Ada yang
menambah jam pelajaran,les,private, try out,dan sebagainya.
Semua itu bertujuan untukmenyiapkan anak-anak mereka agardapat lulus ujian dan mendapatkan nilai yang bagus.
Salah satu usaha selain yang
telah disebut di atas adalah kegiatan Bedah Kisi-Kisi yang biasanya dilakukan
oleh pihak ketiga selain sekolah maupun orang tua,yaitu penerbit buku. Terlepas
dari orientasi dan misi mereka untuk ikut memajukan pendidikan ataukah bisnis
semata,kita tetap apresiasi karena mereka telah ikut sibuk meramaikan persiapan
gebyar tahunan tersebut.
Bedah Kisi-Kisi adalah
sebuah kegiatan untuk membaca, menelaah dan memprediksi soal yang mungkinakan keluardalam UAS maupun UN berdasar rambu-rambu dan
indikator penyusunan soal. Kegiatan tersebut sering muncul atas inisiatif dari
suatu penerbittertentumeskipunberbuntutdenganpenjualannaskah
try out.
Meskipun Kisi-
Kisi UAS maupun UN
dapat diakses langsung melalui internet oleh sekolah maupun guru, tetapi tetap
saja sekolah mempercayai Bedah Kisi-Kisi yang dilakukan oleh suatupenerbit buku akan dapat bermanfaat
untuk mebantu siswanya meraih prestasi.
Memang tidak bisa dipungkiri
betapa pentingnya kegiatan itu bagi guru,utamanya bagi guru kelas atau guru mata
pelajaran yang mengampu kelas akhir. Melalui kegiatan tersebut guru diajak
mencermati,menelaah,menganalisa kisi-kisi, dan akhirnya memprediksi soal-soal
yang mungkin akan keluar dalam UAS maupun UN kelak. Meskipun tidak semua point indikator
dibahas dalam kegiatan
tersebut namun setidaknya paraguru
telah mendapatkan strategi menganalisis yang
akhirnyadapatuntukbekalmemprediksitiapbutirindikator.
Kembali ke persoalan
kisi-kisi,sebagaimana mengacu kepada difinisi dan fungsinya,kisi-kisi sangat
membantu para guru dalam menentukan arah belajarsiswa-siswanya yang super efektif.Dikatanbelaja super efektifkarenakandengan
berpedoman pada kisi-kisi guru dapat menentukan strategi yang tepat (maaf,
bukan strategi pambalajaran ) untuk mendapatkan nilai yang bagus bagi siswanya.
Dengan mecermati kisi-kisi, guru dapat mengambil langkah jitu untuk
“berstrategi”mengajari siswa berburu nilai sebagus-bagusnya. Belajarakan menjadi super efektif dan
efisien karena mereka sudah memahami arah yang sangat tepat untuk dituju. Ini akan sangat berbeda jika kita tidak memahami
kisi-kisi seperti beberapa tahun sebelumnya dimana kisi-kisi UAS, maupun UN bersifat sangat rahasia . Kisi-kisi tidak dapat diakses siapapun kecuali pihak-pihak
yang berkompeten saja.Akibatnya guru
kurang efektif dalam mencari strategi mengajar. Prediksi sering meleset jauh
karena memang yang diprediksi terlalu luas.Akhirnya nilai yang diperoleh siswapun banyak yang
mengecewakan.
Para guru boleh saja sedikit
berlega hati dengan adanya kisi-kisi karena bak orang berjalan mereka telah dibekali tongkat, kompas,peta,dan petunjuk
perjalanan yang cukup jelas.Singkatnya guru tidak lagi terlalu jauh bila
terpaksa terpeleset.Guru
sangat terbantu dengan adanya kisi-kisi itu,hanyasajapernahkah terbersit dalam
benaknyaseandainyaadapendapat
bahwa dengan adanya kisi-kisi sesungguhnya mereka telah sedikit bertindak pelit
terhadap murid?
Pertanyaan itu mungkin
menimbulkan pertanyaan –pertanyaan baru,sebab pertanyaan itu tampak bernada
tuduhan yang menyudutkan. Boleh jadi dalam benak mereka muncul pertanyaan ;apa
sih salahku? Apa sih maksud pertanyaan itu? Kenapa menuduh begitu, dan banyak lagi pertanyaan lain yang
mungkin muncul. Yang jelas semua ingin dan berhak membela diri.
Alasan kenapa mereka dikatakan telah
bertindak pelitmemangdapatditerimaakaldantidakperludiperdebatkan,melainkancukupdirenungkan.
Alasansederhananyaadalahsebagaiberikut ; Andai saja mereka tidak
mengetahui kisi-kisi, sesungguhnya banyak yang mestinya akan diberikan kepada
anak-anak,tetapi karena mereka tahu kisi- kisi maka tak perlulah mereka berikan
semuanya.
Ilustrasiberikutinimungkindapatmemperjelaspermasalahn di atas.Seorang
guru akan memberikan berbagai informasi tentang X jika saja mereka tidak
mengerti kisi-kisi. Karena begitu
luasnya materi yang harus diprediksiakankeluardalamsoal UAS maupun UN, akibatnya ia akan berusaha memberikan informasisemaksimal mungkin tentang X kepada
siswa-siswanya,tetapi begitu ia tahu kisi-kisi berbunyi Y maka iapun ambil
strategi yang tepat demi efektifitas
dan efisiensi. Guru cukup mengajarkan Y saja kepada siswanya agar beban siswa
pun lebih ringan.Akibatnya apa yang diperoleh siswa lebih sedikit karena banyak
yang tidak diberikan. Itulah yang dimaksud tindakan pelit.
Lalu salahkah guru yang
mengambil strategi seperti itu? Tidak ada yang yang menyalahkan. Strategi
memang sah-sah saja dipakaiolehsiapapun
untuk mencapai satu tujuan.Biarpunada
orang yang menyebutnyadenganistilahmencuristrategitapibiarkanlah.
Selama strategi tidak bertentangan dengan hukum atau aturan,maka guru tetap boleh
menggunakannya. Jadi kesalahan bukan berada di pihak guru melainkan di pihak
yang membuka peluang . Jadi tak perlu
mencari siapa yang salah dalam hal ini,melainkan perlu direnungkan kembali
untung ruginya dengan kondisi semacam itu.
Tindakan mencuri strategi dalam menghadapi UASdan UN cukup beralasan. Disamping hal itu
bukan dilarang
juga karena adanya kesempatan. Intinya mencuri
strategi bukan tindakan kejahatan yang bertentangan dengan aturan. Maka selama masih dapat mengakses kisi-kisi maka sah-sah
saja guru mencuri strategi.
Satu hal yang perlu
direnungkan adalah tentang hak anak-anak untuk mendapatkan informasi semaksimal
mungkin. Berapa banyak yang dapat diperoleh anak jika guru hanya memberikan
informasi sebatas apa yang tertera dalam indikator kisi-kisi. Meskipun
kisi-kisi tidak semua bersifat terlaluspesifik
,namun setidaknya gambaran bentuk soal yang diprediksi akankeluar hampir dapat ditebak dengan tepat.
Akibatnya penyajian informasi guru pun sedikit banyak akan
diefektifkan,diefisiensikan sebatas apa yang diperlukan saja. Informasi yang
tidak berkaitan dengan bunyi indikator kisi-kisi pun boleh jadi tidak wajib
diberikan.
Salah satu hal yang terasa
jadi agak ironis adalah sifat kerahasiaan soal-soal UAS dan UN. Sampul UASmaupunUN yang bertuliskan ;Dokumen Negara , Sangat Rahasia pun jadi
kurang bermakna. Betapa tidak,meski dokumen terpasang segel tetapi isinya
seakan tampak jelas dari luar akibat munculnya kisi-kisi. Bagi mereka yang telah
memahami kisi-kisi seakan dapat menerawang bagaimana bunyi soal yang terbungkus
sampai dengan butir per butirnya.Sampul soal menjadi transparan dengan
munculnya kisi-kisi yang telah dibedah jauh-jauh hari sebelumnya.
Kesakralan dan kewibawaan
pelaksanaan UASmaupun UN
tinggallahhal yang
seremonial saja. Ketegangan sekolah dan guru sedikit berkurang. Kepercayaan
diri semakin berkembang lantaran bekal yang diberikan guru semakin matang.
Keyakinan guru akan keberhasilan siswa-siswanya makin meninggi.Hanya satu hal
yang mungkin tetap saja menghantui mereka
yakni persoalan nasib. Faktor nasib inilah konon yang tidak dapat dipelajari
dan tidak dapat dibedah seperti kisi-kisi.
Kasus yang sering terjadi
diluar prediksi adalah gagalnya seorang siswa yang awalnya diprediksi bernilai
bagus atas dasar pengamatan kemampuan mereka sehari-hari. Kasus lain adalah
berhasilnya seorang siswa yang justru dikhawatirkan gagal sebelumya. Inilah
yang disebut dengan nasib seperti yang dipersoalkan di atas. Hanya saja jika
sudah sampai kepada kata nasib tentu
itu urusannya dengan Tuhan. Jadi mereka hanya dapat berusaha mendekati Tuhan
dengan kegiatan berdoa dan sejenisnya seperti yang telah dilakukan oleh banyak
sekolah menjelang UASmaupun
UN.
Terlepas dari persoalan baik
buruknya Bedah Kisi-Kisi dan mencuri strategi, kiranya tetap perlu adanya motivasi dengan bahasa yang
bijak; mari kita berlomba menghadapi UAS dan UN dengan kesiapan dan strategi yang jitu.
Sukses untuk siswa,sukses untuk para guru.
Pendidik di SDN I Kediri UPK Karanglewas
*Dimuat Majalah Sang Guru