Senin, 31 Oktober 2016

MEMBEDAH KISI-KISI MENCURI STRATEGI




          Ujian Akhir Sekolah danUjian Nasional ( UASdan UN ) untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Sekolah Atas tinggal beberapa bulan lagi. Berbagai usaha dari pihak sekolah maupun orang tua .
          Ada yang menambah jam pelajaran,les,private, try out,dan sebagainya.
Semua itu bertujuan untukmenyiapkan anak-anak mereka agardapat lulus ujian dan  mendapatkan nilai yang bagus.
Salah satu usaha selain yang telah disebut di atas adalah kegiatan Bedah Kisi-Kisi yang biasanya dilakukan oleh pihak ketiga selain sekolah maupun orang tua,yaitu penerbit buku. Terlepas dari orientasi dan misi mereka untuk ikut memajukan pendidikan ataukah bisnis semata,kita tetap apresiasi karena mereka telah ikut sibuk meramaikan persiapan gebyar tahunan tersebut.
Bedah Kisi-Kisi adalah sebuah kegiatan untuk membaca, menelaah dan memprediksi soal  yang mungkinakan keluardalam UAS maupun UN berdasar rambu-rambu dan indikator penyusunan soal. Kegiatan tersebut sering muncul atas inisiatif dari suatu penerbittertentumeskipunberbuntutdenganpenjualannaskah try out. Meskipun Kisi- Kisi UAS maupun UN dapat diakses langsung melalui internet oleh sekolah maupun guru, tetapi tetap saja sekolah mempercayai Bedah Kisi-Kisi  yang dilakukan oleh suatupenerbit buku akan dapat bermanfaat untuk mebantu siswanya meraih prestasi.
Memang tidak bisa dipungkiri betapa pentingnya kegiatan itu bagi guru,utamanya bagi guru kelas atau guru mata pelajaran yang mengampu kelas akhir. Melalui kegiatan tersebut guru diajak mencermati,menelaah,menganalisa kisi-kisi, dan akhirnya memprediksi soal-soal yang mungkin akan keluar dalam UAS maupun UN kelak. Meskipun tidak semua point indikator  dibahas  dalam kegiatan  tersebut namun setidaknya paraguru telah mendapatkan strategi menganalisis   yang akhirnyadapatuntukbekalmemprediksitiapbutirindikator.
Kembali ke persoalan kisi-kisi,sebagaimana mengacu kepada difinisi dan fungsinya,kisi-kisi sangat membantu para guru dalam menentukan arah belajarsiswa-siswanya yang super efektif.Dikatanbelaja super efektifkarenakandengan berpedoman pada kisi-kisi guru dapat menentukan strategi yang tepat (maaf, bukan strategi pambalajaran ) untuk mendapatkan nilai yang bagus bagi siswanya.
Dengan mecermati kisi-kisi, guru dapat mengambil langkah jitu untuk “berstrategi”mengajari siswa berburu nilai sebagus-bagusnya. Belajarakan menjadi super efektif dan efisien karena mereka sudah memahami arah yang sangat tepat untuk dituju. Ini akan sangat berbeda jika kita tidak memahami kisi-kisi seperti beberapa tahun sebelumnya dimana kisi-kisi UAS, maupun UN bersifat sangat  rahasia . Kisi-kisi tidak  dapat diakses siapapun kecuali pihak-pihak yang  berkompeten saja.Akibatnya guru kurang efektif dalam mencari strategi mengajar. Prediksi sering meleset jauh karena memang yang diprediksi terlalu luas.Akhirnya  nilai yang diperoleh siswapun banyak yang mengecewakan.
Para guru boleh saja sedikit berlega hati dengan adanya kisi-kisi karena bak orang berjalan mereka telah dibekali tongkat, kompas,peta,dan petunjuk perjalanan yang cukup jelas.Singkatnya guru tidak lagi terlalu jauh bila terpaksa terpeleset.Guru sangat terbantu dengan adanya kisi-kisi itu,hanyasajapernahkah terbersit dalam benaknyaseandainyaadapendapat bahwa dengan adanya kisi-kisi sesungguhnya mereka telah sedikit bertindak pelit terhadap murid?
Pertanyaan itu mungkin menimbulkan pertanyaan –pertanyaan baru,sebab pertanyaan itu tampak bernada tuduhan yang menyudutkan. Boleh jadi dalam benak mereka muncul pertanyaan ;apa sih salahku? Apa sih maksud pertanyaan itu? Kenapa menuduh begitu, dan banyak lagi pertanyaan lain yang mungkin muncul. Yang jelas semua ingin dan berhak membela diri.
Alasan kenapa mereka dikatakan telah bertindak pelitmemangdapatditerimaakaldantidakperludiperdebatkan,melainkancukupdirenungkan. Alasansederhananyaadalahsebagaiberikut ; Andai saja mereka tidak mengetahui kisi-kisi, sesungguhnya banyak yang mestinya akan diberikan kepada anak-anak,tetapi karena mereka tahu kisi- kisi maka tak perlulah mereka berikan semuanya.
Ilustrasiberikutinimungkindapatmemperjelaspermasalahn di atas.Seorang guru akan memberikan berbagai informasi tentang X jika saja mereka tidak mengerti kisi-kisi. Karena begitu luasnya materi yang harus diprediksiakankeluardalamsoal UAS maupun UN, akibatnya ia akan  berusaha memberikan informasisemaksimal mungkin tentang X kepada siswa-siswanya,tetapi begitu ia tahu kisi-kisi berbunyi Y maka iapun ambil strategi yang tepat demi efektifitas dan efisiensi. Guru cukup mengajarkan Y saja kepada siswanya agar beban siswa pun lebih ringan.Akibatnya apa yang diperoleh siswa lebih sedikit karena banyak yang tidak diberikan. Itulah yang dimaksud tindakan pelit.
Lalu salahkah guru yang mengambil strategi seperti itu? Tidak ada yang yang menyalahkan. Strategi memang sah-sah saja dipakaiolehsiapapun untuk mencapai satu tujuan.Biarpunada orang yang menyebutnyadenganistilahmencuristrategitapibiarkanlah. Selama strategi tidak bertentangan dengan hukum atau aturan,maka guru tetap boleh menggunakannya. Jadi kesalahan bukan berada di pihak guru melainkan di pihak yang membuka peluang .  Jadi tak perlu mencari siapa yang salah dalam hal ini,melainkan perlu direnungkan kembali untung ruginya dengan kondisi semacam itu.
Tindakan mencuri strategi dalam menghadapi UASdan UN cukup beralasan. Disamping hal itu bukan dilarang juga karena adanya kesempatan. Intinya mencuri strategi bukan tindakan kejahatan yang bertentangan dengan aturan. Maka selama  masih dapat mengakses kisi-kisi maka sah-sah saja guru mencuri strategi.
Satu hal yang perlu direnungkan adalah tentang hak anak-anak untuk mendapatkan informasi semaksimal mungkin. Berapa banyak yang dapat diperoleh anak jika guru hanya memberikan informasi sebatas apa yang tertera dalam indikator kisi-kisi. Meskipun kisi-kisi tidak semua bersifat terlaluspesifik ,namun setidaknya gambaran bentuk soal yang diprediksi akankeluar hampir dapat ditebak dengan tepat. Akibatnya penyajian informasi guru pun sedikit banyak akan diefektifkan,diefisiensikan sebatas apa yang diperlukan saja. Informasi yang tidak berkaitan dengan bunyi indikator kisi-kisi pun boleh jadi tidak wajib diberikan.
Salah satu hal yang terasa jadi agak ironis adalah sifat kerahasiaan soal-soal UAS dan UN. Sampul UASmaupunUN yang bertuliskan ;Dokumen Negara , Sangat Rahasia pun jadi kurang bermakna. Betapa tidak,meski dokumen terpasang segel tetapi isinya seakan tampak jelas dari luar akibat munculnya kisi-kisi. Bagi mereka yang telah memahami kisi-kisi seakan dapat menerawang bagaimana bunyi soal yang terbungkus sampai dengan butir per butirnya.Sampul soal menjadi transparan dengan munculnya kisi-kisi yang telah dibedah jauh-jauh hari sebelumnya.
Kesakralan dan kewibawaan pelaksanaan UASmaupun UN tinggallahhal yang seremonial saja. Ketegangan sekolah dan guru sedikit berkurang. Kepercayaan diri semakin berkembang lantaran bekal yang diberikan guru semakin matang. Keyakinan guru akan keberhasilan siswa-siswanya makin meninggi.Hanya satu hal yang mungkin tetap  saja menghantui mereka yakni persoalan nasib. Faktor nasib inilah konon yang tidak dapat dipelajari dan tidak dapat dibedah seperti kisi-kisi.
Kasus yang sering terjadi diluar prediksi adalah gagalnya seorang siswa yang awalnya diprediksi bernilai bagus atas dasar pengamatan kemampuan mereka sehari-hari. Kasus lain adalah berhasilnya seorang siswa yang justru dikhawatirkan gagal sebelumya. Inilah yang disebut dengan nasib seperti yang dipersoalkan di atas. Hanya saja jika sudah sampai kepada kata nasib tentu itu urusannya dengan Tuhan. Jadi mereka hanya dapat berusaha mendekati Tuhan dengan kegiatan berdoa dan sejenisnya seperti yang telah dilakukan oleh banyak sekolah menjelang UASmaupun UN.
Terlepas dari persoalan baik buruknya Bedah Kisi-Kisi dan mencuri strategi, kiranya tetap  perlu adanya motivasi dengan bahasa yang bijak; mari kita berlomba menghadapi UAS dan UN dengan kesiapan dan strategi yang jitu. Sukses untuk siswa,sukses untuk para guru.

                    Riyadi,S.Pd.
    Pendidik di SDN I Kediri UPK Karanglewas


*Dimuat  Majalah Sang Guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar