Rabu, 26 Oktober 2016

RENUNGAN BAGI ANDA YANG BELUM BERANI MENULIS


Oleh : Riyadi

Salah satu hambatan saya dalam menulis adalah merasa diri tidak punya bakat menulis. Perasaan itu muncul karena saya selalu melihat bahwa menulis haruslah punya bakat. Para penulis yang hebat tentulah punya bakat lahir. Kadang saya tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa menuangkan gagasan-gagasannya  sedemikian hebat.  Melihat seperti itu nyali saya untuk menulis menjadi ciut. Akhirnya saya hanya menjadi orang yang terkesima dengan apa yang mereka hasilkan. Itulah salah satu kekeliruan saya.
Ternyata untuk menjadi penulis tidak perlu bakat. Yang penting punya motivasi. Menulis adalah keterampilan yang harus dilatih. Seperti halnya kalau kita ingin bisa naik sepeda.  Tidak cukup hanya melihat saja tapi harus mencoba agar bisa.            ( Ismail Kusmayadi)
Jika mau jadi penulis, jangan peduli dengan siapapun yang Anda anggap hebat. Biarkan orang-orang hebat itu dengan kehebatannya sendiri. Apa hubungannya kehebatan mereka dengan Anda? Tidak ada! Sekali pun mereka sahabat Anda, tetapi tidak ada hubungannya sedikit pun dalam urusan bakat atau tidak berbakat. Yang penting untuk Anda lakukan adalah menulis dan menulis, kemudian menulis dan menulis lagi. Lupakan orang-orang yang Anda anggap hebat itu! Anda urusi saja Anda sendiri. Tidak peduli Anda punya bakat atau tidak. Dalam waktu dekat Anda akan menjadi penulis produktif.(Rs. Rudatan).
Saya terlalu terbuai dengan para penulis hebat. Saya semakin pesimis ketika ingin seperti mereka. Padahal ada satu hal yang saya lupakan, yakni saya belum pernah memulai menulis.
Kegiatan menulis berarti juga sekaligus berlatih menulis. Membaca memang bagian dari menulis. Orang mengatakan kita dapat belajar menulis dari membaca. Akan tetapi kita tidak akan bisa menulis hanya dengan membaca.
Hal lain yang  sering saya  lupakan, saya sering memandang para penulis itu dari sisi hasil karyanya saja. Saya kadang lupa melihat mereka dari prosesnya. Sebab setiap penulis pasti mengalami saat pertama kali menulis yang diliputi oleh kegagapan dan  kegagalan. Tulisan mereka tidak langsung bagus dan bermutu. Tetapi mereka tidak pernah menyerah.
Mungkin suatu saat Anda akan mampu menulis sebuah artikel bermutu dalam waktu 15 menit saja. Tapi untuk itu Anda butuh waktu 30 tahun. Maka Anda jangan berniat memulai menulis esok atau lusa! Mulailah  sekarang juga!
Menulis bukan seperti orang membuat mie instan. Cukup waktu singkat untuk mewujudkannya. Jadi keliru jika Anda  baru akan memulai menulis esok atau lusa.
Tidak ada orang yang dilahirkan untuk menjadi penulis. Yang benar adalah ia tercipta  sebagai penulis karena latihan dan belajar.
“Usahakan Anda menulis setiap hari. Niscaya kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar biasa! Dari saat Anda bangun, menulis meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama di atas kertas kosong, kantong di bawah mata Anda akan segera lenyap dan kulit Anda terasa segar kembali.” (Fatima Mernissi)
Ali Muakhir berkata bahwa menulis itu mudah. Ketika kita ingin menulis, menulislah! Jangan terlalu banyak hal yang dipikirkan selain menulis apa yang ingin dituliskan. Maka ia selalu langsung menuliskan apa saja. Tetapi beda dengan  Topik Mulyana, ia berpendapat bahwa menulis itu sulit karena dia selalu memikirkan teori menulis yang benar.
Agar kita menghasilkan tulisan maka segera saja tulis apa saja yang ada dalam pikiran Anda! Jangan memikirkan tulisan Anda benar atau salah, bagus atau tidak, bermutu atau tidak! Teori menulis yang benar akan didapat ketika Anda sudah memiliki tulisan. Jika Anda terlalu memikirkan teori menulis maka Anda tidak akan berani menulis. Biarkan teori menulis dipelajari orang lain. Teori menulis dipelajari oleh orang yang akan mengritik tulisan.
Menulis akan  menjadi lebih sulit pada saat kita lebih dulu tahu tentang teori menulis. Tetapi akan lebih mudah jika kita tahu teori menulis belakangan.
Penulis bukanlah orang yang akan menilai karya tulisannya baik atau tidak. Biarkan pembaca atau kritikus yang menilai karya kita. Tugas penulis adalah menulis dan menulis.
“Nekat” adalah sesuatu yang kadang berbahaya. Tetapi nekat menulis adalah hal yang dapat mendatangkan keberuntungan. Banyak para penulis handal yang sukses berawal dari nekat. Nekat itulah yang menjadi modal awal keberhasilan menulis. Jadi nekat sajalah Anda untuk menulis! Jangan pelajari dulu tentang teori menulis, melainkan belajar dulu dengan nekat itu!
Banyak  orang beralasan tak bisa menulis karena tidak punya waktu. Jika alasan itu disampaikan, kenapa kita tidak mencuri waktu? Menulis bisa dilakukan di sela saat kita mengajar, bekerja, atau bahkan tidur. Menulis tidak harus selesai saat itu pula tapi bisa dicicil. Sehari bisa menulis satu paragraf maka sebulan sudah dapat tiga puluh paragraf bukan?
Beberapa hal yang harus segera Anda buang jauh-jauh dari pikiran Anda adalah :
1.    Saya bukanlah penulis.
2.    Takut salah atau malu-malu.
3.    Tidak bisa menulis hal-hal yang hebat.
4.    Tidak punya ide orisional.
5.    Dihantui panjang tulisan.
Memulai menulis adalah hambatan terbesar. Setelah kita memegang bolpoin, kertas, atau berada di depan komputer kita bingung mau memulai dari kata atau kalimat apa. Kita hanya tertegun memikirkannya. Ujung-ujungnya kita tidak jadi menulis pada saat itu. Jika kita mengalami begitu, sentuhkan saja bolpoin itu ke kertas dan biarkan dia mengikuti kata pertama yang muncul dari pikiran kita! Maka teruskanlah kata selanjutnya!
Akhirnya saya ajak Anda untuk nekat sekarang juga. Peganglah bolpoin Anda dan tuliskan sesuka hati Anda sekarang juga! Tuliskanlah sekarang juga tanggapan Anda tentang kutipan-kutipan Ismail Kusmayadi  dan kawan-kawan lain yang telah saya bumbui semau saya! Atau kritik habis-habisan dari segi manapun terhadap tulisan ini! Yang penting hari ini Anda menghasilkan tulisan!
Lakukan sekarang juga! Jangan tunda barang satu menit pun! Satu...dua...tiga...!
Mulai...!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar