Senin, 31 Oktober 2016

MEMANFAATKAN FACE BOOK SEBAGI SARANA BELAJAR MENULIS

MEMANFAATKAN  FACE BOOK SEBAGI SARANA BELAJAR MENULIS

Siapa yang tidak kenal face book di jaman sekarang? Face book di  jaman sekarang ini begitu pesatnya berkembang seperti jamur di musim penghujan. Hampir semua orang yang mengenal hand phone bisa dpastikan  memilki facebook. Mulai dari orang tua, remaja, sampai anak-anak kecil sebagian besar bahkan sudah menggunakan  facebook.
Sebagian orang dapat memanfaatkan facebook sebagai sarana yang menguntungkan mereka.Tetapi sebagian diantaranya justru hanya mengalami kerugian karena tidak mampu memanfaatkan sisi positifnya. Mereka yang sebenarnya dirugikan adalah  yang menggunakannya hanya untuk bercanda ria, bercuap-cuap. Bahkan ada yang terperosok ke dalamnya karena salah memanfaatkan. Misal untuk kejahatan, atau mereka menjadi korban kejahatan lewat media ini. Tidak sedikit orang tertipu lewat facebook,  bahkan ada yang terseret ke ranah hukum gara-gara memposting status yang kurang dapat diterima orang lain.
Yang diuntungkan dari facebook adalah orang yang jeli memanfaatkannya untuk bisnis, mencari relasi, mencari kawan,atau untuk kemanfaatan lainnya.
Sebenarnya ada satu keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai salah satu pengguna facebook mengingat hampir bisa disebut  sebagian besar dari mereka adalah pengguna  facebook. Hal yang dapat dimanfaatkannya adalah menjadikan facebook sebagai sarana untuk belajar menulis. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya?
Berapa banyak informasi dan pengetahuan yang bisa didapat dari sejumlah postingan teman-teman kita? Segudang informasi baik yang positif maupun negatif dapat kita baca atau kita lihat. Berbagai status tertulis baik yang bermutu maupun yang sama sekali tak bermutu dapat kita baca setiap detik. Sayangnya  para pembuat status kurang bisa memanfaatkan media sosial ini untuk yang baik.
 Betapa tidak bermutunya ketika facebook hanya digunakan untuk menghujat orang lain, selfi,pamer diri, atau bahkan untuk sekadar pamer tubuh  atau mengungkapkan hal yang sangat sepele yang bersifat privaci. Itulah ketidaksadaran para pengguna facebook akhir-akhir ini. Dan sebagian diantaranya adalah para pendidik alias guru.
Kalau kita mau memanfaatkan sisi positif facebook sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, tentu kita akan melihat betapa pentingnya facebook sebagai media komunikasi sekaligus media belajar. Lihat saja ketika kita mulai membuka facebook! Banyak informasi yang kita peroleh saat itu pula baik yang terbaru maupun informasi usang. Semua tersedia.
Memanfaatkan facebook sebagai media untuk menulis.
Seorang teman facebook memposting tentang pengalaman dirinya saat menghadapi anaknya yang sakit keras. Ada lagi seorang teman yang memposting tentang resep masakan hasil percobaannya. Ada lagi seorang kawan yang membuat puisi, pantun, cerita lucu, atau bahkan kisah tentang dirinya maupun orang lain dengan begitu bagusnya. Itulah yang saya maksud memanfaatkan media sosial ini sebagai ajang menulis.
Jika ada orang menanyakan bisakah hal itu, jawabannya pasti bisa. Betapa tidak, bukti telah banyak ada. Tanpa diminta seorang teman facebook telah banyak bertutur lewat rangkaian kata, kalimat, maupun paragraf untuk diposting di facebook. Awalnya biasa saja. Lewat satu kata keluhan atau ungkapan yang tengah dirasakannya, semisal ; Kesal! Sedihnya aku..., malasnya...,atau  sekadar komentar wkwkwkwk, dan sabagainya. Namun lama- kelamaan dapat juga ia menuliskan dengan satu kalimat sederhana semisal; Huaduh, panasnya hari ini. Atau, Hayo sapa mau ikutan? Atau , Rehat dulu, yuk! dan sebagainya.
Yang lebih diharapkan adalah ketika mereka mulai berkeluh kesah melalui beberapa kalimat atau beberapa paragraf. Dengan begitu mereka akan mencoba mengungkapkan perasaanya dalam bentuk bahasa tulis karena facebook memang hanya bisa untuk mentranslate bahasa lisan menjadi bahas tulis. Maka tepat jika facebook harus digunakan untuk belajar menulis.
Banyak orang yang awalnya tak berani menulis tetapi akhirnya banyak memposting tulisannya karena media facebook ini. Jadi di sinilah sisi positifnya. Mereka tak pernah berpikir tulisannya bagus atau tidak. Yang pasti mereka sudah merasa  percaya diri menulis status atau komentar di facebook. Barangkali keberanian mereka disebabkan oleh tidak adanya aturan dari siapapun tentang apa yang akan mereka tuliskan.
 Kecuali itu saat menulispun mereka merasa tak ada yang mengintai atau menilainya karena saat menulis ia lakukan di kamar, di kendaraan, atau di mana saja yang barangkali orang tidak tahu. Padahal ketika statusnya telah diposting orang lain akan dapat membaca kemudian menilai kualitas bahasa, tuturanya, ejaannya, dan sebagainya.
Seorang teman lain sering mengunggah foto-foto atau gambar yang dimilikinya. Hal itu boleh-boleh saja sepanjang tidak mengunggah gambar atau foto yang sembrono. Hanya saja mereka sebagaian ada yang hanya sekadar posting  saja tanpa memanfaatkan untuk belajar menulis. Tapi lihatlah untuk mereka yang positif dan kreatif. Ia akan memberi komentar atau menulis status tentang gambar atau foto tersebut.
Gambar-gambar tentang peristiwa tertentu akan membawa motivasi untuk menuliskan cerita, berita, atau peristiwa apa yang terkait tentang gambar tersebut. Mereka akan menuliskan beberapa kalimat atau paragraf sehingga menjadi berita atau cerita yang dapat dibaca dan dimengerti oleh para pengguna facebook lainnya bukan?  Dengan begitu kita sebenarnya sudah belajar menulis. Bahkan sudah belajar menjadi seorang reporter atau wartawan.
Berawal dari sebuah kata kemudian ia ingin menuliskan lebih banyak kalimat atau paragaraf untuk diposting dalam statusnya. Dan ia akan melanjutkan dan bertambah semangat untuk menanggapi komentar dari teman-teman lainnya. Ia terus menunggu komentar lainnya yang selanjutnya akan ia balas sebanyak-banyaknya. Tanpa diperintah sebenarnya dirinya sudah banyak belajar menulis pada saat itu. Dan motivasi itu sebenarnya harus dimanfaatkan untuk belajar terus.
Apakah menulis di facebook berkaitan dengan kegiatan menulis bagi guru?
Jangan membayangkan dulu seorang guru tiba-tiba menjadi orang yang pinter menuilis karya ilmiah semacam artikel, PTK, diktat, maupun buku pelajaran. Jangankan menulis hal-hal yang begitu serius, untuk menuliskan hal yang kecil dan sepele saja mereka kurang berani. Mereka tidak akan dapat menulis karya ilmiah tanpa belajar menulis yang sederhana dulu. Karena pada dasarnya keterampilan menulis bukan didapatkan karena bakat, keturunan atau keajaiban, melainkan karena proses dan motivasi yang kuat. Mereka akan mahir menulis karena proses yang terus-menerus bukan bisa karena mendadak.
Facebook sebagai media sosial sangat memungkinkan dimanfaatkan para guru dan pendidik yang ingin memulai belajar menulis. Melalui facebook seorang penulis pemula bisa bebas menuliskan hal-hal kecil dan sepele. Tetapi jangan sepelekan tulisan kecil itu, karena dengan menulis di facebook sebenarnya dirinya sedang belajar menulis hal besar. Membiasakan menulis hal kecil dan sepele merupakan awal mereka untuk menuliskan hal besar di suatu hari. Dengan demikian facebook bukanlah satu kegiatan yang tak berguna, melainkan sangat berguna sejauh kita memiliki kesadaran untuk memanfaatkannya sebagai sarana untuk belajar menulis.
Bagaimana cara memanfaatkan FB untuk menulis?
Memulai menulis di FB dengan hal sepele.
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa untuk memulai belajar menulis berawal dari hal-hal yang sangat sepele. Dengan menuliskan se-kata dua kata artinya Anda sudah belajar menulis. Mengungkapkan kekesalan, perasaan, emosi jiwa, bisa jadi awal menulis. Kata-kata semacam; huaduh, cape dech, malas aku, sebal, dan lainnya yang biasa diposting pengguna FB menjadi awal sebuah keberanian.
 Dalam hal ini memang bukan masalah panjangnya status, kualitas status, maupun isinya yang menjadi titik beratnya. Namun lebih berfungsi untuk memotivasi keberanian Anda untuk memulai menulis. Secara tak langsung FB menjadi pengganti layar komputer atau kertas untuk sarana Anda menulis. Dan ketikan jari Anda adalah modal besar untuk berkarya. Jika kegiatan itu terus berlanjut dan dilakukan secara rutin, tentu semakin lama semakin berani Anda menuliskan lebih banyak lagi status dan kemudian mompostingnya.
Setelah memposting status pendek Anda yang berisi ungkapan atau perasaan yang ada di jiwa Anda dalam bentuk satu dua kata, selanjutnya cobalah Anda untuk menuliskan perasaan Anda lebih banyak lagi. Buatlah barang beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf! Jangan takut salah menulis! Anggaplah tulisan kita hanya sekadar tulisan untuk sendiri. Jika telah terposting, tidak usahlah terlalu dipikirkan. Anggap saja  apa yang Anda posting hanyalah gurauan yang tak perlu dipikirkan kualitasnya. Hal itu penting agar Anda tidak akan mengalami perasaan minder atau malu.
Langkah berikutnya adalah menulis tentang keadaan atau peristiwa di sekitar Anda yang Anda jumpai. Tulislah sebagai laporan atau berita sekadarnya agar dapat diketahui oleh teman FB Anda.  Tidak usah dulu berpikir bagaimana tekhnik menulisnya tapi yang penting adalah ada dulu tulisannya. Biarkan urusan ejaan dan tata tulis lainnya menyusul.
Upload gambar atau foto hasil jepretan Anda di FB sering kali  sangat mempengaruhi motivasi Anda sendiri untuk menulis status. Maka gunakan gambar Anda sebagai pelengkap cerita dan berita yang Anda posting itu. Dengan begitu secara tak langsung Anda sudah belajar menjadi seorang wartawan atau reporter yang notabene memiliki tugas utama menulis berita.
 Dengan menulis berita dan meng-upload foto Anda, maka status Anda akan lebih menarik perhatian para pengguna FB. Dan bukan tak mungkin Anda akan lebih mendapat perhatian dengan bukti banyaknya yang like Anda atau bahkan memberi komentar. Dengan begitu Anda akan lebih besar lagi berpeluang untuk menuliskan kembali tanggapan terhadap komentar orang lain.
Jika hal itu dilakukan secara rutin maka langkah terakhir Anda tinggal memperbaiki dan merefleksi diri terhadap setiap tulisan yang hendak Anda posting. Setidaknya ketika Anda hendak menulis status maka akan berpikir tentang kualitas, tujuan, serta makna isinya. Tidak hanya sekadar menuliskan sesuatu yang menjadikan dirinya menjadi bodoh.
Akhirnya marilah kita berpikir nilai positifnya saja dari adanya media sosial FB ini. Gunakan media tersebut sebagai sarana untuk belajar menulis agar kita bisa menjadi orang yang bisa menulis dan gagasan kita dapat terbaca orang lain@


*Dimuat  Majalah Sang Guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar