Mengenali Budaya Sendiri
Oleh Riyadi
Bocah
aja mangan umbut,ora ilok. Demikian petuah orang tua kita di Banyumas disampaikan kepada
anak cucu mereka ketika mereka melihat anak-anak hendak memakan umbut.
Anak-anak pun menuruti nasehat itu tanpa mau tahu alasannya.
Umbut adalah bagian pucuk atau
tunas dari tanaman kelompok palma
terutama tanaman salak. Pada tanaman
sejenis kelapa ,pinang, aren, sagu, dan lainnya yang termasuk kelompok palma
juga, umbut sering juga disebut pondhoh. Maka ada versi lain tentang ora ilok yang berbunyi ; Bocah
aja mangan pondhoh. Hal itu muncul sebagai varian saja.
Orang
tua kita tidak mampu menjelaskan tentang larangan tersebut ketika si anak
menanyakan perihal alasannya. Namun meskipun tak mampu menjelaskannya mereka
tetap menasehati untuk tidak memakannya.
Tentu
bukan sekadar membuat larangan tanpa tujuan, melainkan ada makna yang
seharusnya kita cermati tentunya. Hanya
saja orang tua kita pun tidak memahami
apa makna di balik itu. Yang memahaminya tentu saja adalah para leluhur
kita yang pertama kali membuat ungkapan
tersebut.
Pesan
dan nasehat terselubung yang maha tinggi
inilah yang hingga saat ini tidak
tersampaikan kepada generasi kita mengingat sudah terlalu jauh jarak dan batas masanya antara kita dan
leluhur terdahulu. Maka perlu adanya
jembatan untuk penghubung di antara masa
keduannya agar pesan makna tersebut dapat tertangkap oleh generasi sekarang dan masa depan. Jembatan
itu berupa telaah atau analisis.
Ada
dua kata kunci yang sebenarnya perlu
dikaji lebih dalam. Kata mangan dan umbut keduanya dijadikan
simbol dan perlambangan oleh nenek
moyang kita. Sebagaimana telah ditelaah pada beberapa ungkapan ora ilok lain sebelumnya, bahwa kata mangan memiliki makna simbolik menikmati
atau menjalani. Hanya saja dalam kontek ini, kata menikmati menjadi bermakna
beda yang memiliki nilai rasa negatif
dibanding kata menikmati pada kontek lain secara umum.
Umbut sebagaimana telah disinggung di
atas adalah bagian atas atau pucuk tanaman salak dan sejenisnya. Bagian tanaman
tersebut berfungsi sebagai titik
pertumbuhan dan merupakan lembaga daun sekaligus batang yang akan
menambah ukuran panjang dan tinggi serta kwantitas daun. Ketika umbut terpotong atau rusak, maka pertumbuhan pun menjadi terganggu.
Bahkan tanaman itu pula bisa mati.
Dalam
kehidupan manusia umbut atau pondhoh disimbolkan sebagai harapan
kehidupan masa depan. Gegayuhaning urip
( cita-cita ) yang terus tumbuh
menjulang ke atas tanpa batas disimbolkan oleh umbut dan pondhoh.
Harapan hidup itu tentulah yang bagus.
Harapan hidup bahagia, sejahtera,
tentulah yang dikehendaki mereka. Umbut
dan pondhoh sebagai lambang
perjalanan asa mereka diharapkan akan terus tumbuh hingga titik maksimal yang berujung dengan
kesuksesan mecapai cita-cita. Titik maksimal umbut itulah yang kelak akan
disebut dengan keberhasilan gegayuhaning
urip.
Jika
umbut rusak terpotong maka tanaman
salak atau kelapa tidak akan dapat tumbuh sempurna dan maksimal. Dan titik maksimal
gegayuhaning urip pun tidak akan terwujud.
Inilah yang kelak akan disebut kegagalan. Maka melalui perlambangan, umbut dan pondhoh sebagai
pejalanan hidup di masa muda, orang tua kita menasehati dan mengingatkan agar
tidak memakannya ( Aja mangan umbut )
agar kita dapat tetap berjalan tumbuh
maksimal mencapai gegayuhaning urip.
Maknanya kita tidak boleh mengaggu terhadap diri kita sendiri dalam
usaha mencapai gegayuhaning urip. Menikmati ( mangan
) masa muda ( umbut ) dalam arti negatif adalah merusak perjalanan hidup manusia.
Maka dengan membiarkan ( ora mangan ) perjalanan hidup ( umbut ) itu maknanya sama dengan tidak mengganggu usaha untuk meraih cita-cita sendiri. Sebaliknya jika kita makan ( mangan umbut ) ini maknanya sama dengan merusak, mengganggu usaha sendiri
dalam mencapai gegayuhaning urip
yang dapat menyebabkan gagalnya kehidupan.
Demikianlah kiranya makna
terselubung yang memang dibungkus rapat oleh nenek moyang kita sebagaimana budaya dan karakter masyarakat Jawa dan
Banyumas khususnya yang selalu memberi
nasehat secara simbolis. Maka kurang bijaklah apabila kita menentang larangan
tersebut setelah sedikit tahu akan makna yang terkandung dalam ungkapan ora ilok
tersebut. Sebab bukanlah
kita dilarang makan umbut
atau pondhoh secara
lugas, melainkan sesungguhnya kita
tidah boleh mengganggu atau menghalangi usaha yang disebut nggayuh urip serta menghambur-hamburkan masa muda dengan bersantai-
santai tanpa usaha.
Semoga telaah ini dapat membuka cakrawala kita@
Permainan Poker Paling Seru Bersama Winning303...
BalasHapusMenghadirkan IG poker & IDN poker ....
Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 8 Games Kartu Populer :
1. Texas Poker
2. Omaha Poker
3. Domino QQ
4. Ceme Keliling
5. Bandar Ceme
6. Capsa Susun
7. Bandar Capsa
8. BIG 2
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Tunggu Apa Lagi, Ayok Segera Daftarkan Diri Anda Bersama Kami Di Winning303
Dapatkan juga berbagai macam Bonus menarik dalam bermain Poker bersama kami.
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : 0877 8542 5244