Siapa yang tidak kenal face book di
jaman sekarang? Face book di jaman sekarang
ini begitu pesatnya berkembang seperti jamur di musim penghujan. Hampir semua
orang yang mengenal hand phone bisa dpastikan
memilki facebook. Mulai dari orang tua, remaja, sampai anak-anak kecil
sebagian besar bahkan sudah menggunakan facebook.
Sebagian orang dapat memanfaatkan
facebook sebagai sarana yang menguntungkan mereka.Tetapi sebagian diantaranya justru
hanya mengalami kerugian karena tidak mampu memanfaatkan sisi positifnya.
Mereka yang sebenarnya dirugikan adalah yang menggunakannya hanya untuk bercanda ria,
bercuap-cuap. Bahkan ada yang terperosok ke dalamnya karena salah memanfaatkan.
Misal untuk kejahatan, atau mereka menjadi korban kejahatan lewat media ini.
Tidak sedikit orang tertipu lewat facebook, bahkan ada yang terseret ke ranah hukum
gara-gara memposting status yang kurang dapat diterima orang lain.
Yang diuntungkan dari facebook adalah
orang yang jeli memanfaatkannya untuk bisnis, mencari relasi, mencari kawan,atau
untuk kemanfaatan lainnya.
Sebenarnya ada satu keuntungan yang
dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai salah satu pengguna facebook mengingat
hampir bisa disebut sebagian besar dari
mereka adalah pengguna facebook. Hal
yang dapat dimanfaatkannya adalah menjadikan facebook sebagai sarana untuk
belajar menulis. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya?
Berapa banyak informasi dan pengetahuan
yang bisa didapat dari sejumlah postingan teman-teman kita? Segudang informasi
baik yang positif maupun negatif dapat kita baca atau kita lihat. Berbagai
status tertulis baik yang bermutu maupun yang sama sekali tak bermutu dapat
kita baca setiap detik. Sayangnya para
pembuat status kurang bisa memanfaatkan media sosial ini untuk yang baik.
Betapa tidak bermutunya ketika facebook hanya
digunakan untuk menghujat orang lain, selfi,pamer diri, atau bahkan untuk
sekadar pamer tubuh atau mengungkapkan
hal yang sangat sepele yang bersifat privaci. Itulah ketidaksadaran para
pengguna facebook akhir-akhir ini. Dan sebagian diantaranya adalah para
pendidik alias guru.
Kalau kita mau memanfaatkan sisi positif
facebook sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, tentu kita akan melihat
betapa pentingnya facebook sebagai media komunikasi sekaligus media belajar.
Lihat saja ketika kita mulai membuka facebook! Banyak informasi yang kita
peroleh saat itu pula baik yang terbaru maupun informasi usang. Semua tersedia.
Memanfaatkan
facebook sebagai media untuk menulis.
Seorang teman facebook memposting
tentang pengalaman dirinya saat menghadapi anaknya yang sakit keras. Ada lagi
seorang teman yang memposting tentang resep masakan hasil percobaannya. Ada
lagi seorang kawan yang membuat puisi, pantun, cerita lucu, atau bahkan kisah
tentang dirinya maupun orang lain dengan begitu bagusnya. Itulah yang saya
maksud memanfaatkan media sosial ini sebagai ajang menulis.
Jika ada orang menanyakan bisakah hal
itu, jawabannya pasti bisa. Betapa tidak, bukti telah banyak ada. Tanpa diminta
seorang teman facebook telah banyak bertutur lewat rangkaian kata, kalimat, maupun
paragraf untuk diposting di facebook. Awalnya biasa saja. Lewat satu kata
keluhan atau ungkapan yang tengah dirasakannya, semisal ; Kesal! Sedihnya aku..., malasnya...,atau sekadar komentar wkwkwkwk, dan sabagainya. Namun lama- kelamaan dapat juga ia
menuliskan dengan satu kalimat sederhana semisal; Huaduh, panasnya hari ini. Atau, Hayo sapa mau ikutan? Atau ,
Rehat dulu, yuk! dan sebagainya.
Yang lebih diharapkan adalah ketika
mereka mulai berkeluh kesah melalui beberapa kalimat atau beberapa paragraf.
Dengan begitu mereka akan mencoba mengungkapkan perasaanya dalam bentuk bahasa
tulis karena facebook memang hanya bisa untuk mentranslate bahasa lisan menjadi
bahas tulis. Maka tepat jika facebook harus digunakan untuk belajar menulis.
Banyak orang yang awalnya tak berani
menulis tetapi akhirnya banyak memposting tulisannya karena media facebook ini.
Jadi di sinilah sisi positifnya. Mereka tak pernah berpikir tulisannya bagus
atau tidak. Yang pasti mereka sudah merasa percaya diri menulis status atau komentar di facebook.
Barangkali keberanian mereka disebabkan oleh tidak adanya aturan dari siapapun tentang
apa yang akan mereka tuliskan.
Kecuali itu saat menulispun mereka merasa tak
ada yang mengintai atau menilainya karena saat menulis ia lakukan di kamar, di kendaraan,
atau di mana saja yang barangkali orang tidak tahu. Padahal ketika statusnya telah
diposting orang lain akan dapat membaca kemudian menilai kualitas bahasa,
tuturanya, ejaannya, dan sebagainya.
Seorang teman lain sering mengunggah
foto-foto atau gambar yang dimilikinya. Hal itu boleh-boleh saja sepanjang
tidak mengunggah gambar atau foto yang sembrono. Hanya saja mereka sebagaian
ada yang hanya sekadar posting saja
tanpa memanfaatkan untuk belajar menulis. Tapi lihatlah untuk mereka yang
positif dan kreatif. Ia akan memberi komentar atau menulis status tentang
gambar atau foto tersebut.
Gambar-gambar tentang peristiwa tertentu
akan membawa motivasi untuk menuliskan cerita, berita, atau peristiwa apa yang
terkait tentang gambar tersebut. Mereka akan menuliskan beberapa kalimat atau
paragraf sehingga menjadi berita atau cerita yang dapat dibaca dan dimengerti
oleh para pengguna facebook lainnya bukan?
Dengan begitu kita sebenarnya sudah belajar menulis. Bahkan sudah
belajar menjadi seorang reporter atau wartawan.
Berawal dari sebuah kata kemudian ia
ingin menuliskan lebih banyak kalimat atau paragaraf untuk diposting dalam
statusnya. Dan ia akan melanjutkan dan bertambah semangat untuk menanggapi
komentar dari teman-teman lainnya. Ia terus menunggu komentar lainnya yang
selanjutnya akan ia balas sebanyak-banyaknya. Tanpa diperintah sebenarnya
dirinya sudah banyak belajar menulis pada saat itu. Dan motivasi itu sebenarnya
harus dimanfaatkan untuk belajar terus.
Apakah
menulis di facebook berkaitan dengan kegiatan menulis bagi guru?
Jangan membayangkan dulu seorang guru
tiba-tiba menjadi orang yang pinter menuilis karya ilmiah semacam artikel, PTK,
diktat, maupun buku pelajaran. Jangankan menulis hal-hal yang begitu serius,
untuk menuliskan hal yang kecil dan sepele saja mereka kurang berani. Mereka
tidak akan dapat menulis karya ilmiah tanpa belajar menulis yang sederhana
dulu. Karena pada dasarnya keterampilan menulis bukan didapatkan karena bakat, keturunan
atau keajaiban, melainkan karena proses dan motivasi yang kuat. Mereka akan
mahir menulis karena proses yang terus-menerus bukan bisa karena mendadak.
Facebook sebagai media sosial sangat memungkinkan
dimanfaatkan para guru dan pendidik yang ingin memulai belajar menulis. Melalui
facebook seorang penulis pemula bisa bebas menuliskan hal-hal kecil dan sepele.
Tetapi jangan sepelekan tulisan kecil itu, karena dengan menulis di facebook
sebenarnya dirinya sedang belajar menulis hal besar. Membiasakan menulis hal
kecil dan sepele merupakan awal mereka untuk menuliskan hal besar di suatu
hari. Dengan demikian facebook bukanlah satu kegiatan yang tak berguna,
melainkan sangat berguna sejauh kita memiliki kesadaran untuk memanfaatkannya
sebagai sarana untuk belajar menulis.
Bagaimana
cara memanfaatkan FB untuk menulis?
Memulai menulis di FB dengan hal sepele.
Sebagaimana telah disinggung di atas
bahwa untuk memulai belajar menulis berawal dari hal-hal yang sangat sepele.
Dengan menuliskan se-kata dua kata artinya Anda sudah belajar menulis.
Mengungkapkan kekesalan, perasaan, emosi jiwa, bisa jadi awal menulis.
Kata-kata semacam; huaduh, cape dech,
malas aku, sebal, dan lainnya yang biasa diposting pengguna FB menjadi awal
sebuah keberanian.
Dalam hal ini memang bukan masalah panjangnya
status, kualitas status, maupun isinya yang menjadi titik beratnya. Namun lebih
berfungsi untuk memotivasi keberanian Anda untuk memulai menulis. Secara tak
langsung FB menjadi pengganti layar komputer atau kertas untuk sarana Anda
menulis. Dan ketikan jari Anda adalah modal besar untuk berkarya. Jika kegiatan
itu terus berlanjut dan dilakukan secara rutin, tentu semakin lama semakin
berani Anda menuliskan lebih banyak lagi status dan kemudian mompostingnya.
Setelah memposting status pendek Anda
yang berisi ungkapan atau perasaan yang ada di jiwa Anda dalam bentuk satu dua
kata, selanjutnya cobalah Anda untuk menuliskan perasaan Anda lebih banyak
lagi. Buatlah barang beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf! Jangan
takut salah menulis! Anggaplah tulisan kita hanya sekadar tulisan untuk
sendiri. Jika telah terposting, tidak usahlah terlalu dipikirkan. Anggap saja apa yang Anda posting hanyalah gurauan yang
tak perlu dipikirkan kualitasnya. Hal itu penting agar Anda tidak akan
mengalami perasaan minder atau malu.
Langkah berikutnya adalah menulis
tentang keadaan atau peristiwa di sekitar Anda yang Anda jumpai. Tulislah
sebagai laporan atau berita sekadarnya agar dapat diketahui oleh teman FB
Anda. Tidak usah dulu berpikir bagaimana
tekhnik menulisnya tapi yang penting adalah ada dulu tulisannya. Biarkan urusan
ejaan dan tata tulis lainnya menyusul.
Upload gambar atau foto hasil jepretan
Anda di FB sering kali sangat
mempengaruhi motivasi Anda sendiri untuk menulis status. Maka gunakan gambar
Anda sebagai pelengkap cerita dan berita yang Anda posting itu. Dengan begitu
secara tak langsung Anda sudah belajar menjadi seorang wartawan atau reporter
yang notabene memiliki tugas utama menulis berita.
Dengan menulis berita dan meng-upload foto
Anda, maka status Anda akan lebih menarik perhatian para pengguna FB. Dan bukan
tak mungkin Anda akan lebih mendapat perhatian dengan bukti banyaknya yang like Anda atau bahkan memberi komentar.
Dengan begitu Anda akan lebih besar lagi berpeluang untuk menuliskan kembali
tanggapan terhadap komentar orang lain.
Jika hal itu dilakukan secara rutin maka
langkah terakhir Anda tinggal memperbaiki dan merefleksi diri terhadap setiap
tulisan yang hendak Anda posting. Setidaknya ketika Anda hendak menulis status
maka akan berpikir tentang kualitas, tujuan, serta makna isinya. Tidak hanya
sekadar menuliskan sesuatu yang menjadikan dirinya menjadi bodoh.
Akhirnya marilah kita berpikir nilai
positifnya saja dari adanya media sosial FB ini. Gunakan media tersebut sebagai
sarana untuk belajar menulis agar kita bisa menjadi orang yang bisa menulis dan
gagasan kita dapat terbaca orang lain@
*Dimuat Majalah Sang Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar