Oleh : Riyadi
Salah
satu hambatan saya dalam menulis adalah merasa diri tidak punya bakat menulis.
Perasaan itu muncul karena saya selalu melihat bahwa menulis haruslah punya
bakat. Para penulis yang hebat tentulah punya bakat lahir. Kadang saya tidak
habis pikir, bagaimana mereka bisa menuangkan gagasan-gagasannya sedemikian hebat. Melihat seperti itu nyali saya untuk menulis
menjadi ciut. Akhirnya saya hanya menjadi orang yang terkesima dengan apa yang
mereka hasilkan. Itulah salah satu kekeliruan saya.
Ternyata
untuk menjadi penulis tidak perlu bakat. Yang penting punya motivasi. Menulis
adalah keterampilan yang harus dilatih. Seperti halnya kalau kita ingin bisa
naik sepeda. Tidak cukup hanya melihat
saja tapi harus mencoba agar bisa.
( Ismail Kusmayadi)
Jika
mau jadi penulis, jangan peduli dengan siapapun yang Anda anggap hebat. Biarkan
orang-orang hebat itu dengan kehebatannya sendiri. Apa hubungannya kehebatan
mereka dengan Anda? Tidak ada! Sekali pun mereka sahabat Anda, tetapi tidak ada
hubungannya sedikit pun dalam urusan bakat atau tidak berbakat. Yang penting
untuk Anda lakukan adalah menulis dan menulis, kemudian menulis dan menulis
lagi. Lupakan orang-orang yang Anda anggap hebat itu! Anda urusi saja Anda
sendiri. Tidak peduli Anda punya bakat atau tidak. Dalam waktu dekat Anda akan
menjadi penulis produktif.(Rs. Rudatan).
Saya
terlalu terbuai dengan para penulis hebat. Saya semakin pesimis ketika ingin
seperti mereka. Padahal ada satu hal yang saya lupakan, yakni saya belum pernah
memulai menulis.
Kegiatan
menulis berarti juga sekaligus berlatih menulis. Membaca memang bagian dari
menulis. Orang mengatakan kita dapat belajar menulis dari membaca. Akan tetapi
kita tidak akan bisa menulis hanya dengan membaca.
Hal
lain yang sering saya lupakan, saya sering memandang para penulis
itu dari sisi hasil karyanya saja. Saya kadang lupa melihat mereka dari
prosesnya. Sebab setiap penulis pasti mengalami saat pertama kali menulis yang
diliputi oleh kegagapan dan kegagalan.
Tulisan mereka tidak langsung bagus dan bermutu. Tetapi mereka tidak pernah
menyerah.
Mungkin
suatu saat Anda akan mampu menulis sebuah artikel bermutu dalam waktu 15 menit
saja. Tapi untuk itu Anda butuh waktu 30 tahun. Maka Anda jangan berniat
memulai menulis esok atau lusa! Mulailah
sekarang juga!
Menulis
bukan seperti orang membuat mie instan. Cukup waktu singkat untuk
mewujudkannya. Jadi keliru jika Anda
baru akan memulai menulis esok atau lusa.
Tidak
ada orang yang dilahirkan untuk menjadi penulis. Yang benar adalah ia
tercipta sebagai penulis karena latihan
dan belajar.
“Usahakan
Anda menulis setiap hari. Niscaya kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat
kandungan manfaat yang luar biasa! Dari saat Anda bangun, menulis meningkatkan
aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantong di bawah
mata Anda akan segera lenyap dan kulit Anda terasa segar kembali.” (Fatima
Mernissi)
Ali
Muakhir berkata bahwa menulis itu mudah. Ketika kita ingin menulis, menulislah!
Jangan terlalu banyak hal yang dipikirkan selain menulis apa yang ingin
dituliskan. Maka ia selalu langsung menuliskan apa saja. Tetapi beda
dengan Topik Mulyana, ia berpendapat
bahwa menulis itu sulit karena dia selalu memikirkan teori menulis yang benar.
Agar
kita menghasilkan tulisan maka segera saja tulis apa saja yang ada dalam
pikiran Anda! Jangan memikirkan tulisan Anda benar atau salah, bagus atau
tidak, bermutu atau tidak! Teori menulis yang benar akan didapat ketika Anda
sudah memiliki tulisan. Jika Anda terlalu memikirkan teori menulis maka Anda
tidak akan berani menulis. Biarkan teori menulis dipelajari orang lain. Teori
menulis dipelajari oleh orang yang akan mengritik tulisan.
Menulis
akan menjadi lebih sulit pada saat kita
lebih dulu tahu tentang teori menulis. Tetapi akan lebih mudah jika kita tahu
teori menulis belakangan.
Penulis
bukanlah orang yang akan menilai karya tulisannya baik atau tidak. Biarkan
pembaca atau kritikus yang menilai karya kita. Tugas penulis adalah menulis dan
menulis.
“Nekat”
adalah sesuatu yang kadang berbahaya. Tetapi nekat menulis adalah hal yang
dapat mendatangkan keberuntungan. Banyak para penulis handal yang sukses
berawal dari nekat. Nekat itulah yang menjadi modal awal keberhasilan menulis.
Jadi nekat sajalah Anda untuk menulis! Jangan pelajari dulu tentang teori menulis,
melainkan belajar dulu dengan nekat itu!
Banyak orang beralasan tak bisa menulis karena tidak
punya waktu. Jika alasan itu disampaikan, kenapa kita tidak mencuri waktu?
Menulis bisa dilakukan di sela saat kita mengajar, bekerja, atau bahkan tidur.
Menulis tidak harus selesai saat itu pula tapi bisa dicicil. Sehari bisa
menulis satu paragraf maka sebulan sudah dapat tiga puluh paragraf bukan?
Beberapa
hal yang harus segera Anda buang jauh-jauh dari pikiran Anda adalah :
1. Saya
bukanlah penulis.
2. Takut
salah atau malu-malu.
3. Tidak
bisa menulis hal-hal yang hebat.
4. Tidak
punya ide orisional.
5. Dihantui
panjang tulisan.
Memulai
menulis adalah hambatan terbesar. Setelah kita memegang bolpoin, kertas, atau
berada di depan komputer kita bingung mau memulai dari kata atau kalimat apa.
Kita hanya tertegun memikirkannya. Ujung-ujungnya kita tidak jadi menulis pada
saat itu. Jika kita mengalami begitu, sentuhkan saja bolpoin itu ke kertas dan
biarkan dia mengikuti kata pertama yang muncul dari pikiran kita! Maka teruskanlah
kata selanjutnya!
Akhirnya
saya ajak Anda untuk nekat sekarang juga. Peganglah bolpoin Anda dan tuliskan
sesuka hati Anda sekarang juga! Tuliskanlah sekarang juga tanggapan Anda
tentang kutipan-kutipan Ismail Kusmayadi
dan kawan-kawan lain yang telah saya bumbui semau saya! Atau kritik
habis-habisan dari segi manapun terhadap tulisan ini! Yang penting hari ini
Anda menghasilkan tulisan!
Lakukan
sekarang juga! Jangan tunda barang satu menit pun! Satu...dua...tiga...!
Mulai...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar