dengan indikator, berdasarkan strukturnya, dan berdasar kebahasaannya. Demikian pula dalam hal jenis mata pelajaran dan tingkatan kelasnya. Namun karena keterbatasan penulis maka dalam kajian ini hanya akan dibahas tentang kesalahan-kesalahan penyusunan butir soal tes ditinjau dari  unsur struktur soal dan  kebahasaannya saja. Dan dalam kajian ini pun hanya akan dianalisis satu mata pelajaran pada satu tingkatan kelas saja yakni Pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian tes
Tes atau disebut juga ulangan merupakan salah satu kegiatan  mengukur terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran  di satuan pendidikan yaitu sekolah. Lebih sempit lagi, tes  dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi akurat tentang hasil belajar (Nurwardani :2010). Untuk melaksanakan tes atau ulangan diperlukan perangkat tes atau instrumen tes yang disebut dengan istilah butir soal.
B.     Fungsi soal tes
Fungsi soal tes adalah sebagai alat ukur terhadap kemampuan siswa dalam menyerap materi yang dilakukan  melalui pembelajaran di sekolah. Seberapa jauh kemampuan mereka dalam menyerap materi pelajaran baik yang terkait dengan ranah kognetif, afektif, maupun psikomotor, maka diukurlah melalui tes. Meskipun soal tes bukanlah satu-satunya alat untuk mengukur hasil pembelajaran siswa, namun demikian soal tes memang lebih lazim digunakan karena dianggap paling efektif dan dapat mewakili secara keseluruhan.
C.     Pengertian Analisis dan Analisis Butir soal
Dalam kamus Bahasa Indonesia istilah analisis atau menganalisis memiliki kesamaan makna dengan menganalisa, yakni penyelidikan suatu peristiwa (karangan, pembuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dsb.(Poerwadarminta, 1984:39).
Adapun pengertian butir soal adalah seperangkat pertanyaan yang berfungsi untuk menggali informasi tentang keberhasilan sebuah proses, dalam hal ini adalah pembelajaran. Dengan demikian pengertian analisis butir soal dapat ditarik dari pengertian kedua makna kata tersebut yakni penyelidikan terhadap seperangkat pertanyaan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pertanyaan  atau butir soal tersebut disusun.
Pengertian serupa juga dikemukakan Nurwardani (2010) dimana analisis butir soal dimaknai sebagai proses untuk mengkaji kualitas butir-butir soal tes obyektif.
D.    Fungsi atau kegunaan analisis soal
Adapun fungsi atau keguanaan analisis butir soal menurut Nurwardani(2010) selain mengukur kualitas butir soal tersebut juga dapat memberikan informasi baik tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu analisis perlu sekali untuk dilakukan demi menjaga mutu butir soal agar selalu dapat dipercaya fungsinya untuk mengukur keberhasilan pembelajaran secara benar dan akurat.
E.     Kriteria penyusunan soal yang baik
Kriteria penyusunan butir soal disebut juga sebagi kaidah, yakni aturan-aturan yang harus dipedomani oleh guru atau para penyusun butir soal agar dapat menghasilkan butir soal yang  baik dan benar sesuai dengan fungsi soal tersebut.
Mengingat bahwa butir soal tes dianggap mampu mengukur kemajuan dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran, maka diperlukan kualitas butir soal tes yang tinggi. Idealnya butir soal tes disusun dengan mengacu pada kriteria penyusunan atau kaidah  yang baik dan benar. Butir soal yang disusun oleh penyusun semestinya baru dapat digunakan setelah melalui tahap analisis butir soal.
Ada tiga jenis analisis butir soal yakni ;  pertama, analisis berdasarkan substansi/ materinya , yakni  berkaitan dengan kesesuaian butir soal , materi, dan indikator. Analisis ke dua berdasarkan konstruksi soal, yakni terkait dengan grafika, penempatan, dan kelengkapan soal. Sedangkan analisis ke tiga berdasarkan  kebahasanaannya, yakni terkait dengan ketatabahasaan, struktur kalimat, ejaan, dan lain-lain(Karwapi : 2012).
Hal itu juga diungkapkan oleh Nurwardani (2010) yang menjelaskan bahwa menganalisis butir soal dimulai dengan menganalisis konstruksi soal yang kemudian dilanjutkan analisis isi soal, dan mencermati indikator soal.
Lebih lanjut Nurwardani menjelaskan tentang analisis spesifikasi soal yang meliputi aspek keterukuran dan validasi soal. Analisis keterukuran merupakan analisis sejauh mana komponen perilaku dalam indikator benar-benar  dapat diukur. Sedangkan  validitas soal  meliputi validitas muka, validitas isi, dan validitas konstruk.
Jika butir soal sudah dianalisis berdasarkan tiga kriteria tersebut dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai kaidah yang ada maka barulah butir soal dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Butir soal yang baik berdasarkan kaidah kesesuaian dengan indikator dimaknai bahwa soal yang disusun memiliki kualitas yang baik jika mampu mengukur apa yang sebenarnya harus diukur sesuai dengan materi yang diujikan.  Jika suatu pembelajaran bertujuan agar siswa mengetahui jenis-jenis karangan, maka soal yang dibuat tentu tentang jenis-jenis karangan.
Konstruksi soal merupakan kaidah penyusunan soal yang dipandang dari sudut penulisan (grafika), penempatan soal dan kelengkapan soal. Soal yang memenuhi kaidah tersebut antara lain tidak terlalu bertele-tele dan secara visual bagus dipandang. Memiliki  jawaban pilihan yang relatif sama panjang, dan lain-lain.
Sedangkan kaidah soal yang baik secara kebahasaan diantaranya memiliki struktur bahasa dan kalimat yang benar dan baik, ditulis dengan ejaan yang benar, dan mudah dipahami.
Butir soal pilihan ganda terdiri atas tiga bagian, yakni bagian stimulus/ dasar pertanyaan ( bila ada), pokok soal ( stem), dan pilihan jawaban (option) yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh jawaban.
          Beberapa kriteria penyusunan butir soal tes yang baik dan benar yang  digunakan sebagai acuan secara praktis antara lain :
1.      Butir soal harus sesuai dengan indikator yang diukur.
2.      Panjang pilihan jawaban relatif harus sama.
3.      Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
4.      Pengecoh harus berfungsi.
5.      Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau paling benar.
6.      Pokok soal harus dirumuskan dengan jelas dan tegas.
7.      Rumusan pokok soal dan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
8.      Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
9.      Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
10.  Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan semua jawaban benar atau semuan jawaban salah.
11.  Jawaban berbentuk angka harus diurutkan berdasarkan besar kecilnya nilai angka atau urutan kronologisnya.
F.      Tata kalimat soal tes
Disamping kriteria di atas, penyusunan soal juga perlu memperhatikan kaidah bahasa. Dengan demikian dalam hal penyusunan soal tidak dapat terlepas dari masalah ketatabahasaan dan kaidah bahasa Indonesia yang baku.
Tata bahasa adalah aturan berbahasa yang telah ditetapkan sesuai setandar kebahasaan yang baku, dan benar sesuai bahasa setempat yang berlaku yakni bahasa Indonesia.


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A.    Fenomena yang ada pada soal tes
Dari hasil analisis sederhana yang dilakukan oleh penulis setelah mengamati secara cermat terhadap soal Ulangan Akhir Semester I mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6 tahun pelajaran 2105/2016 didapatkan sejumlah masalah yang perlu dikaji secara mendalam guna perbaikan pada kegiatan sejenis di kemudian hari.
Beberapa masalah yang ditemukan antara lain masalah penyusunan soal yang tidak memenuhi kriteria soal yang baik dan tidak pula memenuhi kriteria kebahasaan yang baik. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikaji, dipaparkan tentang masalah tersebut dengan dasar teori kriteria atau kaidah penyusunan soal dan ketatabahasaan Indonesia.
Sebenarnya dalam penelaahan terhadap butir soal dapat dilakukan berdasarkan 3 ketentuan yakni ; 1) berdasar kesesuaian soal dengan konten kurikulum, b) berdasarkan struktur penyusunannya, dan c) berdasar kebahasaannya.
Namun demikian mengingat keterbatasan penulis maka dalam kajian ini hanya akan dikaji satu mata pelajaran saja dan satu kelas saja yakni mata pelajaran  bahasa Indonesia di kelas  enam sekolah dasar.
Perlu diperhatikan pula bahwa dalam pembahasana ini penulis tidak mengkaji soal tes berdasarkan kesesuaian dengan isi kurikulum dan indikator, persebaran, maupun hal lain selain dua masalah yang disebut di atas.
Dari sejumlah soal tes yang disusun oleh seorang guru X yakni sebanyak 50 item soal dan terkelompok menjadi tiga jenis soal yakni 35 item dalam bentuk pilihan ganda (PG), 10 item dalam bentuk isian singkat, dan 5 item soal berbentuk uraian, ditemukan berbagai persoalan yang perlu diluruskan dan disempurnakan. Tidak semua item soal dibahas dalam kajian ini, melainkan hanya sejumlah 35 soal pilihan ganda saja.
Adapun dalam bab ini akan disajikan seluruh soal pilihan ganda, diidentifikasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan dan dibahas seluruh soal tersebut dari sisi kekurangannya dan selanjutnya diberikan solusi sekali gus dengan alternatif perbaikan.
Alternatif perbaikan tersebut merupakan bentuk gagasan dan solusi yang disajikan penulis guna mengatasi permasalahan yang ada agar tidak terjadi pada kegiatan yang sama di masa mendatang.
B.     Hasil Kajian, identifikasi kesalahan dan pembahasan, serta alternatif perbaikan.
Adapun hasil kajian naskah soal Bahasa Indonesia kelas 6 semester I tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut;
Soal dimulai dengan sebuah naskah bacaan atau wacana singkat sebagimana lazimnya naskah Bahasa Indonesia lainnya yang merupakan stimulus atau dasar soal  sebagaimana dikutip sebagai berikut :
Analisis soal nomor 1.
                                              Kak Budi Hidayat
Teman Singa Afrika dan Harimau Sumatera
Setiap kandang di kebun binatang Ragunan, Jakarta memilki penjaga yang disebut keeper. Apa saja tugas seorang keeper?
Keeper  bertanggung jawab merawat binatang yang dijaganya. Tugasnya sehari-hari antara lain menyiapkan makanan, memeriksa apakah hewan itu baik-baik saja atau sedang sakit, dan membersihkan kandang.
Itu juga yang dilakukan oleh Kak Budi Hidayat. Kak Budi adalah keeper harimau Sumatera dan singa Afrika. Kak Budi adalah lulusan D3 Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
1.      Kebun binatang Ragunan terletak di ....
A.     Jakarta
B.     Banten
C.     Bandung
D.    Bogor
Naskah di atas ditulis apa adanya, sesuai dengan aslinya tanpa perubahan apapun.
Meskipun tidak akan dibahas tentang konten wacana tersebut namun demikian teks tersebut tetap disajikan untuk lebih dapat memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap kajian soal berikutnya.
Teks bacaan di atas disajikan di awal naskah soal tanpa mencantumkan keterangan dari mana teks tersebut disunting dan siapa pula penulisnya, sebagimana lazimnya soal lain. Pencantuman nama penulis dan sumber penyuntingannya tentu harus  dilakukan guna menghargai penulis dan penerbit sebagaiman etika penulisan lainnya.
Meskipun sebenarnya tidaklah masuk dalam pembahasan inti yang terkait dengan kriteria penyusunan soal, namun analisis terhadap teks ini tetap dianggap penting mengingat pembahasan ini merupakan pembahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kalimat pertama alinia pertama tertulis;
Setiap kandang di kebun binatang Ragunan, Jakarta memiliki penjaga yang disebut keeper. 
Pada kalimat di atas dijumpai persoalan ketatabahasaan yang kurang baik yakni masalah pemberian tanda koma yang kurang tepat. Tanda koma diletakkan di antara kata Ragunan dan Jakarta dan kemudian dilanjutkan dengan kata lainnya tanpa koma lagi. Hal ini dapat membuat maknanya menjadi berubah. Mestinya setelah kata Jakarta akan lebih baik jika diberi tanda koma agar tidak mengecohkan keterbacaan kalimat tersebut dan tidak menimbulkan makna ambigu. Dengan kalimat di atas memungkinkan seseorang salah memaknai dengan mengasumsikan bahwa Jakarta memiliki penjaga yang disebut keeper. Padahal yang dimaksudkan penulis tentu kebun binatang Ragunanlah yang memiliki keeper.
Maka kalimat tersebut semestinya diperbaiki menjadi ; Setiap kandang di kebun binatang Ragunan Jakarta, memiliki penjaga yang disebut keeper.
Selain masalah itu terdapat penulisan yang kurang tepat, yakni pada penulisan D3. Penulisan gelar D3 semestinya menurut kaidah kebahasaan yang benar ditulis D-3. Ini dikarenakan D-3 menunjukkan urutan. Sebagaimana pada penulisan ke-1, ke -2, dan seterusnya.
Adapun selebihnya tidak ditemukan kekeliruan kebahasaan lainnya. Secara umum ketatabahasaan teks tersebut sudah cukup baik.
Analisis soal nomor 2 (pilihan ganda).
2. Kalimat utama paragraf kedua adalah ....
A. Tugas seorang keeper
B. Kak Budi Hidayat seorang keeper
C. Keeper bertanggung jawab merawat binatang yang dijaganya
D. Kak Budi lulusan D3 Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Soal di atas berdasar kaidah penyusunannya termasuk kurang baik. Hal itu dikarenakan adanya ketidakjelasan stem. Apa yang dimaksudkan oleh penyusun tampak sekali ambigu. Apakah penyusun bermaksud untuk mempertanyakan kalimat utama paragraf  atau isi paragraf ke dua? Ini tidak jelas. Kalau yang dimaksudkan penyusun adalah kalimat utama, maka seharusnya semua option berbentuk kalimat yang diambil dari kaliamt yang ada di paragraf ke dua tersebut. Padahal jika dicermati, paragraf ke dua hanya terdiri dari dua kalimat saja sehingga tidak cukup untuk dibuat menjadi empat option. Akibatnya penyusun mendapatkan kesulitan dalam membuat option.
Sebaliknya, penyusun akan mendapatkan kemudahan jika yang dipertanyakan adalah isi paragraf karena penyusun dapat membuat kalimat atau frase sendiri yang merangkum isi paragaraf tersebut. Itulah yang dimaksud ketidak jelasan soal nomor 2 di atas.
Di sisi lain  terdapat beberapa kesalahan yakni ejaan pada penulisan kata kedua pada bagian pernyataan/ stem. Kata kedua semestinya ditulis terpisah karena awalan ke pada kata tersebut berfungsi menunjukkan urutan, bukan merupakan kumpulan. Maka kata kedua sebagaimana ditulis di kalimat tersebut mestinya ditulis dengan benar yakni ke dua (terpisah).
Masalah lain, pada bagian option, yang perlu diperhatikan adalah masalah keseragaman panjang jawaban. Jika diperhatikan antara option A,B,C, dan D terjadi perbedaan yang menyolok dilihat dari panjangnya kalimat. Terutama jika dibandingkan antara option A dan D. Dengan begitu, secara konstruksi pun tampak kurang serasi.
Dalam teori dan ketentuan, option yang baik adalah option yang memiliki kehomogenisan yang  tinggi, baik kehomogenisan materi, sifat, panjang jawaban, maupun lainnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah tentang tanda baca titik yang tidak dibubuhkan sama sekali pada  keempat option tersebut. Jika diperhatikan lebih cermat bahwa ketiga opsion(B,C,dan D) merupakan option berbentuk kalimat. Sedangkan option A bukan berbentuk kalimat, melainkan hanyalah kelompok kata. Alasan mengapa option A bukan merupakan kalimat karena kelompok kata tersebut tidak memiliki unsur subyek maupun  predikat sebagai unsur pembentuk kalimat. Dengan demikian sudah terjadi perbedaan keempatnya dimana satu option berbentuk kelompok kata (A), sedangkan ketiga option lainnya berupa kalimat (B,C,dan D).
Namun demikian pada ketiga option yang dianggap berbentuk kalimat (B,C, dan D) pun tidak menggunakan tanda titik satu pun. Ini pun sebenarnya tidak dapat disebut sebagai kalimat. Kaidah bahasa menyebutkan bahwa kumpulan kata yang tidak diawali dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca, maka itu tidak dapat disebut kalimat.
Terlepas dari analisis kesalahan yang terdapat pada soal di atas, maka dapat disajikan  alternatif perbaikan  soal nomor 2  sebagi berikut ;
2. Isi  paragraf ke dua adalah tentang ....
A. Tugas seorang keeper.
B. Kak Budi Hidayat  seorang keeper.
C. Keeper merawat binatang yang dijaganya.
D. Kepeer membersihkan kandang.

Analis soal nomor 3
Pada soal nomor tiga ditemukan penulisan option dengan huruf kapital di setiap awal option. Hal ini tidak benar mengingat semua option pada soal tersebut berupa frase kata, bukan kalimat.
Perhatikan soal tersebut ;
3.Kak Budi adalah seorang keeper ....
A.Harimau Sumatera dan singa Afrika
B.Harimau Jawa dan singa Afrika
C.Harimau Sumatera dan singa Afrika
D.Harimau Sumatera dan singa Sumatera
Pada option A ( Harimau Sumatera dan singa Afrika) hanyalah merupakan  kelompok kata, bukan kalimat. Jadi tidak perlu menggunakan huruf kapital di awal. Kasus serupa ditemukan di hampir setiap soal, diantaranya pada soal nomor ;  4,5,6,7,8,10,12,13,14,15,17,18,19,20,21,22,23,25,26,30,31,33,dan 35. Semua soal tersebut menggunakan huruf kapital di awal option. Padahal semua option berupa kata atau kumpulan kata, bukanlah kalimat.
Analisis soal nomor 4
Soal nomor 4 diawali dengan sebuah teks bacaan tertulis dalam satu paragraf. Meskipun sebenarnya jika dicermati teks tersebut semestinya harus tertulis lebih dari satu paragraf, namun kenyataannya ditulis dalam satu paragraf. Mungkin karena alasan dan  pertimbangan efisensi tempat sehingga teks dipaksakan ditulis dalam satu paragaraf, atau mungkin memang suntingan aslinya demikian.
Teks tertulis sebagi berikut ;
      Icot bekicot ditantang oleh Lala semut untuk mengitari sawah. Icot pendiam sekali. Tetapi, otaknya penuh dengan ide-ide yang cemerlang. Hmm, apakah Icot akan menerima tantangan Lala? “Oke!” Icot menjawab dengan pasti. Lala semut semakin tersenyum penuh kemenangan. Dalam hatinya dia berkata,”bagaimana mungkin si lambat ini akan mengalahkanku?”
Mencermati teks di atas dapat ditemukan beberapa hal yang perlu dibahas. Pertama, terdapat penulisan yang kurang sesuai dengan ejaan yang benar. Perhatikanlah pada penulisan nama tokoh ceriteranya, ( Icot bekicot dan Lala semut)! Icot bekicot merupakan nama suatu tokoh. Dalam kaidah Bahasa Indonesia nama seseorang yang terdiri atas lebih dari satu kata mestinya harus ditulis dengan huruf kapital di setiap awal katanya. Dengan kata lain, nama Icot bekicot dan Lala semut mestinya ditulis dengan benar, yakni Icot Bekicot dan Lala Semut sebagamana ketika kita menuliskan nama Budi Haryanto atau Yuli Sukanti. Demikian juga pada penulisan kata sandang si lambat pada kalimat terakhir. Pada kalimat tersebut terdapat kata sandang. Indikasinya di sana tertulis kata si yang diikuti kata lambat. Ini mengandung makna bahwa Icot Bekicot oleh penulis diberikan pula julukan si lambat karena dikaitkan dengan sifatnya yang lambat. Maka kata lambat yang awalnya merupakan kata sifat kemudian  berubah menjadi kata benda  akibat penggunaannya sebagi julukan. Maknanya kata lambat menjadi nama atau sebutan lain bagi Icot Bekicot.
 Lebih jelas lagi, kata lambat merupakan nama suatu tokoh. Berdasarkan analisis di atas maka awal kata lambat seharusnya ditulis dengan huruf kapital mengikuti kata sandang si (si Lambat). Namun kenyataannya kata lambat  bukan diawali dengan huruf kapital.
Pada sisi lain dalam teks tersebut ditemukan pula kalimat langsung dalam bentuk tuturan tokoh . (“Oke!”Icot menjawab dengan pasti). Menurut kaidah Bahasa Indonesia, penulisan kalimat tersebut mestinya dimulai dengan paragraf baru. Meskipun kalimat langsung itu hanya terdiri dari satu kata saja, namun tetap harus ditulis dengan paragraf baru. Hal ini tidak terjadi pada teks di atas. Barangkali alasan efisen halaman menjadi pertimbangan sendiri.
Penulisan huruf kapital yang salah juga ditemukan pada kalimat akhir. Pada petikan kalimat; “bagaimana mungkin .....?” tidak diawali dengan huruf kapital. Padahal kaidah bahasa menyebutkan penulisan kalimat harus diawali dengan huruf kapital.

Butir soal nomor 4 perlu sedikit koreksi.
4. Latar cerita di atas adalah ....
A.     Kebun
B.     Tepi sungai
C.     Ladang
D.    Sawah
Hal yang perlu disempurnakan adalah masalah keseragaman option. Menurut keseragaman kata, semua sudah menunjukkan homogenis yang tinggi. Keempat option tersebut semua menunjukkan tempat. Namun homogenis jumlah kata masih kurang. Option A,C, dan D terdiri atas satu kata, sedangkan option B terdiri atas dua kata. Padahal masih dapat diupayakan dengan satu kata juga, yakni kata sungai tanpa menggunakan kata tepi. Ini akan menambah sola lebih baik lagi. Dan sebagaimana disinggung di atas semua option ditulis dengan huraf awal kapital. Padahal option tersebut hanyalah berupa kata, bukan berbentuk kalimat. Jadi semestinya tertulis ;
 4. Latar cerita di atas adalah ....
A.     kebun
B.     sungai
C.     ladang
D.    sawah

Analisis soal nomor 5
5. Sifat Icot adalah  ....
A.     Lambat, sombong
B.     Pendiam, cerdik
C.     Tinggi hati, lemah
D.    Pintar, sombong
Dari sisi kontruksi, soal di atas sudah cukup baik. Meski pada pilihan jawaban C kata tinggi hati memiliki konstruksi berbeda dengan lainnya yakni terdiri dari dua kata, namun hal itu tidak terlalu menyolok.
Hanya saja ada sedikit hal yang perlu diperbaiki yakni tentang penulisan pilihan jawaban. Penulisan jawaban di atas tidak perlu menggunakan huruf kapital karena bukan sebagai kalimat. Disamping itu pilihan jawaban terdiri lebih dari satu kata yang berupa dua sifat yang sejenis dimana keduanya ditulis dengan diberi tanda baca koma.
Andai saja pernyataan itu kemudian dirangkai dengan jawaban yang benar maka akan terbentuk kalimat ; Sifat Icot adalah pendiam, cerdik.
Jika dicermati kalimat di atas memiliki makna Icot memiliki dua sifat yakni pendiam, cerdik. Karena hanya terdiri dari dua sifat yang memiliki kesetaraan makna maka penulisannya tidak menggunakan tanda baca koma melainkan digunakan kata sambung dan.
Dengan demikian kalimat yang benar adalah ; Sifat Icot adalah pendiam dan cerdik.
Analisis soal nomor 6
6. Penggalan cerita di atas termasuk jenis cerita ....
A.     Fabel
B.     Legenda
C.     Mitos
D.    Epos
Andai saja option B (legenda) diposisikan di huruf D tentu akan lebih bagus lagi secara konstruksi. Konstruksi soal akan terlihat lebih indah. Namun demikian soal tersebut sudah baik. Hanya saja dalam ketentuan penulisan option /pilihan jawaban tidak perlu menggunakan huruf kapital karena jawaban hanya terdiri atas satu kata dan bukan menunjukkan kata tempat, nama, maupun kata lain yang harus ditulis dengan huruf kapital.
Maka ketika dilakukan perbaikan akan tersusun soal yang lebih baik seperti berikut ini :
6. Penggalan cerita di atas termasuk jenis cerita ....
A.     epos
B.     mitos
C.     fabel
D.    legenda
Analisis soal nomor 7
( Gambar sebuah sepatu)        Pakailah sepatu merek “JEMPOL”
                                                Harga murah, kualitas terjamin.
                                                Enak dipakai, nyaman di kaki.
7. Penawaran di atas termasuk jenis ....
A.     Buletin
B.     Persuasi
C.     Iklan
D.    Selebaran
Stem soal di atas tidak jelas apa yang dimaksudkan. Meskipun orang dapat menafsirkan yang dikehendaki, namun demikian sebenarnya pernyataan tersebut kuranglah tepat. Penggunaan kata penawaran tidaklah tepat karena apa yang dimaksudkan tentu bukan penawaran tetapi kalimat atau wacana yang berisi penawaran. Di samping itu juga tidak terdapat jenis penawaran buletin, persuasi, iklan , maupun selebaran sehingga tidak tepat jika ditanyakan tentang jenis penawaran.
Kecuali masalah tersebut, dalam pilihan jawaban terdapat option yang kurang homogen. Option A(Buletin), B(Poster), C( Iklan), D(Selebaran) sepintas memang setara namun jika diperhatikan option A (Buletin) tidak homogen dengan pilihan B,C,dan D  dimana ketiganya berupa jenis  publikasi, sedangkan Buletin  merupakan jenis media. Maka terdapat perbedaan yang menyolok dan dengan demikian option di atas tidak berfungsi sebagai pengecoh yang baik.
Dilihat dari cara penulisannya, pilihan jawaban masih ditulis dengan huruf kapital. Padahal pilihan jawaban hanyalah berbentuk kata.
Sebagai alternatif penyusunan soal nomor 7 yang lebih baik adalah sebagai berikut ;
7. Wacana yang berisi tawaran di atas  termasuk jenis ....
A.     pamflet
B.     poster
C.     iklan
D.    selebaran
Analaisis soal nomor 8
Iklan termasuk jenis karangan ....
A.     Narasi
B.     Persuasi
C.     Deskripsi
D.    Argumentasi
Secara sturktur penyusunan soal tersebut sudah tampak baik sekali. Disamping enak dipandang, juga mengandung maksud yang sangat jelas. Yang harus diperbaiki hanyalah masalah penulisan option saja dimana semua option diawali dengan huruf kapital. Dan ini tidak perlu karena seluruh jawaban berbentuk kata bukan kalimat.
Jadi pembetulannya sebagai berikut ;
8. Iklan termasuk jenis karangan ....
A.     narasi
B.     persuasi
C.     deskripsi
D.    argumentasi
Analaisis soal nomor 9
9. Kalimat di bawah ini yang termasuk kalimat kritikan adalah ....
A.     Hebat, kamu memang pandai setiap ulangan dapat nilai 3!
B.     Wow, indah benar pemandangan di Baturraden!
C.     Semoga ulanganku dapat nilai baik.
D.    Nilai hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun nilainya bagus.
Stem pada soal nomor 9 perlu sedikit perbaikan. Agar maksud lebih jelas dan kalimat menjadi efektif  perlu menghilangkan kata kalimat kritikan. Alasan pertama, dalam Bahasa Indonesia tidak dikenal kalimat kritikan, melainkan yang dimaksudkan barangkali kalimat yang mengandung kritikan. Ke dua, terdapat dua kata kalimat dalam stem tersebut sehingga terkesan kurang efektif dalam penggunaan kata.
Alternatif perbaikannya menjadi ; Kalimat di bawah ini yang mengandung kritikan adalah ....
Sementara itu pada pilihan jawaban A, kalimat kurang memenuhi struktur yang benar. (Hebat, kamu memang pandai setiap ulangan dapat nilai 3!). jika dicermati kalimat tersebut mestinya terdiri dari dua kalimat yakni ;1. Hebat, kamu memang pandai! Dan 2.Setiap  ulangan dapat nilai 3. Jika kedua kalimat tersebut akan disatukan yang tepat mestinya berbunyi ; Hebat, kamu memang pandai sehingga setiap ulangan dapat nilai 3!
Di sisi lain penggunaan kata dapat  juga harus baku dan diubah menjadi mendapat yang maknanya memperoleh. Berbeda dengan kata dapat di atas mengandung makna bisa, bukan memperoleh.
Kasus penulisan kata yang kurang baku ditemui juga di option C (Semoga ulanganku dapat nilai baik). Penggunaan kata dapat pun menjadi kurang baku karena kata dapat dalam hal ini bermakna bisa. Adapun yang benar seharusnya mendapat.
Pada option C juga terdapat kekurangan tanda seru karena kalimat tersebut berupa kalimat harapan yang termasuk dalam kalimat perintah. Sedangkan kalimat perintah memiliki ciri khusus yakni diakhiri tanda seru.
Pada option D juga perlu adanya perbaikan dalam pemilihan kata nilainya karena kata tersebut digunakan secara berulang sehingga terkesan kurang efektif dan memiliki makna yang kurang jelas. Alternatif perbaikannya menjadi ; Nilai hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun bagus.
Perlu diperhatikan pula bahwa keempat pilihan jawaban  di atas berbentuk kalimat yang memilki panjang tidak sama. Dalam  hal ini penyusun kurang memperhatikan struktur soal sehingga pilihan jawaban tidak tersusun dengan baik berdasarkan panjang pendeknya. Kalimat tersebut akan lebih baik jika sturkturnya diperhatikan sehingga akan menghasilkan soal yang baik dan bagus dilihat. Dengan demikian alternatif perbaikan soal di atas  adalah sebagai berikut ;
9. Kalimat di bawah ini yang berisi kritikan adalah ....
A.     Semoga ulanganku mendapat nilai baik!
B.     Wow, indah benar pemandangan di Baturraden!
C.     Nilai hasil contekan tidak akan memuaskan meskipun bagus.
D.    Hebat, kamu memang pandai sehingga setiap ulangan mendapat nilai 3!
Analisis soal nomor 10
10. Di bawah ini kata-kata yang digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali ....
A.     Bagus
B.     Sebal
C.     Hebat
D.    Bangga
Perhatikan jika jawaban yang dimaksud penyusun adalah kata sebal, maka akan terbentuk kalimat utuh sebagai berikut: Di bawah ini kata-kata yang digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali Sebal.
Kehadiran kalimat di atas cukup membingungkan maknanya dikarenakan kalimat tersebut memiliki struktur yang kurang benar. Kalimat tersebut tidak memiliki pola kalimat yang jelas. Mana subjek dan predikatnya tidak tampak karena adanya penggunaan kata yang tidak tepat sehingga membuat kalimat tidak jelas kedudukan subjek dan predikatnya.
Andai saja kalimat tersebut disusun menjadi ; Kata-kata di bawah ini dapat digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali kata sebal, maka jelaslah maksud kalimat tersebut. Alternatif lain juga dapat digunakan ; Di bawah ini adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali kata sebal.
Dengan demikian stem yang berupa kalimat di atas kurang jelas maknanya akibat penyusunan struktur  kalimat yang kurang tepat.
Selain itu di bagian option masih ditulis dengan huruf kapital, sedangkan jawaban berupa kata. Dengan demikian alternatif perbaikan soal nomor 10 menjadi ;
10. Di bawah ini adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat kalimat pujian, kecuali ....
A.     bagus
B.     sebal
C.     hebat
D.    bangga
Analiais soal nomor 11
Laporan Hasil Pengamatan
Objek                     : Alun-alun Purwokerto
Hari, tanggal         : Minggu, 6 November 2015
Pengamat              : Bagus Pribadi
Hasil            : Setiap Minggu pagi , alun-alun Purwokwerto dibanjiri oleh warga.     Banyak aktifitas yang dilakukan warga. Misalnya, ada yang jogging, senam, bersepeda bahkan banyak juga pedagang yang berjualan.
11.Pengamatan dilaksanakan pada waktu ....
A.     Minggu pagi
B.     Minggu siang
C.     Minggu sore
D.    Minggu malam
Sepintas memang tidak ada masalah dalam soal tersebut. Memang tidak ada banyak persoalan di bagian dasar soal atau stimulus yang  berbentuk wacana singkat berupa hasil laporan. Namun kalau mencermati bagian stem , terdapat penggunaan kata waktu yang membuat sedikit rancu maksudnya.
Jika memang yang dikehendaki penyusun adalah waktu pengamatan maka pilihan jawaban semestinya akan berbunyi ; pagi, siang, sore, atau malam, tanpa menggunakan nama hari.
Untuk lebih memperjelas kekeliruan, perhatikanlah  dua kalimat berikut ini!
1).Pengamatan dilaksanakan pada waktu Minggu pagi.
2). Pengamatan dilaksanakan pada waktu pagi.
Bandingkanlah kalimat a dan b di atas! Manakah kalimat yang benar maknanya? Bandingkan juga dengan kedua kalimat di bawah ini !
3). Pengamatan dilaksanakan pada hari Minggu pagi
4). Pengamatan dilaksanakan pada hari pagi.
Tentu kita akan sepakat mengatakan kalimat 2 dan 3 yang lebih tepat bukan? Pembandingan kalimat di atas untuk membuktikan adanya kekeliruan dalam pemilihan kata dalam stem soal. Kata waktu  mestinya lebih tepat diganti dengan kata hari. Dengan demikian alternatif perbaikan soal nomor 11 adalah sebagai berikut;
11.Pengamatan dilaksanakan pada hari ....
A.     Minggu pagi
B.     Minggu siang
C.     Minggu sore
D.    Minggu malam
Analisis soal nomor 12
12.  Di bawah ini yang bukan termasuk bagian dari laporan hasil pengamatan adalah ....
A.     Objek
B.     Waktu
C.     Hasil
D.    Hobi pengamat
Tidak banyak ditemukan masalah dalam penyusunan soal di atas. Meskipun soal di atas memiliki stem atau pernyataan negatif namun apa yang dimaksudkan masih cukup jelas.
Hanya saja pada bagian option terdapat pilihan jawaban yang kurang homogen. Pada pilihan D selain tidak homogen dalam hal jumlah kata, juga kurang homogen dalam pengecoh. Pengecoh D kurang berfungsi karena terdapat perbedaan yang cukup menyolok. Sehingga jika orang berspekulasi dalam memilihpun  akan banyak memilih D ketimbang yang lain. Oleh karena itu perlu adanya pengganti option D yang lebih  tepat.
Kecuali itu dalam penulisannya pun masih menggunakan huruf kapital sehingga dapat dikatakan tidak tepat. Sebagai alternatif perbaikan soal nomor 12 adalah ;
12.Di bawah ini yang bukan termasuk bagian dari laporan hasil pengamatan adalah ....
A.     objek
B.     waktu
C.     hasil
D.    tujuan
Analisi soal nomor 13
13.  Kolom “Reportasia” dalam majalah anak berisi tentang ....
A.     Cerita lucu
B.     Pengetahuan
C.     Cerita pendek
D.    Puisi
Terdapat beberapa masalah dalam soal nomor 13 ini. Pertama, soal disusun tanpa menggunakan dasar  atau stimulus apapun. Kita tentu dapat membayangkan apa yang akan dipilih oleh siswa ketika menjumpai soal di atas. Apalagi bagi anak yang tidak pernah membaca majalah anak.
Pada bagian stem soal di atas tidak jelas apa yang dimaksud dengan kolom “Reportasia” dan majalah apa pula yang dimaksudkan.
Butir soal seperti itu tentu hanya dapat dijawab oleh siswa tertentu saja yang kebetulan pernah membaca majalah anak yang dimaksud oleh penyusun soal. Lalu bagaimana dengan siswa lain yang tidak pernah membaca majalah yang dimaksud? Ini merupakan soal yang terlalu spesifik bagi anak tertentu, jadi tidak bersifat umum.
Barangkali ada pula jenis majalah anak yang lain yang mungkin memiliki kolom atau rubrik reportasia sama seperti majalah yang dimaksud oleh penyusun namun isinya pun belum tentu sama. Jadi soal ini jelas tidak tepat untuk digunakan.
Selain itu di bagian option juga terdapat struktur pilihan kata yang kurang homogen dalam hal jumlah kata. Ada yang terdiri dari satu kata, ada juga yang terdiri dari dua kata. Hal ini membuat struktur soal kurang bagus secara visual. Masalah penggunaan huruf kapital pada awal pilihan jawaban  juga kurang tepat.
Sebagai alternatif perbaikannya, terlepas dari tepat dan tidaknya soal tersebut digunakan adalah  sebagi berikut;
13.Kolom “Reportasia” dalam majalah anak berisi tentang ....
A.     pengetahuan
B.     cerita lucu
C.     cerita pendek
D.    laporan berita
Analisis soal nomor  14
14.  Manfaat wesel pos adalah ....
A.     Mengirim uang
B.     Mengirim surat
C.     Mengirim pulsa
D.    Mengirim kado
Soal nomor 14 secara struktur penyusunan soal tampak sangat bagus. Soal tampak rapi dan bagian pilihan jawabannya pun tampak homogen dengan pengecoh yang cukp baik pula.
Hanya yang perlu dikritisi adalah di bagian stem, sebaiknya menambah kata untuk  agar nantinya akan terbentuk kalimat yang baik ketika sudah dilengkapi dengan pilihan yang benar. Contoh kalimat yang dimaksudkan adalah ; Manfaat wesel pos adalah untuk mengirim uang.
Disamping itu penulisan optian  yang terdiri atas dua kata tidak perlu menggunakan huruf kapital. Untuk lebih sempurnanya alternatif perbaikan soal di atas menjadi ;
14.Wesel pos dapat dimanfaatkan  untuk ....
A.     mengirim uang
B.     mengirim surat
C.     mengirim pulsa
D.    mengirim barang
Analisis soal nomor 15
15.  Seseorang yang ingin menjadi anggota  dari sebuah organisasi terlebih dahulu  harus mengisi ....
A.     Daftar riwayat hidup
B.     Daftar kelas
C.     Formulir pembayaran
D.    Formulir pendaftaran
Pada soal nomor 15 ditemukan masalah pada bagian stem. Pada kalimat pernyataan terdapat penggunaan kata dari yang tidak tepat. Kata dari berfungsi untuk merangkai kata yang menunjukkan asal tujuan. Sedangkan dalam soal di atas , setelah kata dari tidak menunjukkan kata asal tujuan  sehingga kata dari tidak berfungsi apapun dalam kalimat tersebut. Bahkan akan membuat kesan berlebihan dan mengacaukan makna dan struktur kalimat tersebut. Dengan demikian kata dari dalam kalimat tersebut lebih tepat dihilangkan saja.
Sementara di bagian option terdapat ketidakhomogenan pilihan jawaban, baik  dalam panjang jawaban maupun kehomogenan dalam fungsi pengecoh. Option B (daftar kelas) memiliki panjang yang berbeda sehingga kurang bagus dilihat dan menjadi pilihan yang paling berbeda dibandingkan dengan pilihan yang lain. Sifat pengecoh menjadi rendah akibat kata daftar kelas tersebut.
Perlu diingat bahwa daftar kelas adalah perangkat yang digunakan di suatu kelas / sekolah. padahal dalam stem temanya adalah organisasi sehingga  hal itu sangat menyimpang.
Di samping itu penggunaan huruf  kapital di awal option yang berbentuk kata tidaklah tepat. Oleh karena itu soal nomor 15 dapat diperbaiki dengan alternatif perbaikan sebagai berikut ;
15.Seseorang yang ingin menjadi anggota sebuah organisasi terlebih dahulu  harus mengisi ....
A.     surat pernyataan
B.     formulir pembayaran
C.     formulir pendaftaran
D.    daftar riwayat hidup
Analisis soal nomor 16
Banyumas, 27 Juli 2003
Yuliana
Jl.Mawar no. 17 Purwokerto
Perempuan
Daftar Riwayat Hidup
Nama                          : 1
Jenis kelamin               : 2
Tempat, tanggal lahir  : 3
Alamat                         : 4
16.  Data yang tepat untuk mengisi no. 1 adalah ....
A.     Yuliana
B.     Banyumas, 27 Juli 2003
C.     Perempuan
D.    Jl. Mawar no. 17 Purwokerto
Tidak banyak ditemukan persoalan dalam soal nomor 16 ini  kecuali struktur soal yang kurang baik terutama di bagian option.
Penyususnan option kurang memperhatikan keindahan struktur. Pilihan jawaban yang terdiri atas satu kata dan ada yang beberapa kata di atas memang tidak dapat dihindarai. Namun demikian penyusun mestinya dapat sedikit menyiasati dengan menempatkan pilihan jawaban dengan struktur yang lebih baik. Misal, jawaban yang hanya terdiri dari satu kata ditempatkan di option A, kemudian berturut- turut jawaban yang terdiri atas dua kata, tiga kata dan seterusnya di posisi B,C,dan D atau sebaliknya sehingga struktur soal akan lebih bagus dilihat. Sebagi alternatif perbaikannya adalah sebagai berikut ;
16.Data yang tepat untuk mengisi no. 1 adalah ....
A.     Yuliana
B.     Perempuan
C.     Banyumas, 27 Juli 2003
D.    Jl. Mawar no. 17 Purwokerto
Analisis soal nomor 17
17.  Formulir yang harus diisi  untuk mengambil tabungan di bank adalah ....
A.     Slip pinjaman
B.     Slip setoran
C.     Slip penarikan
D.    Slip pengembalian
Penyusunan sudah cukup bagus. Baik stem maupun pilihan jawabannya. Hanya masalah penulisan huruf kapital yang kurang tepat saja yang terlihat di option. Untuk alternatif perbaikannya adalah ;
17.Formulir yang harus diisi  untuk mengambil tabungan di bank adalah ....
A.     slip pinjaman
B.     slip setoran
C.     slip penarikan
D.    slip pengembalian
Analisis soal nomor 18
18.  Jalan cerita/urutan kejadian peristiwa  yang membentuk sebuah cerita disebut ....
A.     Tema
B.     Latar
C.     Alur
D.    Tokoh
Soal  nomor 18 sudah tersusun cukup baik. Stem sangat simpel, jelas dan mudah dipahami maksudnya. Bagian option juga tampak sekali homogen baik dilihat dari isi maupun panjang pendeknya pilihan jawaban. Pengecoh berfungsi cukup baik. Hanya perlu perbaikan dalam hal menuliskan kata. Awal kata tidak perlu menggunakan huruf kapital karena jawaban hanya berbentuk kata yang bukan  semestinya menggunakan huruf awal kapital. Dengan demikian soal tersebut dapat diperbaiki dengan alternatif sebagai berikut :
18.Jalan cerita/urutan kejadian peristiwa  yang membentuk sebuah cerita disebut ....
A.     tema
B.     latar
C.     alur
D.    tokoh
Analisis soal nomor 19
19.  Cerita yang isinya kelucuan para tokohnya disebut ....
A.   Tragedi
B.   Komedi
C.   Horor
D.  Tragedi komedi
Soal di atas perlu penyempurnaan di bagian pilihan jawaban /option. Option D (Tragedi komedi) tidak terdapat dalam jenis cerita. Mungkin karena penyusun merasa kehabisan pengecoh sehingga kurang memperhatikan fungsi pengecoh sebenarnya. Option D terkesan menjadi pelengkap saja karena tingkat kehomogenannya sangat rendah. Disamping itu panjang katanya pun paling berbeda sehingga kurang bagus secara sturktural.
Di sisi lain penulisan option semua diawali dengan huruf kapital yang bukan semestinya. Sebagai alternatif perbaikan soal tersebut adalah ;
19.Cerita yang isinya mengisahkan kelucuan para tokohnya disebut ....
A.     tragedi
B.     komedi
C.     horor
D.    kolosal
Analisis soal nomor 20
20.  Dalam cerita Malin Kundang, tokoh Malin Kundang memiliki watak ....
A.     Penyayang
B.     Durhaka
C.     Penurut
D.    Baik
Soal nomor 20 sudah disusun dengan sederhana, namun terdapat beberapa kekurangan. Pertama soal tidak diawali dengan dasar soal atau stimulus. Dalam soal menanyakan tentang watak suatu tokoh  cerita yakni Malin Kundang. Namun penyusun tidak memberikan wacana tentang cerita Malin Kundang. Barangkali penyusun menganggap siapa pun sudah tahu tentang cerita tersebut. Beruntung memang karena cerita tersebut sudah sangat terkenal, namun jika ada anak yang lupa tentang cerita Malin Kundang , apa jadinya?
Karena yang ditanyakan tentang watak tokoh cerita, mestinya soal harus diawali dengan stimulus wacana cerita tentang Malin Kundang. Selain itu pada bagian option D (Baik) terkesan kurang spesifik menunjuk watak tokoh. Kata baik atau jelek,  memiliki arti terlalu umum yang kurang dapat menunjukkan perwatakan suatu tokoh secara spesifik. Maka hendaknya option perlu diganti dengan alternatif lainnya.
Dalam penulisan bagian pilihan jawaban, semua kata menggunakan huruf kapital. Padahal itu tidak perlu karena jawaban hanya terdiri dari satu kata saja. Dengan demikian soal nomor 20 dapat diperbaiki lagi sebagai berikut ;
    20.Dalam cerita Malin Kundang, tokoh Malin Kundang memiliki watak ....
A.     penyayang
B.     durhaka
C.     penurut
D.    pengkhianat
Analisis soal nomor 21
Abunawas merupakan tokoh cerita yang memiliki watak pandai.
21.  Sinonim pandai adalah ....
A.   Pintar
B.   Licik
C.   Dungu
D.  Bodoh
Soal nomor 21 sudah disusun cukup baik. Di bagian stem berupa kalimat pernyataan sekali gus berfungsi sebagai stimulus. Hanya di bagian option terdapat sedikit kekurangan, yakni pilihan jawaban sebenarnya kurang homogen, namun itu masih dapat dimaklumi karena hal yang ditanyakan adalah sinonim kata pandai. Pilihan C dan D sebenarnya tidak homogen dengan A karena keduanya justru merupakan antonimnya. Hanya di sini anak harus memahami apa yang dimaksud dengan sinonim. Artinya, anak harus berpikir dua tahap. Pertama, mereka harus tahu apa yang dimaksud dengan sinonim. Ke dua, anak harus dapat menentukan sinonim kata pandai.
Dalam penulisan pilihan jawaban juga tidak perlu menggunakan huruf kapital. Dengan demikian alternatif perbaikan soal nomor 21 adalah ;
Abunawas merupakan tokoh cerita yang memiliki watak pandai.
21.Sinonim pandai adalah ....
A.   pintar
B.   licik
C.   cerdik
D.  terampil
Analisis soal nomor 22
Mentari terbit di ufuk timur setiap pagi hari.
22.  Antonim timur adalah ....
A.     Utara
B.     Selatan
C.     Barat
D.    Barat daya
Seperti halnya soal nomor 21, soal ini pun memaksa anak untuk berpikir dua langkah, yakni memikirkan arti kata antonim dan menentukan antonim kata tersebut. Namun ini masih juga bisa diterima karena tingkat pemikirannya tidak terlalu rumit.
Hanya di bagian option perlu sedikit perbaikan. Disamping penulisannya yang tidak tepat menggunakan huruf kapital, pilihan D (barat daya) mestinya dapat diganti dengan pilihan lain yang lebih homogen dilihat dari sisi penjang pendeknya jawaban. Hal itu diperlukan agar struktur soal tampak lebih baik lagi. Maka sebagai alternatif perbaikannya adalah ;
Mentari terbit di ufuk timur setiap pagi hari.
22.Antonim timur adalah ....
A.utara
B.barat
C.selatan
D.tenggara
Analisis soal nomor 23
Bodong anak bandel, peringatan dari orang tua tidak pernah digubris.
23.  Kata yang digaris bawah memiliki makna ....
A.     Dihiraukan
B.     Dibiarkan
C.     Dilupakan
D.    Dimanfaatkan
Soal nomor 23 secara visual sudah tampak cukup bagus. Di samping bagian stem cukup simpel dan jelas, mudah dipahami, di bagian option pun tampak lebih rapi. Semua option berdasar panjang pendek dan fungsinya sudah cukup homogen
Hanya sedikit terdapat kekeliruan dalam penggunaan huruf kapital di awal kata bagian option dan pemberian tanda koma pada kalimat pernyataan. Tentu akan lebih  tepat jika digunakan tanda titik. Dengan demikian soal tersebut dapat diperbaiki dengan alternatif perbaikan sebagai berikut ;
23.Bodong anak bandel. Peringatan dari orang tua tidak pernah digubris.
Kata yang digaris bawah memiliki makna ....
A.     dihiraukan
B.     dibiarkan
C.     dilupakan
D.    diabaikan
`                       Analisis soal nomor 24
Adik menangis karena terpeleset di teras.
24.  Arti awalan ter- pada kata terpeleset adalah ....
A.     dapat di
B.     terpeleset
C.     paling
D.    tidak sengaja
Soal nomor 24 sudah tersusun dengan simpel, jelas, dan cukup efektif. Namun  ditemukan pilihan jawaban (option ) yang kurang homogen pada pilihan B (terpeleset). Tidak ada arti awalan ter yang bermakna terpeleset. Arti awalan ter hanya ada beberapa macam yakni ; dapat di (terbaca= dapat dibaca), paling (terpandai =paling pandai), tidak sengaja (tertinggal=tidak sengaja ditinggal), dalam keadaan ( terbuka= dalam keadaan membuka).
Dengan demikian option B tidak tepat dijadikan option karena tidak homogen dan kurang berfungsi sebagi pengecoh. Maka option B(terpeleset) lebih tepat diganti dengan pilihan dalam keadaan. Sebagai alternatif perbaikan soal  nomor 24 adalah;
Adik menangis karena terpeleset di teras.
24.Arti awalan ter- pada kata terpeleset adalah ....
A.     paling
B.     dapat di
C.     tidak sengaja
D.    dalam keadaan
Analisis soal nomor 25
Barang-barang( rajin) dari Banyumas dikagumi para wisatawan.
25.  Imbuhan yang tepat untuk kata di dalam kurung adalah ....
A.     Ke-an
B.     Pe-an
C.     Per-an
D.    Di-an
Tidak banyak masalah pada soal nomor 25. Soal disusun dengan cukup jelas dan mudah dipahami maksudnya. Hanya di bagian option saja yang salah dalam penggunaan huruf kapital. Pilihan jawaban yang berbentuk kata selain kata yang memang harus menggunakan huruf kapital dan kelompok kata tidak perlu menggunakan huruf kapital.
Disamping itu penyusunan urutan option akan lebih baik lagi jika disusun berdasarkan panjangnya. Oleh karena itu alternatif perbaikannya sebagai berikut ;
Barang-barang( rajin) dari Banyumas dikagumi para wisatawan.
25.Imbuhan yang tepat untuk kata di dalam kurung adalah ....
A.     di-an
B.     ke-an
C.     pe-an
D.    per-an
Analisis soal nomor 26
26.  Di bawah ini yang termasuk ejaan baku adalah ....
A.     Praktik, antre, apotek
B.     Praktek, apotek, antre
C.     Praktik, apotik, antri
D.    Praktik, antri, apotik
Soal di atas tersusun baik. Jawaban dan pengecoh sangat berfungsi dengan baik dengan daya pengecoh tinggi. Yang perlu diperbaiki hanya penulisan awal kata di bagian option saja. Dengan demikian soal nomor 26 diperbaiki sebagai berkut ;
26.Di bawah ini yang termasuk ejaan baku adalah ....
A.     praktik, antre, apotek
B.     praktek, apotek, antre
C.     praktik, apotik, antri
D.    praktik,antri,  apotik
Analisis soal nomor 27
Sesuai dengan namanya, Ribut memang anak yang senang ribut. Jika sedang diterangkan guru, ia selalu berbicara sendiri, akibatnya pertanyaan dari guru tidak bisa dijawabnya.
27.  Peribahasa yang tepat untuk pernyataan di atas adalah ....
A.     Sedia payung sebelum hujan
B.     Habis manis sepah dibuang
C.     Air tenang menghanyutkan
D.    Tong kosong nyaring bunyinya
Soal di atas diawali dengan ilustrasi atau stimulus berbentuk cerita.  Melihat teks wacana di atas, sedikit perlu perbaikan pada kalimat ke dua. Kalimat tersebut sebaiknya dijadikan menjadi dua kalimat saja karena penempatan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat ke dua dan ke tiga tidak tepat. Bukan tanda koma yang seharusnya diletakkan di situ, melainkan tanda titik sehingga anak kalimat ke tiga menjadi kalimat tunggal yang lebih jelas.
Untuk option yang berbentuk peribahasa sudah cukup baik dalam memilihnya . Panjang peribahasa yang dipilih cukup imbang dan homogen. Dengan demikian yang perlu berbaikan hanyalah di bagian stimulus ( wacana) saja.
Sesuai dengan namanya, Ribut memang anak yang senang ribut. Jika sedang diterangkan guru, ia selalu berbicara sendiri. Akibatnya pertanyaan dari guru tidak bisa dijawabnya.
Analisis soal nomor 28
Bondan bermain layang-layang di lapangan.
28.  Jabatan yang tepat untuk kalimat di atas ....
A.     K-S-P-O
B.     P-O-S-K
C.     S-P-O-K
D.    P-O-K-S
Ada sedikit masalah terdapat pada bagian stem. Meskipun sepintas orang tahu apa yang dimaksudkan oleh penyusun, namun bila dicermati lebih teliti, pertanyaan yang ditulis kurang  jelas maknanya. Pertanyaan bermaksud menanyakan jabatan kata dalam kalimat tentunya. Namun di situ tidak ditanyakan secara  eksplisit dengan kalimat yang baik sehingga sebenarnya kalimat pertanyaan yang ada menjadi tidak tepat maknanya.
 Jabatan  yang tepat untuk kalimat di atas, mengandung maksud bahwa sebuah kaliamat dapat menduduki jabatan. Padahal yang dapat diterima adalah jabatan kata dalam sebuah kalimat ditinjau dari polanya yang meliputi subjek(S), predikat(P), objek(O), dan keterangan (K). Maka akan tepat jika soal di atas diubah dengan alternatif perubahan sebagai berikut ;
Bondan bermain layang-layang di lapangan.
28.Jabatan kata yang tepat untuk pola  kalimat di atas  adalah ....
A.     K-S-P-OB
B.     P-O-S-K
C.     S-P-O-K
D.    P-O-K-S
Analisis soal nomor 29
1.      Bilas dengan air bersih.
2.      Kuceklah baju terutama pada bagian yang kotor.
3.      Jemur di tempat yang panas agar baju cepat kering.
4.      Rendam baju dengan sabun secukupnya.
29.  Urutan yang benar agar menjadi paragraf yang padu adalah ....
A.     1-2-3-4
B.     2-4-1-3
C.     4-2-1-3
D.    1-4-2-3
Soal nomor 29 tersusun cukup baik. Diawali dengan stimulus berupa wacan dalam bentuk petunjuk / tips. Stem sangat jelas dan sangat efektif. Sementara option juga bagus dengan homogenitas dan daya pengecoh yang sangat tinggi.
Hanya di bagian stimulus, jika dicermati semua kalimat berupa kalimat perintah karena isinya juga merupakan petunjuk. Sementara kalimat perintah umumnya diakhiri dengan tanda seru (!). Namun kalimat dalam wacana di atas tidak mengunakan tanda seru (!) satu pun sehingga perlu diperbaiki.
 Di bagian option juga akan lebih baik urutan nomor dimulai dari yang bernilai kecil atau besar. Dengan demikian alternatif perbaikannya adalah sebagai berikut ;
1.      Bilas dengan air bersih!
2.      Kuceklah baju terutama pada bagian yang kotor!
3.      Jemur di tempat yang panas agar baju cept kering!
4.      Rendam baju dengan sabun secukupnya!
29.Urutan kalimat yang benar agar menjadi paragraf yang padu adalah ....
A.     1-2-3-4
B.     1-4-2-3
C.     2-4-1-3
D.    4-2-1-3
Analisis soal nomor 30
30.  Supaya cepat sembuh sebaiknya minum obat secara teratur.
Kalimat di atas merupakan ....
A.     Kalimat ajakan
B.     Kalimat anjuran
C.     Kalimat langsung
D.    Kalimat tak langsung
Ditemukan hal yang perlu diperbaiki pada soal nomor 30 di atas , terutama di bagian option. Ke empat optian yang disajikan jelas-jelas tidak homogen. Pilihan A dan B memang homogen,. C dan D juga homogen. Namun jika diperbandingkan Adan B dengan C dan D, maka tidak ada keterkaitannya sama sekali. Kalimat anjuran, ajakan, harapan, dan larangan merupakan kelompok kalimat perintah. Sedangkan kalimat langsung dan tidak langsung merupakan jenis kalimat ditinjau dari sudut penuturannya sehingga dua kelompok itu jelas tidak tepat untuk perbandingan dan pengecoh.
Oleh karena kehomogenan dari option di atas sangat kurang, maka akan mempengaruhi tingkat daya kecohnya yang merendah.
Dalam hal penulisan option , huruf awal option juga tidak perlu menggunakan huruf kapital. Oleh karena itu soal nomor 30 dapat diperbaiki dengan alternatif sebagi berikut ;
Supaya cepat sembuh sebaiknya minum obat secara teratur.
30.Kalimat di atas merupakan ....
A.     kalimat ajakan
B.     kalimat anjuran
C.     kalimat harapan
D.    kalimat perintah
Analisis soal nomor 31
Percakapan dalam istilah drama disebut ....
A.     Monolog
B.     Dialog
C.     Prolog
D.    Epilog
Soal  tersusun sangat simpel dan efektif, namun demikian tidak jelas apa yang dikehendaki penyusun. Percakapan seperti apa yang sebenarnya hendak ditanyakan tampak tidak tersampaikan dalam stem soal. Apakah percakapan yang dilakukan oleh satu orang (monolog), percakapan oleh dua orang atau lebih(dialaog), percakapan di awal pementasan(prolog), atau percakapan di akhir pementasan(epilog)?
Tampaknya penyusun terjebak oleh kata percakapan yang seolah mengandung makna dialog. Padahal monolog, prolog, maupun epilog juga termasuk percakapan.
Bagian option sudah disajikan cukup homogen dan memiliki daya pengecoh tinggi .Namun perlu sedikit penyempurnaan maksud kalimat di bagian stem dan penulisan huruf kapital di awal option. Alternatif penyempurnaannya sebagai berikut ;
31.Percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam  drama disebut ....
A. monolog
B. dialog
C. prolog
D.epilog
Analisis soal nomor 32
Hakim    (  ) “Mengapa kamu kelihatan sangat gelisah, Bim?”
Bimbim ( ) “Iya, Ibuku sedang sakit. Padahal sudah minum obat tapi belum sembuh juga.”
Hakim    (  ) “ Tenang dan berdoalah, pasti Ibumu sembuh!”
Bimbim  (  ) “ ... nasehatmu, kau memang sahabatku yang baik.”
32. Kata yang tepat untuk melengkapi percakapan di atas adalah ....
A.     Untunglah
B.     Sialan
C.     Terimakasih
D.    Maaf
Soal nomor  32 diawali dengan stimulus berupa wacana berbentuk percakapan. Dengan teks percakapan rumpang dan tanda baca yang tidak lengkap sengaja disajikan untuk menjadi dasar pertanyaan soal nomor 32 bahkan sekali gus soal nomor 33. Sayang sekali sebelum teks disajikan tidak terdapat petunjuk bahwa wacana tersebut akan menjadi dasar pertanyaan nomor 32 dan 33. Semestinya ada petunjuk untuk hal itu.
Kecuali itu perlu sedikit perbaikan pada teks yang terkait dengan ejaan. Dalam teks tertulis ; “Iya, Ibuku sedang sakit....(baris ke dua) dan  “Tenang dan berdoalah, pasti Ibumu sembuh!” (baris ke tiga).
Pada penulisan  kata ‘Ibumu’  semestinya tidak perlu menggunakan huruf kapital karena kata ibu dalam kalimat tersebut bukanlah bentuk sapaan langsung.
Pada bagian stem (pernyataan soal) perlu juga diperbaiki kalimatnya agar maksud yang sesungguhnya menjadi jelas dan tidak ambigu. Stem berbunyi ; Kata yang tepat untuk melengkapi percakapan di atas adalah ...., mestinya berbunyi; Kata yang tepat untuk melengkapai kalimat percakapan  di atas adalah ..... Alasannya,  karena bagian yang belum lengkap adalah kalimat percakapannya, bukan percakapannya.
Di bagian option sudah           disajikan pilihan yang cukup baik. Hanya saja susunannya saja yang perlu diperbaiki agar tampak lebih bagus. Selain itu penulisan huruf kapital di awal option juga tidak tepat. Dengan demikian soal dia atas dapat diperbaiki dengan  alternatif sebagai berikut :
Wacana untuk soal nomor 32 dan 33.
Hakim    (  ) “Mengapa kamu kelihatan sangat gelisah, Bim?”
Bimbim ( ) “Iya, ibuku sedang sakit. Padahal sudah minum obat tapi belum sembuh juga.”
Hakim    (  ) “ Tenang dan berdoalah, pasti ibumu sembuh!”
Bimbim  (  ) “ ... nasehatmu, kau memang sahabatku yang baik.”
 Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat percakapan di atas adalah ....
A.     maaf
B.     sialan
C.     untunglah
D.    terimakasih
Analisis soal nomor 33
33. Tanda baca yang tepat setelah pelaku dalam percakapan  di atas adalah ....
A.     Titik dua ( : )
B.     Titik koma ( ; )
C.     Koma ( , )
D.    Titik ( . )
Soal nomor 33 tergantung dari teks soal nomor 32. Perlu perbaikan di bagian stem agar maksud menjadi jelas dan struktur kalimat menjadi lebih bagus. Tentu akan lebih bagus jika ditulis ; Tanda baca yang tepat untuk mengisi  tanda kurung dalam kalimat percakapan di atas adalah ....
Selain itu pada bagian option juga perlu perbaikan penyusunan urutan option supaya terlihat lebih baik dan penulisan huruf kapital di awal kata. Untuk  itu ada alternatif perbaikan sebagai berikut ;
33.Tanda baca yang tepat untuk mengisi tanda kurung dalam kalimat percakapan di atas  adalah ....
A.     titik koma ( ; )
B.     titik dua ( : )
C.     koma ( , )
D.    titik ( . )

Abalisis soal nomor 34
Matahari
Engkau terlalu lam marah
Tanah garapan petani menganga
Sang Kodok tak lagi bercanda ria
Ternak penduduk tinggal kulit pembalut tulang
Tuhan, pendamlah kemarhan sang Mentari
Tanpa kasihMu, semua kan merana

Parafrase dari puisi di atas adalah ....
A.     Matahari yang marah karena hujan tiba. Sehingga sang Kodok pun bercanda ria. Terimakasih Tuhan, tanpaMu semua kan merana.
B.     Petani marah karena tanah garapannya merana. Sang Kodok bercanda ria karena ternak yang tinggal kulit pembalut tulang. Terimakasih Tuhan untuk semua yang telah Kau berikan.
C.     Kemarahan dan canda ria adalah dua peristiwa yang sering dialami oleh petani. Tuhan pendamlah kemarahan sang mentari karena tanpa kasihMu semua kan merana.
D.    Musim kemarau telah lama terjadi. Tanah garapan petani menjadi kering. Suara Kodok sudah tak terdengar lagi. Banyak ternak penduduk menjadi kurus. Tuhan turunkanlah hujan karena tanpa kasihMu semua kan merana.
Yang perlu diperbaiki pada saoal nomor 54 hanya masalah ejaan saja terutama di bagian option. Ejaan di bagian stimulus tidak ada yang perlu di kaji karena teks di atas berbentuk puisi yang tentu saja tidak begitu menganut sistem penulisan dan ejaan yang baku.
Bagian option A, meskipun berbentuk parafrase atau terjemahan bebas, namun kaidah penyusunan kalimat dan ejaan tetap harus diperhatikan karena parafrase sebenarnya adalah mengubah puisi menjadi prosa. Artinya ketika berbentuk prosa, kalimat semestinya berbentuk tuturan atau kalimat berita yang berbentuk paragaraf. Di atas tertulis kalimat ; Matahari yang marah karena hujan tiba. Sehingga sang Kodok pun bercanda ria. Terimakasih Tuhan, tanpaMu semua kan merana.
Perhatikan kalimat ; Matahari yang marah karena hujan tiba. !
Kalimat itu sesungguhnya tidak dapat dikategorikan sebagai kalimat. Tuturan tersebut hanya terdiri dari subjek tanpa predikat. Tuturan di atas baru akan menjadi kalimat jika kata ‘yang’ dihilangkan  sehingga terbentuk kalimat ;Matahari marah karena hujan tiba. Sang Kodok pun bercanda ria. Manusia berterima kasih kepada Tuhan karena tanpa kasihNya semua orang akan merana.
Option B dapat diperbaiki dengan kalimat sebagai berikut ; Petani marah karena tanah garapannya merana. Sang Kodok bercanda ria karena ternak yang tinggal kulit pembalut tulang. Terimakasih kepada Tuhan untuk semua yang telah Dia berikan.
Option C dapat diperbaiki sebagai berikut; Kemarahan dan canda ria adalah dua peristiwa yang sering dialami oleh petani. Tuhan diharapkan dapat memendam kemarahan sang Mentari karena tanpa kasihNya semua kan merana.
Option D  dapat diperbaiki  sebagai berikut ; Musim kemarau telah lama terjadi. Tanah garapan petani menjadi kering. Suara kodok sudah tak terdengar lagi. Banyak ternak penduduk menjadi kurus. Diharapkan Tuhan menurunkan hujan karena tanpa kasihNya semua kan merana.
Analisis soal nomor 35
35. Ternak penduduk tinggal kulit pembalut tulang.
Makna kata kulit pembalut tulang adalah ....
A.     Kulit dibalut tulang
B.     Tulang dibalut kulit
C.     Gemuk sekali
D.    Kurus sekali
Pada soal tersebut ditemukan penyusunan option yang kurang teratur sehingga kurang kelihatan bagus. Disamping itu dalam penulisan huruf awal dengan menggunakan huruf kapital juga kurang tepat. Dengan demikian alternatif perbaikannya adalah ;
 Ternak penduduk tinggal kulit pembalut tulang.
Makna kata kulit pembalut tulang adalah ....
A.     kulit dibalut tulang
B.     tulang dibalut kulit
C.     gemuk sekali
D.    kurus sekali
Demikian kajian ilmiah dalam bentuk kajian kritis terhadap butir soal pilihan ganda soal Ulangan Akhir Smester (UAS) I ini disajikan dengan rinci guna menguak segala persoalan yang ada berdasarkan fakta yang ditemukan dan dibahas berdasarkan teori ilmiah. Meskipun fokus kaajian tersebut lebih ditinjau dari sudut struktur soal dan kebahasaan saja, namun demikian diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun soal demi lebih baiknya lagi di masa mendatang.
Masih banyak hal yang perlu dikaji melalui sudut pandang yang berbeda tentunya.  Oleh karena itu kajian ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi para pengkaji lain untuk melakukan kegiatan yang serupa.


BAB IV
    PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari seluruh uraian hasil kajian di atas dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut ; bahwa soal tes berperan sangat penting dalam mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui kegiatan tes dapat diukur keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu penyusunan butir soal yang sesuai dengan kaidah atau kriteria menjadi sangat urgen dilakukan.
Namun kenyataannya, banyak ditemukan butir soal yang disusun dengan seadanya tanpa berpedoman terhadap kaidah penyusunan soal terutama dari sudut pandang struktur soal dan kaidah kebahasaan Indonesia yang baik dan benar. Demikian juga dalam Ulangan Akhir Semester I (UAS I) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6, terdapat banyak permasalahan di setiap item soal pilihan ganda khususnya.
Oleh karena itu perlu sekali para penyusun soal untuk memperhatikan segala kaidah yang ada dalam melaksanakan tugasnya menyusun soal. Dengan berlatih dan melakukan pengembangan diri diharapkan mereka akhirnya mampu menyusun soal dengan benar dan bagus sesuai dengan kaidah yang berlaku.
B.     Saran
Dengan melihat fakta yang ada maka perlu bagi pihak terkait untuk melakukan upaya pembinaan dan pelatihan terhadap para guru penyusun soal agar kemampuan mereka dapat meningkat.
Para guru penyusun soal hendaknya mau berusaha untuk malakukan peningkatan diri dalam menyusun soal melalui berbagai cara dan kegiatan agar mereka memiliki keterampilan yang semakin baik.


Daftar Pustaka

Iwayan Sukada, Bagaimana Menyusun Soal yang Baik?,https://www.bppk.kemenkeu.go.id /
Karwapi, Kaidah Penulisan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda yang Valid dan Sah,//https
            _ _ Kaidah Penyusunan Soal Pilihan Ganda, https://prezi.com/l4covty0g1ql/
Nurwardani , Paristiyanti, 2010, Analisis Butir Soal dan Bank Soal,Jakarta : Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas
Poerwadarminta,WJS, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Sudartoguntoro, Penyusunan Butir Soal Pilihan Ganda dan Uraian, https://ml.scribd.com/doc/53117525/

Yayan Setiawan, Kaidah Penulisan Soal, https:/www.academia.edu/890288/